Woozi tidak pernah suka minum minuman keras. Bahkan faktanya, sudah tujuh tahun dia berhenti mengkonsumsi minuman yang mengandung alkohol. Karena dia tahu, jika indera pengecapnya bertemu dengan alkohol, maka akal sehat dan logikanya akan menghilang. Sisi sentimentalnya yang akan mendominasi dan Woozi tidak terlalu suka akan hal itu. Dia tidak suka terlihat emosional di depan orang banyak.
Tetapi, dua bulan setelah proyek All Good berjalan, Woozi tiba-tiba memiliki keinginan untuk menikmati satu atau dua botol soju di Guest House. Dia tidak ingin mengajak siapapun untuk menemaninya minum. Dia ingin minum sendiri saja. Makanya dia memilih waktu saat semua orang sudah tertidur. Woozi mengendap-endap keluar dari kamar yang dia tempati bersama Jeonghan pada pukul dua dini hari, turun ke lantai satu dan mengambil satu botol soju yang adalah milik Hoshi.
Nanti saja dia menggantinya.
Kalau dia ingat.
Lagipula Hoshi tidak akan memperhatikan apabila satu atau dua botol soju miliknya di kulkas menghilang.
Setelah mengambil sebuah gelas dari kabinet, Woozi menarik satu kursi kosong lalu mendudukkan dirinya di sana. Dengan menggunakan sendok, Woozi membuka tutup botol soju, menuangkan sampai gelasnya penuh lalu menghabiskannya dalam satu tegukan. Dia mendesis saat cairan pahit itu melewati tenggorokannya.
Merasa ada yang kurang, Woozi berdiri dari kursi, berjalan menuju ke lemari pendingin dan membuka pintunya. Matanya memindai dengan cermat isi dari lemari pendingin. Mencari makanan ringan yang bisa menemani Woozi untuk menikmati soju. Pilihan Woozi kemudian jatuh pada sebungkus crackers udang milik Vernon. Satu tangannya terulur untuk mengambil crackers kemudian dengan tangan yang lain dia menutup pintu lemari pendingin. Dia kemudian kembali duduk di kursinya, menuangkan lagi isi botol soju ke dalam gelas, menandaskannya dalam satu tegukan kemudian merogoh bungkus crackers yang sudah dia buka lalu menelan segenggam penuh crackers rasa udang milik Vernon itu.
Sambil mengunyah, pikiran Woozi mulai berkelana. Merenungkan satu-satunya alasan kenapa dia berada di ruang makan dengan ditemani satu botol soju sementara penghuni Guest House yang lain kemungkinan besar sudah terlelap dalam alam mimpi di dalam kamar mereka masing-masing.
Woozi sedang resah. Sejak diberikan tanggung jawab untuk memproduseri langsung album bersama Seventeen dan Ilichil, Woozi merasa kesulitan untuk bernapas. Jujur saja, dia merasa tanggung jawab itu sangatlah berat. Berkali-kali dia mengalami mimpi buruk. Di dalam mimpinya itu, proyek All Good ini gagal, album bersama mereka tidak direspon baik oleh penggemar, dan semuanya menyalahkan Woozi.
Meski itu hanya mimpi, tapi kekecewaan dan ketakutan kalau album itu gagal terus terbawa bahkan sampai di dunia nyata. Itu sebabnya, Woozi memaksa dirinya sendiri. Mendorong dirinya untuk bekerja sebaik mungkin, sesempurna mungkin. Tidak ada ruang untuk melakukan kesalahan. Bahkan oleh anggota grupnya sendiri.
Suara derap langkah yang mendekati ruang makan membuat Woozi mendongak. Tangannya yang tadinya akan mengantarkan segelas penuh soju berhenti di udara. Kedua alisnya terangkat saat pemilik suara derap langkah itu menampakkan dirinya.
"Noona pikir lagi-lagi Jaehyun yang tidak bisa tidur, tenyata bukan." ucap Jeje.
"Heum...." balas Woozi sebelum kembali menghabiskan isi gelasnya kemudian meletakkan gelas yang sudah kosong itu di atas meja makan.
Jeje mendekat, menarik kursi kosong di hadapan Woozi lalu duduk di sana sambil melipat kedua tangannya di atas meja.
"Kenapa minum sendirian ?" tanya Jeje.
KAMU SEDANG MEMBACA
ALL GOOD (SEVENTEEN X NCT 127)
FanfictionAll Good, proyek yang dibesut oleh dua agensi besar Korea Selatan untuk meredakan perseteruan antara dua idol group yang berada di bawah asuhan mereka. 22 pria akan tinggal di bawah satu atap yang sama dalam waktu satu tahun. Apakah proyek ini mampu...