Kepala Marcha pusing sekali
Ia memegang sisi kanan kepala nya sambil terbatuk pelan
Sementara redup-redup ia membuka mata nya dan
"Deven" panggil Marcha lemah
Deven menghela nafas nya lalu ia memberi Marcha pil dan gelas berisi air
"Apa ini?" tanya Marcha bingung seraya berusaha duduk dan bersandar pada punggung tempat tidur nya
"Obat pereda sakit kepala karena kebanyakan minum" jawab Deven mengulurkan tangan nya "minum"
Marcha meminum nya lalu ia menaruh gelas nya di meja di pinggir tempat tidur
"Lo ngapain kesini?" tanya Marcha menatap Deven galak
"Shannon sama Kevin minta tolong gue temenin lo" kata Deven tenang "Shannon ada kerjaan besok jadi gue menawarkan diri buat jagain lo"
"Gue gak perlu lo jagain" kata Marcha marah
"Mungkin lo gak merasa perlu gue jagain tapi gue gak bisa ninggalin lo sendirian tinggal di hotel" kata Deven kesal
"Lo bukan cowok gue Dev" kata Marcha
Deven melirik jari Marcha yang masih memakai cincin tunangan nya
Marcha buru-buru menutupi nya dengan menyembunyikan nya dengan menutup nya dengan tangan yang lain
"Kita temen khan?, lo masih mau temenan sama gue khan Cha?" tanya Deven
"Temen?" ulang Marcha mendengus keras "lo kemaren gak anggep gue Dev, lo dingin ama gue"
"Cha, kemaren itu lo keluarga pasien gue jadi gue merasa gak etis kalau ngobrol atau gimana ama lo" kata Deven
"Waktu kita pacaran dulu, gak ada masalah etis dan gak etis" kata Marcha
"Dulu kita pacaran" kata Deven "sekarang lo cuman temen, gue rasa sikap gue masih terbilang wajar"
"Lo liat muka gue aja, enggak Dev" kata Marcha
Deven menghela nafas nya dengan berat lalu ia menatap Marcha
Marcha melihat wajah tampan Deven itu tampak kelelahan
Marcha tau tidak hanya dia yang menghabiskan hari-hari nya dengan bekerja seperti robot tanpa tidur setelah mereka putus
"Cha, kita udah putus... lo gak mungkin berharap gue memperlakukan lo kayak kemaren waktu kita pacaran khan?" tanya Deven
"Gue gak berharap kayak gitu tapi bahkan sebagai temen pun sikap lo gak seharus nya kasar kayak kemaren ama gue Dev" kata Marcha
Deven menghela nafas nya "ya udah kalau lo anggep gue kasar, gue minta maaf" kata Deven
"Sebaiknya lo pergi sekarang Dev" kata Marcha "kalau kita temen seharusnya kita gak ada di kamar hotel yang sama, gue gak mau ada orang yang masih berpikir kalau kita bareng"
"Gue cuman peduli ama lo sebagai temen" kata Deven
"Ada banyak cara memperhatikan temen, menurut gue cara nya gak gini" kata Marcha
Deven berdiri dari tepi ranjang Marcha
"Lo yakin udah gak apa-apa Cha?" tanya Deven
"Pergi Dev" kata Marcha tanpa menjawab pertanyaan Deven karena jawaban Deven itu adalah tidak
Deven menghela nafas nya pelan lalu "ya udah kalau lo mau gue pergi, gue pergi" kata Deven
Deven membalikan badan nya
KAMU SEDANG MEMBACA
Aku Dan Dia
FanfictionBertahun-tahun kemudian setelah masa SMA dengan akhir yang menyakitkan untuk semua nya Deven bekerja menjadi dokter spesialis yang terkenal tapi dia juga punya bisnis kuliner Marcha menjadi pengusaha perempuan paling terkenal dan desainer yang sanga...