"Cha"
"Marcha"
Marcha akhirnya menoleh ketika seseorang memegang punggung tangan nya
Marcha melihat papi nya yang sedari tadi memanggil nya
"Ya pi?" tanya Marcha bingung
"Makan, kamu dari tadi diem aja" kata papi
Marcha menatap makanan nya, ia benar-benar tidak berselera makan sekarang...
"Cha, disuruh makan malah ngelamun" kata mami bingung
"Ya, hari ini surat dari Deven datang... biasa nya pagi udah datang tapi..." Marcha menghela nafas nya
"Mungkin besok" kata mami
Marcha menggelengkan kepala nya "keluarga nya juga gak terima surat dari Deven" kata Marcha "Deven gak pernah lupa ngasih kabar ke Marcha atau ke keluarga nya"
"Mungkin ada kendala di pengiriman Cha" kata mami berusaha menenangkan Marcha
Marcha tersenyum hambar dan berusaha memakan apa yang ada di depan nya meskipun ia tidak benar-benar bisa merasakan apa yang ia makan
"Tenang aja kak, kak Deven bakalan baik-baik aja, dia khan udah janji sama kak Marcha" kata Ingvar
Marcha mengangguk meskipun ia tidak yakin dan ia berusaha makan dan melakukan aktivitas seperti biasa nya
3 hari setelah seharusnya Marcha menerima surat Deven tapi gak terima-terima juga
Marcha gak kuat, ia terus keluar masuk rumah hanya untuk melihat apakah ada orang pos yang datang setiap hari nya, setiap waktu, ia sampai gak kerja, akhirnya Marcha menelepon kak Amel
"Hallo kak" sapa Marcha
"Hallo Cha, ada apa?" tanya Amel
"Kak Amel udah terima surat dari Deven?" tanya Marcha langsung
"Lo baru tanya tadi pagi loh Cha" kata Amel "belum, gue belum terima surat dari Deven"
Marcha menghela nafas nya "aneh banget ya kak, sebelumnya khan gak pernah terlambat" kata Marcha
"Ya, mungkin karena sekarang kondisi disana gak memungkinkan mungkin Cha jadi gak ada kirim surat" kata Amel "kalau surat Deven terlambat datang itu biasanya Deven memang gak balas, kita tunggu aja bulan depan Cha"
"Gue khawatir banget sama keadaan Deven kak" kata Marcha "kak Amel tau sendiri khan di TV, bom sama tembakan dimana-mana"
"Adek gue bisa jaga diri Cha, lo tenang aja" kata Amel
"Ya tapi tetap aja" kata Marcha
"Oh iya, nanti bulan depan gue sama papa dan mama ke Jakarta" kata Amel
"Oh, ada apa kak?" tanya Marcha kaget sekaligus bingung
"Papa mau buka cabang apotik di Jakarta, suruh gue yang pimpin jadi kita sekeluarga mau ke Jakarta" kata Amel
"Jadi papa sama mama juga pindah ke Jakarta?" tanya Marcha
"Cha... cabang" kata Amel
"Oh... iya" kata Marcha tertawa bingung sendiri
"Lo kenapa Cha?, kok bingung gitu?" tanya Amel
"Gue bingung sama Deven kak, perasaan gue gak enak banget sekarang gak denger kabar dari dia sama sekali" kata Marcha
"Sabar Cha, adik gue gak akan kenapa-napa" kata Amel "lo tenang aja"
"Ya, gue tiap hari berdoa buat keselamatan Deven, kak" kata Marcha
KAMU SEDANG MEMBACA
Aku Dan Dia
FanficBertahun-tahun kemudian setelah masa SMA dengan akhir yang menyakitkan untuk semua nya Deven bekerja menjadi dokter spesialis yang terkenal tapi dia juga punya bisnis kuliner Marcha menjadi pengusaha perempuan paling terkenal dan desainer yang sanga...