All Good - Sixty Four

1.7K 262 29
                                    


Rahasia yang diungkapkan oleh Jeonghan membuat Jeje terombang-ambing dengan perasaannya sendiri. Tentu saja, seharusnya dia sudah bisa menebak, siapa orang yang ada di balik sejumlah sticky notes yang dia terima selama ini. Tidak ada anggota yang menerima keberadaannya sebaik Joshua. Sejak awal, hanya pria itu yang membuat pekerjaannya terasa mudah.


Tapi jauh di dalam lubuk hati Jeje, dia tidak bisa menampik, ada sosok lain yang dia harapkan menjadi orang tersebut. Sosok lain yang sering dia khayalkan menjadi orang yang memberikan kalimat penyemangat untuk dirinya.


Jadi ketika Jeonghan mengatakan bahwa Joshua lah yang mengirimkan semua sticky notes yang tertempel rapi di dinding kamar Jeje, ada secuil rasa kecewa juga yang hinggap dalam hatinya. Tetapi Jeje berusaha untuk menepis jauh-jauh rasa kecewa itu. Dia seharusnya berterima kasih pada Joshua. Tidak bisa dia pungkiri, di kala dia lelah menghadapi segala macam tingkah anggota Seventeen dan Ilichil, kalimat-kalimat singkat yang ditulis oleh pria itu menjadi salah satu sumber healing bagi Jeje.


Kalimat-kalimat motivasi yang ditulis oleh Joshua bak mantera sihir yang bisa membuat Jeje kembali bersemangat.


"Noona..... Gwaenchanha?" Doyoung menghampiri Jeje yang dipaksa duduk di salah satu sofa yang ada di ruang tunggu. Hari ini adalah fitting terakhir wardrobe yang akan dipakai oleh seluruh anggota untuk syuting movie video serta selama masa promosi. Ada tiga premium brand yang menawarkan diri menjadi sponsor wardrobe mereka. Jadinya seluruh anggota pun harus bergantian mendatangi butik-butik dari ketiga premium brand tersebut.


"Noona....." panggil Doyoung lagi. "Apa kaki Noona terasa sakit?"


Ah iya....


Ngomong-ngomong soal cedera di kaki Jeje


Tadi pagi saat mereka hendak berangkat dari Guest House untuk melakukan jadwal mereka hari ini, Jeonghan tiba-tiba memberikan pengumuman di dalam bus. Isi dari pengumuman itu tidak lain dan tidak bukan adalah rekap lengkap dari cerita Jeje soal kenapa kakinya bisa terluka seperti itu. Padahal Jeje sudah bersusah payah untuk menyembunyikan cederanya, tapi mulut Jeonghan dengan lancar membeberkan semuanya.


Reaksi para anggota sudah bisa tertebak. Mereka semua langsung mengerumuni Jeje. Mencecar Jeje dengan berbagai pertanyaan. Yang paling merasa bersalah adalah Hoshi, Wonwoo, Mingyu, Jaehyun dan Haechan.


Hoshi merasa bersalah karena menurut kesimpulan yang ditarik oleh Jeonghan, Jeje tidak mungkin diserempet motor di basement rumah sakit kalau dia tidak membelikan berbagai macam makanan yang dipesan oleh Hoshi.


Wonwoo merasa bersalah karena malam sebelumnya dia justru mengajak Jeje untuk menemaninya di dekat kolam renang. Menurut Wonwoo, Jeje pasti cukup kesusahan menahan rasa sakit akibat cedera di kakinya, tapi Wonwoo dengan polosnya meminta Jeje untuk meluangkan waktu untuknya.


Jaehyun dan Mingyu juga tidak ketinggalan ikut-ikutan merasa bersalah. Ketika Jeje menjemput mereka berdua di ruang terapi, mereka berdua justru sibuk dengan urusan mereka sendiri. Saling ejek satu sama lain sepanjang perjalanan dari rumah sakit sampai tiba di gedung tempat studio latihan mereka berada.


Sama seperti Wonwoo, Haechan juga merasa bersalah. Tapi berbeda dengan yang lain, Haechan pikir harusnya semalam dia membuatkan ramen untuk Jeje supaya Jeje bisa kuat menahan rasa sakit yang terus mendera kaki kirinya.


Jeje berhasil membungkam mulut semua anggota dengan mengatakan bahwa dia baik-baik saja. Taeil juga ikut membantu menenenangkan dengan meminta para anggota supaya kembali ke tempat duduk mereka masing-masing karena bus yang mereka tumpangi akan segera berangkat.


ALL GOOD (SEVENTEEN X NCT 127)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang