4 bulan kemudian
Marcha melihat Deven yang bertelanjang dada dan melihat luka Deven akhirnya dibuka
Marcha melihat luka jahitan yang tidak rapi itu kemudian bicara dengan dokter yang membuka perban itu
Setelah mengobrol singkat, dokter itu pergi
Marcha mengambilkan kemeja Deven dan ketika mau memakaikan kemeja itu
Deven melirik Marcha
"Kamu gak masalah sama ini?" tanya Deven menunjuk luka nya
"Dev, kita udah bahas berkali-kali, itu cuman luka kecil" kata Marcha
"Aku tau tapi..." kata Deven
Marcha menghentikan gerak nya dan membungkuk di depan Deven
Marcha mencium luka Deven
"Cha, kamu ngapain?" tanya Deven bingung
Marcha menatap Deven dalam "kamu mau tau khan apa aku keberatan sama luka mu?" tanya Marcha "aku gak keberatan Dev, aku cinta sama kamu mau kamu kayak gimana juga, luka atau gak luka... kamu tetap Deven yang aku mau ada di hidupku apalagi luka ini, aku yang buat"
"Cha... luka ini, aku..." kata Deven
"Tiap lihat luka ini, aku bakalan tau kalau aku yang ngedorong kamu buat pergi" kata Marcha "dan luka ini bakalan jadi pengingat buat aku kalau aku gak akan balik ngelakuin kesalahan bodoh ngedorong kamu jauh dari aku"
Deven nyengir sambil mengusap rambut Marcha "udah... aku gak akan tanya hal ini lagi, aku gak mau kamu terus menerus ngerasa nyesel sama sesuatu hal yang bukan salah kamu" kata Deven
"Tap..." kata Marcha
Deven memakai baju nya "habis ini kita nyari cincin khan, kamu mau beli dimana?" potong Deven
"Kita ke..." kata Marcha mengikuti alur pembicaraan Deven dan tidak membahas tentang luka Deven lagi.
Deven dan Marcha saling berpelukan seraya berjalan melihat ke arah toko-toko perhiasan
Mereka berkeliling hampir 2 jam tapi sama sekali gak ada yang menarik perhatian Marcha
Marcha memang pemilih tapi Marcha gak suka cincin yang ada berlian nya apalagi yang sampai berkilau
Tapi kebanyakan cincin pernikahan selalu ada berlian nya, entah itu kecil atau besar
"Kamu kalau mau ke Paris cari cincin nya, gak apa" kata Deven "aku bisa luangin waktu di hari off ku"
Marcha menatap Deven "aku yakin sama aja Dev, kita gak perlu harus ke Paris" kata Marcha
"Kamu tau dari mana?" tanya Deven
"Aku kerja di bidang fashion Dev" kata Marcha "aku tau pasti"
Deven menghela nafas nya
"Kamu capek ya?" tanya Marcha
"Enggak, bukan capek tapi aku takut kita gak ketemu cincin yang kamu mau aja" kata Deven
"Sebenernya kita bisa desain sendiri tapi..." kata Marcha
Alis Deven terangkat bingung "tapi kenapa?" tanya Deven
"Aku takut kamu gak suka" kata Marcha "dan harga nya juga lebih mahal"
"Cha, asalkan kamu suka, aku gak apa... aku pasti suka semua barang yang kamu suka, mau itu mahal atau enggak... yang penting kamu suka" kata Deven
"Beneran aku boleh desain sendiri?" tanya Marcha
Deven mengangguk "ya, daripada kita gak ketemu-ketemu khan" kata Deven
KAMU SEDANG MEMBACA
Aku Dan Dia
FanfictionBertahun-tahun kemudian setelah masa SMA dengan akhir yang menyakitkan untuk semua nya Deven bekerja menjadi dokter spesialis yang terkenal tapi dia juga punya bisnis kuliner Marcha menjadi pengusaha perempuan paling terkenal dan desainer yang sanga...