All Good - Fifty Two

1.7K 259 13
                                    

Jam makan malam tiba, tapi Yuta tidak kunjung menunjukkan batang hidungnya. Air lemon madu jahe yang dia minta pun terlupakan keberadaannya. Tentu saja Jeje jadi mengkhawatirkan Yuta. Apalagi jika mengingat perubahan ekspresi pemuda itu ketika Jeje menyebut soal manajer Aespa yang menghubunginya.


"Noona.... Yuta Hyung kemana?" tanya Jungwoo yang baru saja pulang dari bertemu teman-temannya. Dia tidak naik ke kamarnya melainkan bergabung dengan Joshua, Jun dan Minghao yang juga baru tiba tidak lama sebelum Jungwoo.


"Dia masih di kamarnya. Sejak tadi siang dia sama sekali belum keluar lagi dari sana."


Joshua menyenggol lengan Jun yang sekamar dengan Yuta.


"Kau tidak mengajaknya untuk turun makan malam?" tanya Joshua.


Jun menggelengkan kepalanya.


"Aku belum sempat naik ke kamarku, Hyung. Aku pikir dia belum pulang makanya aku menggunakan kamar mandi yang ada di kamar Minghao dan Seungkwan" jawab Jun.


"Apa perlu aku panggil ke atas Noona?" Jungwoo menawarkan diri.


"Tidak perlu. Kalian makan saja dulu. Nanti biar Noona yang membawakan makan malam untuk Yuta" putus Jeje.


Jungwoo, Minghao dan Jun menuruti Jeje. Sedangkan Joshua malah berdiri dari tempat duduknya, berjalan menghampiri Jeje yang sedang menyisihkan makan malam untuk Yuta.


"Noona...." panggil Joshua ketika dia sudah berdiri di samping Jeje.


Mendengar suara Joshua di dekatnya membuat Jeje memalingkan kepalanya, sedikit mendongak karena perbedaan tinggi badan mereka.


"Kenapa tidak makan, Shua-ya? Tidak suka dengan makanannya? Ingin Noona siapkan makanan yang lain?"


Joshua menggelengkan kepalanya.


"Biar aku yang membawakan makanan itu untuk Yuta. Noona makan malam dulu saja...."


"Tidak apa-apa. Biar Noona saja. Kau makan saja sekarang. Pasti lelah seharian menemani Minghao melukis di luar kan?"


Joshua mendengus.


"Apanya yang melelahkan, Noona? Sepanjang hari aku hanya duduk diam mengawasi mereka." jawab Joshua. Dia kemudian merogoh saku celananya dan mengulurkan sesuatu ke arah Jeje.


"Apa ini Shua-ya?" tanya Jeje dengan dahi mengerut bingung melihat benda yang saat ini berada di atas telapak tangan Joshua.


"Beads bracelet. Aku membuatnya tadi siang selama menemani Jun dan Minghao. Ini untuk Noona...." Joshua meraih pergelangan tangan Jeje untuk memasangkan gelang manik-manik yang dia buat untuk Jeje. Setelah terpasang dengan baik, Joshua mengangkat pergelangan tangannya sendiri lalu menunjukkannya pada Jeje.


"Sepasang dengan punyaku..." pamer Joshua.


Jeje mengulas senyum kemudian mengucapkan terima kasih. Ketika dia sudah selesai menyiapkan makan malam untuk Yuta, tangan Joshua kembali terulur untuk menahan tangan Jeje yang hendak mengangkat nampan yang berisi mangkuk nasi, beberapa lauk serta segelas air lemon madu jahe yang sudah Jeje hangatkan.


"Biar aku saja yang membawakan nampannya, Noona...." ujar Joshua. Dia mengambil alih nampan tersebut, membawanya dengan kedua tangannya.


Jeje menghela napas panjang. Dia tidak punya pilihan lain selain membiarkan Joshua membawakan nampan itu untuknya sementara dia berjalan di belakang pemuda itu.


ALL GOOD (SEVENTEEN X NCT 127)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang