The Worst (Marcha)

81 9 4
                                    

Waktu berjalan cepat

Atau setidak nya ini sudah beberapa hari sejak pertunangan Deven yang batal dan menjadi perbincangan hangat di dunia hiburan Indonesia

Hoax dan rumor tidak beralasan dipertanyakan tapi tak ada satu pun yang mendekati kenyataan

Baik Shanna maupun Deven diam, mereka tidak melakukan klarifikasi atau apapun tentang kandas nya hubungan mereka ke media

Ini masalah keluarga dan menurut Marcha itu hal sensitive untuk dibahas di media

Marcha tau kalau Shanna masih tidak menyerah pada Deven

Shanna masih menghubungi Deven dan berharap mereka kembali

Tapi Marcha tau Deven

Deven tidak bisa memilih Shanna karena keluarga nya

Sementara itu Marcha sering ke rumah sakit karena keadaan papi nya

Yaaa, test terakhir papi nya merupakan kabar yang lumayan bagus buat Marcha dan keluarga nya

Sel kanker nya tidak menyebar seperti yang ditakutkan Deven dan tim dokter nya

Marcha ingin berterima kasih pada Deven

Jadi hari itu Marcha berdiri di depan pintu kantor Deven

Marcha melihat Deven duduk sambil melamun ketika bersembunyi di kantor nya

Marcha tidak tau apa yang sekarang dipikiran dan dirasakan lelaki itu

Mungkin perasaan nya hancur, pikiran nya berantakan

Hanya itu yang Marcha bisa pahami kalau ia ada di posisi Deven sekarang

Marcha memandang ke arah kopi nya

Ia sebenarnya ingin menghibur Deven, bagaimanapun dulu Deven pernah menghibur nya juga waktu dia sedang sedih dan jatuh

Marcha hanya bersimpati kepada Deven sebagai teman

Tapi apakah sekarang saat yang tepat untuk menghibur Deven?

Apakah Deven tidak berpikir macam-macam?

Marcha tidak ingin Deven berpikir kalau ia mengambil kesempatan dalam kesempitan

Meskipun Marcha tau kalaupun Deven sekarang pria bebas tapi bersama dengan Deven masih sesuatu yang mustahil

'Tuk-tuk' suara ketukan pintu

Marcha mendongak dan melihat senyum Deven yang melebar di kaca jendela pintu

Deven membuka pintu nya

"Hai Cha, ada masalah sama bokap lo?" tanya Deven langsung sambil memakai jas dokter nya

"No, nothing" kata Marcha salting "gue cuman..." Marcha menatap 2 gelas kopi yang sedang ia pegang

Deven menatap arah pandangan Marcha dan nyengir pelan

"Thanks Cha" kata Deven mengambil salah satu gelas kopi

Deven meminum nya dan tertawa pelan "ini kopi lo, sorry" kata Deven

Marcha ikut tertawa pelan "gak apa, gue sekali kali juga pingin coba minum kopi kesukaan elo" kata Marcha yang mencoba espresso lalu memeletkan lidah nya

Deven tertawa dan kali ini benar-benar tertawa, bukan tawa yang dipaksakan "terlalu pahit ya Cha?" tanya Deven nyengir

"Lo kenapa suka banget sih sama kopi pahit begini?" tanya Marcha masih memelet-meletkan lidah nya

"Karena hidup memang pahit" kata Deven nyengir tertahan

"Gak sepahit kopi ini juga kali Dev" kata Marcha "lo punya gula gak di kantor lo?"

Aku Dan DiaTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang