All Good - 145

913 127 7
                                    

Jeje sering mendengar dari para suster di panti asuhan dan pastor di gerejanya bahwa menjelang ajal menjemput, biasanya kilas balik kehidupan akan jelas membayang di kepala kita. Seperti slide film tua yang memutar memori demi memori.


Itulah yang Jeje alami saat ini. Di atas lantai besi yang dingin. Dengan tangan dan kaki yang terikat serta mulut yang ditutup dengan lakban, kilasan hidupnya yang tidak seberapa membahagiakan itu mulai berputar di kepala gadis itu.


Hanya ada sedikit kenangan indah dalam hidup Jeje. Sejak bayi dia sudah ditelantarkan oleh kedua orang tuanya, ditinggalkan begitu saja di halaman panti asuhan sebelum ditemukan oleh Suster Ryu. Jeje kemudian dibesarkan di panti asuhan tersebut tanpa tahu orang tuanya dan alasan kenapa dia dibuang begitu saja.


Kehidupan sekolah Jeje juga sama sekali tidak mengenakkan. Sejak sekolah dasar sampai universitas, Jeje selalu dikucilkan karena dia adalah anak yatim piatu. Teman-teman sekelasnya selalu memandang remeh Jeje, menghina latar belakangnya, merisak dirinya hanya karena dia tidak menggunakan seragam yang baru atau sepatu mahal seperti teman-temannya yang lain.


Kehidupan Jeje sedikit berubah ketika dia melamar pekerjaan di SM Entertainment. Lamaran yang sebenarnya dikirimkan oleh Jeje di tengah-tengah keputus-asaannya karena setelah setahun melamar kesana kemari, tapi tidak kunjung ada panggilan wawancara untuk Jeje. Dia kalah dengan pelamar lain yang memiliki banyak pengalaman organisasi dan tentunya koneksi.


Di saat teman-temannya yang lain sibuk belajar atau berkompetisi untuk mengumpulkan piagam sebanyak-banyaknya, Jeje justru disibukkan untuk membantu para suster di panti asuhan mengurus adik-adik panti yang lain. Untuk bisa berkuliah saja, Jeje harus mengumpulkan uang sendiri dengan cara bekerja sambilan sebagai kasir mini market sejak dirinya berada di kelas satu sekolah menengah pertama.


Melalui proses yang cukup melelahkan, Jeje diterima dan ditempatkan sebagai staf sementara untuk Cho Kyuhyun. Tugas Jeje adalah membantu manajer Kyuhyun saat artis itu melakukan aktivitasnya sebagai individu. Saat menjadi staf Kyuhyun, Jeje mengenal Manajer Yoon.


Peruntungan Jeje semakin membaik tatkala Manajer Yoon tiba-tiba saja datang menawari posisi sebagai asisten manajer Dream padanya. Sudah banyak manajer dan asisten manajer yang menyerah menangani tingkah anak-anak Dream yang selalu memantik emosi. Jeje menerima tawaran tersebut tanpa ragu.


Hanya butuh tiga bulan sejak Jeje menerima tawaran menjadi asisten manajer Dream dari Manajer Yoon, Jeje langsung diangkat menjadi manajer utama anak-anak remaja puber itu. Bisa dibilang, Jeje adalah saksi bagaimana anak-anak Dream itu berubah dari remaja-remaja yang sedang mencari jati diri menjadi pemuda-pemuda tampan yang mampu membuat para perempuan lupa diri.


Lalu, hal yang tidak pernah Jeje duga, tiba-tiba saja dia diminta secara khusus oleh pemilik perusahaan untuk menjadi manajer utama sebuah proyek yang bertajuk All Good. Dengan menjadi manajer utama, Jeje harus meninggalkan Dream untuk sementara lalu tinggal di bawah satu atap dengan dua puluh dua pemuda. Awalnya Jeje ragu-ragu untuk menerima tawaran tersebut. Akan tetapi, kompensasi yang ditawarkan oleh perusahaan membuat Jeje goyah.


Siapa yang menyangka, meski awalnya dia skeptis dan kerepotan beradaptasi dengan para anggota, proyek All Good itu malahan membuat dunia Jeje jungkir balik. Tidak sengaja jatuh dalam pesona seorang Choi Seungcheol, Jeje dipecat karena dianggap melanggar kontrak tetapi kemudian berhasil diselamatkan karena campur tangan Kyuhyun, Jeonghan dan juga anak-anak Dream.


Hidupnya terasa sempurna setelahnya. Dia punya pria yang mencintainya dengan sepenuh hati, tanpa peduli dengan latar belakangnya sebagai seorang yatim piatu. Dia punya para anggota yang menerima dirinya sebagai keluarga. Dia punya anak-anak Dream yang sudah menganggap dia sebagai kakak perempuan mereka.


ALL GOOD (SEVENTEEN X NCT 127)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang