All Good - Fifty

2K 255 4
                                    

"Yong-ah...."


"Taeyong-ah.... "


"LEE TAEYONG !!!"


Taeyong sedikit tergagap ketika menyadari kakak perempuannya kembali mendapati dirinya tengah melamun.


"Noona tahu kalau gambar yang dibuat oleh Taewo tidak begitu bagus. Tapi setidaknya, bisakah kau tunjukkan wajah yang sedikit antusias ? Dia sudah dengan sangat bersemangat memamerkan hasil gambarnya padamu, tapi kau malah diam saja." Taerin, kakak perempuan Taeyong mengomel. Dia kemudian memberi kode kepada suaminya untuk membawa Taewo, putra semata wayangnya, untuk bermain di ruangan yang lain dan meninggalkan dia dan Taeyong berdua di ruang keluarga itu.


"Ada apa sih ? Ada sesuatu yang sedang mengganggu pikiranmu?" tanya Taerin mulai menginterogasi Taeyong. Pasalnya, dua hari berada di rumah untuk merayakan hari raya Chuseok bersama dengan orang tua mereka, tetapi jiwa Taeyong sepertinya tidak berada di tempat yang sama dengan raganya. Adiknya itu kerap melamun. Kemudian sibuk dengan ponselnya. Padahal biasanya di saat-saat liburan seperti ini, Taeyong akan menyempatkan diri untuk membantu ibu mereka menyiapkan masakan untuk dinikmati bersama atau menghabiskan waktu dengan bermain bersama dengan Taewo sepuasnya.


Taeyong hanya menyunggingkan senyum tipis. Sedikit merasa bersalah karena sudah mengabaikan keponakan tercintanya. Tetapi dia juga tidak bisa mengontrol pikirannya yang sejak tadi pagi bergerak dengan liar. Dia ingat kalau hari ini Jeje akan mengunjungi panti asuhan bersama dengan Joshua.


Hanya berdua saja dengan Joshua.


Kemarin dia memang masih bisa mempertahankan pose cool nya di depan Johnny, Haechan dan Mark saat mereka membahas rencana Jeje yang akan mengunjungi panti asuhan tempat dia dibesarkan bersama dengan Joshua. Tapi tidak dengan hari ini.Dan hal itu yang membuat Taeyong jadi was-was sepanjang hari ini.


Dia ingin mencegah otaknya membayangkan bagaimana interaksi antara Jeje dan Joshua sepanjang perjalanan dari Guest House menuju ke panti asuhan. Tetapi bayangan-bayangan yang muncul justru semakin menjadi-jadi. Tadi pagi saat dia menemani sang ibu menonton drama pagi kesukaan beliau, dia membuat kehebohan yang cukup memalukan. Saat layar televisi menampilkan adegan pemeran utama pria dan wanita yang sedang berciuman, Taeyong justru malah membayangkan kalau Jeje dan Joshua yang melakukan adegan tersebut.


Spontan saja Taeyong berteriak dan tingkah Taeyong itu mengundang tatapan penuh tanda tanya dari sang ibu serta kakak perempuannya yang baru selesai memandikan Taewo.


"Apa ini ada hubungannya dengan tingkah anehmu tadi pagi?" tanya Taerin lagi.


Taeyong langsung mengerang pelan lalu menutupi wajahnya dengan kedua telapak tangannya.


"Ah Noona..... Kenapa mengungkit kejadian itu lagi sih?" gerutu Taeyong setengah merajuk.


"Salahmu sendiri bertingkah aneh begitu. Membuat aku dan Eomma jadi curiga saja...."


Taeyong mendecakkan lidahnya. Dia menurunkan telapak tangan yang menutupi wajahnya yang dia yakini tadi sempat berubah seperti tomat masak karena teringat kejadian tadi pagi.


"Apa ini ada hubungannya dengan undangan makan malam yang batal tiba-tiba? Padahal aku dan Eomma sudah sangat antusias untuk bertemu dengan Noona manajermu itu. Kau sering sekali memuji dia di depan Eomma. Aku jadi cemburu..."


"Noona juga lebih sering memuji penampilan Johnny dibandingkan aku. Jadi kedudukan kita sama" balas Taeyong.


Taerin langsung menjitak kepala Taeyong yang membuat pemuda itu spontan mengaduh.


ALL GOOD (SEVENTEEN X NCT 127)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang