"Jadi, kau setuju begitu saja dengan proyek tidak masuk akal itu, Coups-ah ?"
Yang dipanggil hanya mendongak sejenak, setelah itu mengembalikan perhatiannya pada layar ponsel yang berada di tangannya.
"Lalu, apa aku harus menolaknya begitu ?" S. Coups bertanya balik.
Pelaku yang membuka pintu kamar S. Coups menghembuskan napas dengan keras. Sedikit heran dengan sikap teman seusianya-yang juga sekaligus pemimpin grup mereka-sepertinya tidak melakukan perlawanan apapun.
"Kau selalu bilang, kalau kau lebih mementingkan member daripada perusahaan. Mana buktinya? Kenapa sepertinya kau pasrah begitu ?"
S. Coups meletakkan ponsel yang sedari tadi dia pegang ke sisi tempat tidur yang kosong. Balas menatap tajam salah satu anggota grupnya yang berdiri bersedekap di ambang pintu kamarnya.
"Kau tidak ada disana saat aku dan Jeon Hyung dipanggil oleh CEO untuk membicarakan proyek yang kau bilang tidak masuk akal ini. Aku hampir membalikkan meja kerja CEO asal kau tahu, Jeonghan-ah...."
Jeonghan-Yoon Jeonghan-anggota grup tertua kedua setelah S. Coups, menghentak-hentakkan kakinya ke lantai kamar. Tanda dia tidak puas dengan usaha Seungcheol untuk menolak keterlibatan Seventeen dalam proyek kerja sama antar dua agensi.
"Daripada kau marah-marah tidak jelas begitu padaku, lebih baik kau bantu aku berpikir. Bagaimana caranya aku menjelaskan hal ini pada anak-anak. Mereka sama sekali belum tahu soal proyek ini."
Jeonghan beranjak masuk ke dalam kamar S. Coups. Menutup pintu sebelum dia melangkah mendekati ranjang dan mendudukkan dirinya di bagian yang kosong.
"Kau suruh saja Joshua yang melakukannya. Dia lebih pandai dalam urusan diplomasi seperti itu. Kalau aku yang bicara, sisi iblisku nanti yang akan keluar. Bukannya membantumu, aku mungkin akan menyarankan anak-anak untuk melakukan protes pada perusahaan."ujar Jeonghan memberi usul.
S. Coups mengangguk setuju.
"Nanti saja setelah Joshua pulang dari shooting iklan, baru aku bicarakan hal ini dengannya. Aku juga sedang mempertimbangkan untuk bicara langsung dengan anak itu."
Jeonghan memundurkan wajahnya. "Bicara dengannya ? Berdua saja ? Apa kau yakin bisa menahan emosimu selama bicara berdua dengan dia ?" tanya Jeonghan tidak yakin.
"Aku akan mencoba menahan diriku. Ini demi kepentingan kita semua juga. Asal dia tidak berulah, satu tahun ini pasti bisa kita lewati dengan baik."
Jeonghan menarik napas panjang, mengistirahatkan kepalanya di paha S. Coups yang tertutup bantal.
"Tapi, Jeon Hyung akan ikut dengan kita kan ?"
S. Coups menggeleng. Membuat Jeonghan mengangkat kedua alisnya.
"Kenapa Jeon Hyung tidak ikut ? Lantas, siapa yang akan mengurus kita di sana ? Perusahaan tidak sedang bermaksud mengusir kita dengan cara halus kan ?"
"Bukan seperti itu. Mereka mencari orang lain untuk menjadi manajer kita selama satu tahun ini. Dia yang akan mengurus kita dan Ilichil selama mengerjakan proyek itu. Jeon Hyung bilang, orang yang akan menjadi manajer kita itu sudah delapan tahun menjadi manajer artis. Jadi, dia punya kualifikasi yang cukup untuk mengurus kita semua."
"Apa Jeon Hyung juga bilang padamu, kapan proyek itu akan dimulai ?"
Belum sempat S. Coups menjawab, ponselnya berdering. Seungchol melirik, menemukan nama manajer mereka di layar. Segera dia menjawab panggilan tersebut.
KAMU SEDANG MEMBACA
ALL GOOD (SEVENTEEN X NCT 127)
ФанфикAll Good, proyek yang dibesut oleh dua agensi besar Korea Selatan untuk meredakan perseteruan antara dua idol group yang berada di bawah asuhan mereka. 22 pria akan tinggal di bawah satu atap yang sama dalam waktu satu tahun. Apakah proyek ini mampu...