Deven mengintip dari balik jendela kamar rumah sakit tempat papi Marcha di rawat
Deven melihat Marcha sendirian dan tampak sedang sibuk dengan pensil dan buku skecth nya
Deven mengetuk pintu nya
Marcha menoleh dan kening nya langsung berkerut
Deven tersenyum lebar dan masuk ke kamar papi nya Marcha
"Malem Cha" sapa Deven santai
Marcha diam saja dan kembali sibuk menggambar
Deven berjalan mendekati nya dan bau harum parfum Marcha
Bau bunga lavender di musim panas kesukaan Deven langsung tercium
Deven memberi Marcha cangkir plastik
"Apa ini?" tanya Marcha
"Kopi" jawab Deven
"Gue gak suka kopi" jawab Marcha
Deven melirik ke arah meja di tempat Marcha menggambar, ada banyak gelas plastik seperti yang Deven bawa "Hhmm, itu apa?"
"Gue suka kopi tapi lo gak akan tau kopi yang gue suka" kata Marcha
"Gue tau kopi yang lo suka" kata Deven "kalau gak percaya, coba aja yang ini"
Marcha menatap gelas plastik itu dan mencoba nya
Marcha ternyata gak nyoba tapi minum hampir separuh gelas
"Bener khan gue?" tanya Deven tersenyum lebar
"Gue haus" jawab Marcha menahan tawa nya
"Ya udah, lo minum aja kalau haus" kata Deven kemudian berjalan ke sebelah tempat tidur papi Marcha
Deven memeriksa monitor di sebelah papi Marcha seraya menulis laporan di tablet nya
Dan setelah selesai menulis laporan
Deven menoleh ke arah Marcha yang masih berkonsentrasi menggambar
"Gue boleh duduk disini?" tanya Deven
"Gak ada yang ngelarang" jawab Marcha
Deven duduk di depan Marcha dan memperhatikan dengan seksama wanita yang sedang tekun dan tampak serius ini menggambar
Memang lebih menarik...
"Lo mau ngapain disini Dev?, lo gak kerja?" tanya Marcha
"Udah selesai, hari ini gue gak banyak kerjaan tapi shift gue blon selesai" kata Deven "boleh khan gue nemenin lo disini?"
Marcha menghentikan diri nya menggambar lalu mendongak menatap Deven
"Boleh sih nemenin tapi gue gak bisa kerja kalau lo disini" kata Marcha
"Kenapa?" tanya Deven
"Masih perlu ditanya pertanyaan begini?, gue gak bisa konsen Dev" kata Marcha
"Gue gak ganggu kok, kalau lo mau kerja ya kerja aja" kata Deven "gue cuman mau disini, nemenin elo"
"Gue gak butuh ditemenin" kata Marcha
"Ya, gue boleh khan tapi disini" kata Deven
"Lo kenapa sih Dev harus gitu sama gue, masih perhatian gitu?, nanti kalau Shannon tau" kata Marcha
"Memang kenapa kalau Shannon tau?, gue perhatian ama lo khan sebagai temen" kata Deven "gue yakin Shannon gak akan keberatan gue baik sama sahabat nya"
Marcha menghela nafas nya lalu menggelengkan kepala nya "terserah elo lah" kata Marcha
Marcha kembali berkutat dengan gambaran nya
KAMU SEDANG MEMBACA
Aku Dan Dia
FanfictionBertahun-tahun kemudian setelah masa SMA dengan akhir yang menyakitkan untuk semua nya Deven bekerja menjadi dokter spesialis yang terkenal tapi dia juga punya bisnis kuliner Marcha menjadi pengusaha perempuan paling terkenal dan desainer yang sanga...