All Good - 106

1.4K 205 38
                                    

S.Coups benar-benar menjalankan rencananya. Setelah mereka kembali ke Guest House, S.Coups langsung membersihkan dirinya lalu berbaring di atas tempat tidurnya. Dia berpura-pura memasang wajah kelelahan saat Taeil bertanya padanya dan mengatakan kalau dia ingin tidur lebih cepat.


S.Coups menunggu sampai tidak lagi terdengar suara-suara di sekitaran lantai satu. Setelah dirasa aman, S.Coups pelan-pelan beranjak bangun dari kasur, lalu dengan gerakan perlahan dia berjalan mengendap-endap keluar dari kamarnya. Tujuannya tidak lain dan tidak bukan adalah kamar Jeje.


S.Coups melangkah dengan waspada. Dia menajamkan pendengarannya. Beberapa kali menolehkan kepalanya ke belakang ketika dia mendengarkan suara-suara yang tidak lazim dari balik punggungnya. Padahal jarak antara kamarnya dan kamar Jeje hanya sejauh lima langkah orang dewasa, tetapi tubuhnya mengeluarkan keringat seperti baru saja menyelesaikan perlombaan lari jarak pendek.


S.Coups tiba dengan selamat di depan pintu kamar Jeje. Sebelum memutar kenop pintu kamar gadis itu, S.Coups kembali menolehkan kepalanya ke kanan dan ke kiri untuk memeriksa keadaan di sekelilingnya.


Masih aman, pikir S.Coups.


Tangannya kemudian bergerak untuk memutar kenop pintu kamar Jeje sambil menahan napas, dalam hati berharap semoga Jeje tidak mengunci pintu kamarnya dari dalam.


Ceklek


S.Coups menghembuskan napas lega karena rencananya berjalan dengan lancar. Tanpa menunggu lama, dia langsung masuk ke dalam kamar Jeje lalu cepat-cepat menutup pintu di belakangnya.


"WAAAAAA!!!!"


"Ssssstttttt !!!!"


S.Coups bersandar ke pintu yang sudah tertutup dengan jantung yang berdegup dua kali lebih kencang. Napasnya menderu cepat. Dia benar-benar terkejut melihat penampakan yang ada di hadapannya.


Jeje dengan wajah ditutupi masker warna hijau.


Sementara Jeje kembali berdesis sambil meletakkan jari telunjuk bagian tengah mulutnya.


Kedua tangan S.Coups terangkat ke atas, menutupi mulutnya yang tadi terbuka lebar.


Jeje kemudian menyuruh S.Coups untuk duduk, masih dengan hanya menggerakkan jari telunjuknya. Wajahnya masih susah digerakkan karena masker yang menempel di permukaan kulitnya.


S.Coups menurut. Dengan kedua tangan yang masih menutupi mulutnya, dia berjalan ke atas tempat tidur Jeje lalu duduk di sana. Sedangkan Jeje masuk ke dalam kamar mandi untuk membasuh wajahnya. Tidak sampai sepuluh menit, Jeje sudah keluar dengan tampilan yang normal, tanpa ada lagi clay mask warna hijau di seluruh wajahnya.


"Kau benar-benar menakutiku, Baby.... Aku pikir aku melihat hantu di kamarmu tadi...."


Jeje yang sedang mengeringkan wajahnya dengan lembaran tissue kering mendengus pelan.


"Siapa suruh masuk ke dalam kamarku tanpa permisi..."


S.Coups merengut kesal.


"Aku ini dilanda rindu,tahu !!! Aku memilikimu tapi seperti tidak benar-benar memilikimu.... Aku harus membagi dirimu dengan anak-anak sialan itu...."


Jeje membuang lembaran tissue yang sudah dia pakai untuk mengeringkan wajahnya ke dalam tempat sampah baru dia berdiri menghadap S.Coups sambil berkacak pinggang.


"Jadi, kau menyesal aku kembali ke sini ? Okay, besok aku kembali jadi staf Dream saja...."


"Eittt.... Bukan begitu juga, Baby...." Lengan S.Coups terulur ke depan. Dia menarik pergelangan tangan Jeje dan membuat gadis itu duduk di sebelahnya. Wajahnya masih terlihat cemberut.


ALL GOOD (SEVENTEEN X NCT 127)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang