Jika Jeje bisa memberikan penghargaan aktor terbaik di tahun ini, pasti dia akan memberikan penghargaan tersebut pada anggota grup Seventeen dan Ilichil. Harus Jeje akui, mereka sangat profesional dalam menutupi ketidak akuran mereka di atas panggung. Setidaknya, selama konferensi pers berlangsung, mereka menutupi perseteruan mereka dengan interaksi akrab yang tampak sangat alami.
Paling tidak, Jeje bisa yakin bahwa kedua grup sudah mengerti dengan apa yang menjadi taruhan apabila proyek All Good ini gagal nantinya. Jeje mengacungkan jempol untuk usaha mereka berdamai di atas panggung meski Jeje tahu itu hanya kamuflase belaka.
Jeje berharap, mereka semua bisa benar-benar berdamai. Bukan hanya untuk kepentingan pekerjaan, tapi berdamai dalam arti yang sesungguhnya.
Miris juga, setidaknya dalam posisi Jeje sekarang ini, setelah dia mengetahui perihal masalah yang sesungguhnya dari Jaehyun serta permintaannya supaya Jeje bisa membantu Jaehyun agar bisa berdamai kembali dengan sahabatnya itu. Melihat bagaimana kedua grup berinteraksi, tapi khusus diantara keduanya, tampak ada dinding pembatas yang sangat tinggi. Yang tidak bisa diseberangi. Padahal beberapa kali, Jeje menangkap pandangan Jaehyun yang menatap ke arah pria yang katanya adalah sahabatnya itu.
Perjalanan pulang ke Guest House, kembali menjadi perjalanan paling hening selama karier Jeje sebagai manajer artis. Rata-rata dari mereka memilih untuk tidur, mendengarkan musik dari earphone, bermain games di ponsel atau sekedar berselancar di akun media sosial mereka.
"Noona.... Bagaimana dengan makan malam kita ?" tanya Jio setengah berbisik di telinga Jeje.
Jeje memeriksa tampilan jam di layar ponselnya. Sudah jam delapan malam. Tadi, begitu konferensi pers selesai, seluruhnya langsung naik ke bus karena memang tidak ada jadwal lain yang harus mereka lakukan. Yang ada di pikiran Jeje, setelah konferensi pers, dia masih harus berhadapan dengan masalah pembagian kamar. Soal makan malam ini jadi sedikit terlupakan.
Jeje menoleh ke belakang. Sedikit cemas kalau dia harus mengganggu aktivitas para anggota. Tapi sudah menjadi tugasnya untuk memastikan para artisnya terpenuhi semua kebutuhannya kan ?
Dia kemudian berdiri lorong bus, sambil berpegangan di antara kursi yang ada di samping kanan dan kirinya untuk menjaga keseimbangan. Menatap lurus ke arah artisnya yang sepertinya masih sibuk dengan kegiatannya masing-masing.
"Apa kalian ada permintaan khusus untuk makan malam ?" tanya Jeje langsung.
Taeil dan Doyoung yang lebih dulu mengangkat wajah mereka berdua.
"Hamburger, Noona.... Aku mau Hamburger..." jawab Doyoung.
"Sup tulang juga enak...." sambung Taeil.
"Aku ingin makan ramyeon. Boleh kan Noona ?" Mark bersuara. Kemudian melakukan high five dengan Yuta yang duduk di sebelahnya.
"Kimchi jiggae !!!" jawab Haechan yang langsung menerima dorongan pelan di dahinya oleh Johnny.
"Kau sama sekali tidak pernah bosan dengan makanan itu ya ? Hyung jadi langsung teringat dirimu setiap kali membaca menu kimchi jiggae. Renjun benar. Sepertinya Hyung jadi mulai trauma dengan makanan itu." protes Johnny.
Haechan merengut.
"Kami akan makan apa saja yang Noona pesankan." Taeyong menengahi.
"Benar ? Apa begitu tidak apa-apa ?"
Taeyong mengangguk cepat.
Urusan menu makan malam Ilichil selesai dengan mudah.
KAMU SEDANG MEMBACA
ALL GOOD (SEVENTEEN X NCT 127)
FanfictionAll Good, proyek yang dibesut oleh dua agensi besar Korea Selatan untuk meredakan perseteruan antara dua idol group yang berada di bawah asuhan mereka. 22 pria akan tinggal di bawah satu atap yang sama dalam waktu satu tahun. Apakah proyek ini mampu...