Lamaran (Deven)

71 5 8
                                    

Kesehatan Papi Marcha setelah kemoterapi menjadi jauh lebih baik

Jadi papi Marcha bisa pulang ke rumah

Itulah terakhir kali Deven bertemu Marcha

Marcha hanya bilang terima kasih begitu juga semua keluarga Marcha

Deven memperlakukan keluarga Marcha seperti keluarga pasien yang lain nya meskipun papi Marcha yang sudah bisa bicara sedikit demi sedikit itu juga bilang terima kasih dan tersenyum kepada Deven

Deven berharap bertemu dengan Marcha waktu papi nya harus terapi untuk penyakit meningitis nya tapi Marcha tidak pernah mengantar papi nya

Yang mengantar selalu Ingvar atau kadang mami Marcha

Deven bukan nya tidak paham dengan alasan Marcha

Marcha tidak mau bertemu dengan nya apalagi Deven akan segera melamar Shanna tapi

Deven yang awal nya yakin dengan keputusan nya menikah dengan Shanna malah menjadi ragu

Deven menyadari kalau Marcha tidak berubah sedikitpun

Baik paras maupun hati nya

Wanita itu bagaikan malaikat yang hidup di hati Deven

Dan Deven lebih mencintai nya lebih dari sebelum nya dan semakin ragu untuk melangkah lebih jauh dengan Shanna

Tapi orang tua dan keluarga nya sudah tiba di Jakarta

Deven tidak bisa kembali mundur apalagi sekarang mereka semua sudah ada di rumah keluarga Shanna

Papa dan mama Deven juga papa dan mama Shanna berbincang mengenai pertunangan mereka

Deven akhirnya setuju pernikahan mereka di publikasi ke publik karena Shanna hampir terus menerus meminta Deven mengabulkan permintaan nya ini

Setelah acara lamaran itu

Deven pulang dengan wajah muram

"Lo napa dek?" tanya Amel ketika melihat Deven membuka pintu apartement nya

"Hhmm, kenapa, apa ya kak?" tanya Deven bingung masuk ke apartement nya

"Lo lesu banget, lo barusan lamaran loh" kata Amel

"Gak kok, gue gak lesu" kata Deven tersenyum masam lalu berjalan ke arah ruang tamu dan menyalahkan TV

Deven duduk sofa diikuti oleh kakak nya yang juga ikut duduk di samping nya sementara mama dan papa nya ke kamar

"Lo bener gak apa-apa?, papa sama mama gak ada disini, lo bisa cerita ama gue dek" kata Amel

"Bener kak, gak kenapa-napa" kata Deven meskipun ingin cerita dengan kakak nya tidak tau harus cerita mulai dari mana?!

Deven mengganti channel TV lain nya dan...

Deven agak kaget melihat wajah Marcha memenuhi layar TV

Marcha sedang ada di wawancara dan ia bicara mengenai universitas desain yang akan ia bangun di Jakarta

Universitas desain pertama di Indonesia yang berstandart internasional

Sangat pintar, sangat menarik, berbakat dan cantik

Deven terus memandang wajah cantik wanita yang seperti nya tidak mungkin akan dia miliki

"Marcha khan?" tanya Amel

Deven menoleh "apa maksud kakak?" tanya Deven

"Semua wajah lesu dan muram elo itu karena Marcha khan?" tanya Amel

Aku Dan DiaTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang