All Good - 134

866 134 32
                                    

Meskipun hanya kurang lebih tiga puluh menit terkurung di dalam ruangan yang bersuhu cukup rendah, Jeje tiba-tiba saja terserang demam setelah mereka tiba di hotel setelah konser di kota Amsterdam selesai dengan sukses. Atas pertimbangan dari pihak perusahaan, Jeje diputuskan untuk dirawat selama semalam di rumah sakit dan akan kembali keesokan harinya sebelum penerbangan mereka ke Los Angeles.


S.Coups tentu saja menemani Jeje selama kekasihnya itu dirawat di sana. Sebagai penyamaran, S.Coups tidak sendirian selama menemani Jeje. Ada Vernon yang menemani keduanya. Selain untuk pengalih perhatian, keberadaan Vernon di sana juga membantu percakapan antara S.Coups dengan dokter yang merawat Jeje.


"Aku hanya demam biasa. Harusnya aku istirahat saja di hotel, tidak perlu sampai seperti ini...." keluh Jeje sambil bersandar di atas ranjang rumah sakit yang sedikit dinaikkan bagian kepalanya. Dia merasa aneh menggunakan pakaian pasien rumah sakit serta selang infus yang menancap di punggung tangan kirinya.


"Kamu terkurung di sana selama tiga puluh menit dan kamu bilang kamu hanya demam biasa? Sudah bagus kamu tidak kena hipotermia...." geram S.Coups. Dia masih marah, karena pihak penyelenggara belum bisa menemukan siapa yang mengunci pintu ruang ganti mereka dan kenapa mesin pemanas di ruangan tersebut tiba-tiba tidak berfungsi.


"Sayang sekali sebenarnya, padahal venue itu cukup sering dipergunakan untuk konser musik. Tetapi letak ruang gantinya malah berada di daerah blind spot. CCTV hanya menyorot dari satu sisi, sementara dari sisi yang lain sama sekali tidak tertangkap kamera...." Vernon yang duduk di sofa sambil menonton televisi yang menyala ikut berkomentar. Dia juga menyayangkan kejadian yang menimpa Jeje.


"Tidak usah terlalu dibesar-besarkan.... Ini juga baru pertama kali terjadi di sana kan...."sahut Jeje.


"Justru kenapa harus pertama kali terjadi saat konser kita di sana ? Untung saja tidak terjadi apa-apa padamu...." dengus S.Coups.


Jeje meraih tangan S.Coups yang duduk di samping brankar lalu menggenggamnya dengan lembut.


"Tidak usah terlalu dipikirkan, okay ? Kepalamu bagaimana? Apa masih terasa sakit ?"


S.Coups menghembuskan napas dengan kasar. Di saat-saat seperti ini, Jeje malah bisa-bisanya masih mengkhawatirkan soal dirinya.


"Sakit di kepalaku langsung hilang waktu aku dengar kalau kamu hampir jatuh di dalam lift hotel"


Demam yang menyerang Jeje disertai dengan nyeri di kepalanya. Saat mereka kembali ke hotel dan menuju ke kamar mereka masing-masing, Jeje yang tidak bisa menahan nyeri yang menghantam kepalanya itu oleng di dalam lift. Untung saja ada Jio yang bersama Jeje saat itu. Alih-alih membawa Jeje ke kamar yang ditempati oleh gadis itu, Jio membawa Jeje ke dalam kamarnya sendiri karena dia tidak memiliki teman sekamar. Baru setelah itu dia memanggil S.Coups dan membawa pria itu untuk melihat keadaan Jeje.


Ingatkan S.Coups untuk memberikan hadiah pada Jio yang sudah cepat tanggap seperti itu. Seandainya saja Jio malah membawa Jeje kembali ke
kamarnya sendiri, S.Coups tidak akan bisa menemui Jeje dan melihat kondisinya. Jika dia melakukan hal itu pasti akan menimbulkan kecurigaan dari staf tambahan yang kebetulan sekamar dengan Jeje.


S.Coups yang tidak menjawab ditambah lagi dengan wajahnya yang dikeraskan membuat Jeje berpikir bahwa dia harus menjinakkan S.Coups.


"Oppa.... Aku bertanya padamu....."


"Ewwwhhh......" Vernon mengernyit geli bercampur jijik mendengar panggilan Jeje pada S.Coups. Sementara yang dipanggil justru menganga.


"Obat apa yang diberikan dokter padamu? Kenapa kamu jadi semanis ini, Baby ?"


ALL GOOD (SEVENTEEN X NCT 127)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang