Gak bisa nolak (Marcha)

78 9 34
                                    

Tak ada apa-apa

Deven memberikan tatapan kekecewaan nya sebagai souvenir perpisahan mereka kesekian kali nya

Seharusnya Marcha lega membuat Deven lepas dari nya karena Marcha yakin Deven akan lebih bebas dan bahagia jika tidak bersama dengan nya

Deven tidak akan punya masalah...

Tapi kenapa hati Marcha sakit sekali melihat Deven pergi?

Marcha punya perasaan buruk kalau...

Kalau ini mungkin terakhir kali nya ia melihat Deven jika ia memutuskan hubungan mereka yang tidak pernah dimulai lagi dengan cara seperti ini

Marcha tidak menyalahkan Deven, Marcha tau Deven amat sangat kecewa dengan nya

7 jam yang lalu dari bandara padahal di pesawat dari Jakarta ke Paris saja sudah 18 jam

Deven menunggu nya selama 1 hari tanpa mengeluh dan apa jawaban yang diberikan Marcha?

Dan Deven menerima jawaban itu dengan ikhlas

Marcha tau Deven ikhlas dari bagaimana Deven menatap nya

Marcha memegang kening nya lalu ia bersandar ke tembok

Ia mendongakkan kepala nya ke atas

Ia menatap ke arah langit-langit supaya air mata nya tidak turun ke bawah

Dia gak bisa nangis lagi karena Deven apalagi ia yang memutuskan ini

"Anda tidak apa-apa madame?"

Marcha menoleh dan menggelengkan kepala nya ke arah Deca berusaha tersenyum

"Kamu tinggal aja, aku gak apa-apa" kata Marcha pelan

Deca terlihat agak khawatir menatap ke arah boss nya tapi ia masuk ke dalam ruangan nya

Dan seketika itu juga air mata Marcha kembali menetes

Ia gak nyangka kalau ia akan menangis lagi karena Deven, ia bukan wanita cengeng tapi untuk urusan Deven... ia tidak bisa menahan diri nya sendiri

Setelah berjuang agar terlihat baik-baik saja, Marcha balik ke kantor nya untuk melanjutkan pekerjaan nya tapi dia gak bisa konsentrasi

Wajah Deven tadi terlihat sangat pucat, ia keliatan kurang sehat... apa itu karena jet lag?

Marcha jadi memikirkan hal yang tidak-tidak

Deven sekarang sedang apa?, dia tidur dimana malam ini?, jam berapa besok pesawat nya berangkat?

Marcha menghela nafasnya, merasa bersalah... seharusnya ia bertanya pada Deven mengenai semua hal itu apalagi ia kesini hanya karena Marcha

Marcha kemudian terpikirkan menelepon Kevin, yaaa... Deven tau alamat gedung kantor Marcha pasti dari Kevin atau Ingvar

Tapi menelepon adik nya... masalah ini tidak jadi masalah pribadi saja bisa-bisa jadi masalah keluarga

Marcha mengambil hpnya dan menelepon Kevin

"Hallo Vin" sapa Marcha "lo yang kasih tau Deven alamat kantor gue di Paris?"

"Lo udah ketemu cowok gila itu?" tanya Kevin tertawa "dia beneran jadi ke Paris?"

"Maksud lo apa Deven beneran jadi ke Paris?" tanya Marcha

"Well, dia itu terlalu banyak ambil cuti... ya bener nya cuti dia masih ada sisa tapi dia terlalu lama libur nya kemarin ke Bali dan ke Lombok jadi sebetul nya sama pihak rumah sakit si Deven gak boleh libur lagi" kata Kevin "dia diancam dikeluarkan dari rumah sakit kalau dia tetap libur"

Aku Dan DiaTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang