All Good - Seventy Four

1.4K 249 27
                                    

Pagi berikutnya, bisa ditebak kalau Jeje adalah orang pertama yang bangun di Guest House. Dia berjalan keluar dari kamar sambil mengikat rambutnya yang mulai panjang. Setelah proyek All Good ini selesai, mungkin Jeje harus mengunjungi salah satu salon langganannya untuk merapikan rambutnya yang mulai kelihatan tidak rapih.


Jeje menghela napas panjang kala melihat kekacauan yang tampak di depan matanya. Di ruang serba guna, belasan kaleng bir dan botol soju yang sudah kosong bergeletakan tidak teratur di atas meja serta di atas karpet. Bungkusan makanan ringan juga berhamburan di sana disertai dengan remah-remahnya.


Sementara di ruang makan juga tidak jauh berbeda. Malah mungkin lebih parah dibandingkan dengan kekacauan yang Jeje lihat di ruang serbaguna. Karena sepertinya setelah Jeje masuk ke dalam kamar setelah selesai mencuci piring-piring bekas yang dipakai saat makan malam, para anggota melakukan makan malam sesi kedua. Itu bisa Jeje lihat dari bungkusan-bungkusan mie instan yang bertumpuk serta alat-alat makan yang menggunung di bak cuci piring.


Daripada mengeluh melihat Guest House yang jadi mirip seperti kapal pecah, Jeje memilih untuk mulai membersihkan semua kekacauan tersebut. Pertama-tama Jeje menyalakan robot vacuum cleaner, meletakkan benda eletronik itu di atas lantai dan membiarkan dia melakukan tugasnya, menghisap semua debu sekaligus remah-remah makanan yang berceceran di atas lantai.


Lalu Jeje mengambil dua buah kantung plastik warna hitam berukuran besar, mengelompokkan sampah sesuai dengan bahan-bahannya. Jeje sudah hampir memenuhi satu kantung plastik besar ketika dia mendengarkan suara derap langkah kaki dari arah belakang punggungnya.


"Noona...."


Jeje menghentikan kegiatannya, menolehkan kepala untuk mencari tahu siapa yang memanggil dirinya.


Ternyata Minghao. Berdiri di ujung lorong yang memisahkan antara ruang serba guna dan ruang makan. Dia membawa sesuatu di tangan kanannya.


"Selamat pagi, Minghao-ya...." Jeje menyapa yang dibalas Minghao dengan senyum.


"Noona sedang membereskan sisa-sisa pesta semalam ya?" tanya Minghao.


"Iya..... Sepertinya semalam kalian berpesta dengan sangat liar waktu Noona sudah masuk ke dalam kamar" jawab Jeje sembari mengedikkan dagunya ke arah ruang makan yang belum selesai dia bereskan.


Minghao mengulum senyumnya. Dia berjalan menuju ke arah Jeje, meletakkan barang bawaannya di atas meja yang belum sepenuhnya bersih.


"Semalam mereka semua berada dalam pengaruh alkohol, Noona. Makanya mereka tidak sadar kalau sudah membuat ruang makan dan ruang serbaguna jadi luar biasa berantakan. Jungwoo, Dokyeom, Seungkwan, Hoshi, Doyoung dan Dino semalam tiba-tiba mencetuskan ide untuk melakukan lomba karaoke. Apa Noona sama sekali tidak terganggu dengan keributan yang mereka timbulkan karena lomba karaoke itu?"


Jeje menganggukkan kepala. Awalnya dia memang sedikit terganggu dengan keributan yang diceritakan oleh Minghao, tapi lama kelamaan Jeje menganggap suara-suara yang terdengar dari ruang serbaguna adalah lagu pengantar tidur untuknya. Kapan lagi bisa tertidur sambil diiringi oleh suara idol sekelas Seventeen dan Ilichil kan ? Meskipun Hoshi memilih untuk menyanyikan lagu Dwaechita milik Suga BTS sementara Dino memilih untuk menyanyikan lagu trot, yang mana kedua lagu tersebut tidak begitu cocok jika dijadikan sebagai lagu pengantar tidur.


"Ah, apa kau ingin Noona buatkan sesuatu sebagai pereda mabuk?" tawar Jeje kemudian.


Minghao menggelengkan kepalanya.


ALL GOOD (SEVENTEEN X NCT 127)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang