"Apa harus sejauh ini kau menghindar dariku ?"
Tubuh Jeje yang sedari tadi membungkuk untuk memetik bunga mawar dari kebun di halaman belakang panti asuhan langsung menegak setelah indera pendengarannya mengenali suara berat dan dalam yang terdengar dari arah belakang tubuhnya.
Jeje memutar tubuhnya. Matanya sedikit menyipit karena sinar matahari sore di akhir musim gugur yang ternyata masih cukup menyilaukan.
"Coups-ah ?" tanya Jeje. Sekedar meyakinkan dirinya sendiri kalau sosok yang sedang berdiri di hadapannya dengan raut wajah yang sukar ditebak itu benar-benar salah satu dari penghuni Guest House atau hanya sekedar ilusi semata.
Ilusi dari kerinduan yang selama ini selalu disangkal oleh Jeje.
Tapi ketika sosok itu berjalan dengan langkah yang tergesa-gesa ke arahnya, Jeje yakin bahwa memang itu bukan sekedar ilusi. S.Coups benar-benar berada beberapa meter dari posisinya sekarang. Pria itu menemukannya.
Semakin pendek jarak antara dirinya dan S.Coups, Jeje merasa pasokan oksigen yang tersedia supaya dia bisa bernapas dengan normal semakin menipis. Belum lagi jantungnya yang kembali berulah.
Dia pikir, berada jauh dari S.Coups bisa mendetoksifikasi segala reaksi-reaksi yang muncul setiap kali mereka berada di ruang dan waktu yang sama.
Tapi ternyata Jeje salah.
Reaksi-reaksi itu masih ada, malah mungkin semakin menggila sejak terakhir kali dia melihat pria itu di atas panggung.
Jeje menarik napas panjang. Mencoba memasang wajah sedatar mungkin saat S.Coups berdiri tepat di hadapannya. Memikirkan harus melakukan apa untuk mengalihkan pikirannya dari keinginan untuk melakukan hal-hal di luar akal sehatnya.
Tapi Jeje berusah untuk tetap memijakkan kakinya di bumi.
Alih-alih melakukan hal seperti yang dia bayangkan, Jeje justru mengulurkan tangan kanannya ke depan. Membuat satu alis S.Coups menukik tajam.
"Untuk apa ini ?"
"Untuk penjualan album kalian yang mencapai lima juta kopi. Untuk penghargaan yang baru saja kalian dapatkan pada Asian Music Awards. Untuk nominasi- nominasi yang kalian dapatkan pada acara pengharagaan musik yang lain... Kau bisa memilihnya sendiri...."
"Aku tidak datang ke sini hanya sekedar untuk menerima ucapan selamat darimu....."
Jeje menurunkan tangannya.
"Baiklah kalau begitu. Karena kau sudah jauh-jauh datang ke sini, biar aku buatkan minum. Penggemarmu akan membunuhku kalau mereka tahu aku membiarkanmu kehausan setelah menempuh perjalanan yang cukup panjang dari kota Seoul menuju ke tempat ini...."
Jeje hendak berbalik namun tangan S.Coups lebih dulu bergerak mencekalnya.
"Bisakah kau tidak terus-terusan berpura-pura seperti itu? Apakah kau tidak tahu, saat ini aku setengah mati menahan diri untuk tidak memelukmu dan membawamu pergi dari sini? Aku benar-benar merindukanmu.... Aku hampir gila karena kehilangan dirimu. Apa kau tidak menyadari hal itu ?"
Jeje menatap wajah S.Coups saat pria itu menumpahkan perasaannya.
Jeje ingin berlari memeluk S.Coups. Dia rindu menghirup wangi buah peach yang selalu menguar setiap kali mereka berdekatan. Tapi dia tidak bisa. Kakinya seperti dipaku di tempat.
KAMU SEDANG MEMBACA
ALL GOOD (SEVENTEEN X NCT 127)
FanfictionAll Good, proyek yang dibesut oleh dua agensi besar Korea Selatan untuk meredakan perseteruan antara dua idol group yang berada di bawah asuhan mereka. 22 pria akan tinggal di bawah satu atap yang sama dalam waktu satu tahun. Apakah proyek ini mampu...