It's a life (Deven)

89 10 14
                                    

Susah sekali... ini akan susah sekali

Deven melihat hasil pemeriksaan lab papi Marcha

Deven tidak tau bagaimana ia harus menyampaikan ini kepada Marcha dan keluarga nya tapi sebagai seorang dokter, ini sudah menjadi tugas nya

Deven menatap wajah Marcha yang kaget

"Ya, papi lo kena kanker sumsum tulang belakang" kata Deven pelan menatap mata Marcha

"Lo bohong khan ini sama gue Dev?"  tanya Marcha "lo nge-prank gue khan?"

Deven mengigit bibir bawah nya dan menggelengkan kepala nya

"Gue gak bohong" kata Deven "I'm so sorry Cha, Var, tante"

"Terus... berapa lama lagi waktu yang papi gue punya buat hidup?" tanya Ingvar dengan nada suara yang bergetar

"Jadi gini Var, papi lo ini masih di tahap awal kanker nya" kata Deven "dia masih ada harapan buat sembuh"

"Papi gue gak bisa ngomong" kata Marcha marah menatap Deven

"Papi lo bisa ngomong Cha tapi memang susah karena otak nya kena radang dari jamur dan akan membaik seiring dengan berjalan nya terapi yang udah dijalani" kata Deven "kanker nya belum ke arah otak dan kita bisa menghentikan nya kalau kita sudah siaga dari sekarang"

"Siaga itu maksud kak Deven gimana?" tanya Ingvar

"Kemoterapi" kata Deven "kalau kita kemoterapi sedini mungkin, kita bisa mencegah sel kanker itu menyebar kemana-mana"

"Tapi kemoterapi gak efektif, sudah banyak orang akhirnya mati juga meskipun mereka melakukan kemoterapi" kata Ingvar "gak ada yang bisa menjamin papi gue bakalan sembuh seperti sedia kala khan kak?"

"Memang enggak bisa menjamin tapi ini masih kanker tahap awal" kata Deven "dan masih sangat mungkin disembuhkan jadi sebaiknya secepatnya kita mulai kemoterapi nya"

"Gimana mi?" tanya Ingvar menatap mami nya yang menangis

Mami Marcha-Ingvar tidak menjawab dan hanya bisa menangis

Deven paham pasti berat buat mami Marcha dan Ingvar menerima keadaan suami nya

Deven menatap Marcha

Deven mungkin berharap lebih tapi tak ada air mata dari Marcha

Mata Marcha hanya melebar tampak shock

Ya... Marcha nya tidak pernah berubah

"Kak Marcha, gimana kak?" tanya Ingvar

Marcha diam saja, muka nya membatu dan membeku

"Lo... lo periksa lagi keadaan papi gue" kata Marcha akhir nya "pasti ada kesalahan"

"Cha, papi lo diperiksa sama alat paling canggih yang pernah ada di abad ini" kata Deven "gak mungkin ada kesalahan"

"Kalau gitu lo yang salah analisa" kata Marcha "papi gue meskipun gak bisa ngomong dengan jelas, dia masih bisa marah ama gue... gak mungkin khan orang sekuat papi gue kena kanker"

"Gue gak salah analisa Cha" kata Deven "ini yang tertulis benar ada nya"

Marcha menghela nafas nya dan ia berdiri dari tempat duduk nya

"Cha" panggil Deven

"Lo pasti salah Dev, lo salah... papi gue gak mungkin kena kanker" kata Marcha "gue akan charter pesawat dan periksa papi gue ke Singapore dan gue bakalan buktiin kalau lo salah"

Deven tau Marcha pasti sulit menerima hal ini, menerima papi nya divonis kena kanker

"Silahkan Cha" kata Deven "lo mau gue rekomendasi kan dokter di Singapore?, ada dokter Eric dan dokter Lewis yang bagus"

Aku Dan DiaTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang