"Udah waktu nya pulang, teman" kata Marcha nyengir menatap Deven yang masih duduk di sebelah Marcha di depan piano
"Gue boleh khan nonton film di sini?" tanya Deven
"Dev, ini udah jam 9 malem loh" kata Marcha "gue mau kerja"
"Cha, jam 9 malem itu waktu nya tidur" protes Deven
"Ya udah, gue mau tidur" kata Marcha mendorong pelan punggung Deven
Deven membalikan tubuh nya dan menangkap tangan Marcha
"Lo bilang tadi kerja, sekarang tidur" kata Deven "yang bener yang mana?"
"Tidur" kata Marcha tertawa pelan
"You can't lie with Deven" kata Deven
"Kerjaan gue banyak Dev dan gue harus selesain secepat mungkin jadi..." kata Marcha
"Kerjaan lo itu memang banyak Cha tapi bukan berarti lo gak istirahat" kata Deven "gue bakalan ngerusuh di rumah lo sampe lo tidur"
"Dev!!!" kata Marcha kesal "lo itu mau ngapain sih kesini??"
"Gue mau bikin lo tidur" kata Deven
"Gue mau kerja" kata Marcha keras kepala
"Ya udah, gue tungguin lo disini sampe lo selesai kerja dan tidur" kata Deven
"Lo itu apa-apaan sih Dev?, lo mau jadi pawang gue tidur?" tanya Marcha marah
"Lo tuh ada insom karena lo kebanyakan kerja, kebanyakan mikir" kata Deven "dan kalau lo gak pernah tidur, gampang banget keserang penyakit"
"Lo tau dari mana gue insom?" tanya Marcha kaget
"Gue liat di tas lo ada obat tidur" kata Deven
"Siapa lo berani periksa tas gue?" tanya Marcha marah
"Waktu ngegendong lo pindah dari kursi ke tempat tidur di rumah sakit itu... gue gak sengaja bikin tas lo jatuh dan gue liat ada obat tidur itu" kata Deven "gue bukan sengaja mau periksa tas elo dan itu sama sekali gak penting, yang penting sekarang elo tidur"
"Terserah gue mau kerja atau tidur" kata Marcha kesal dan berdiri dari kursi nya dan berjalan ke arah sofa
Deven gak akan menyerah
Deven mengikuti Marcha berjalan ke arah sofa
Marcha mengambil tas nya dan berjalan ke arah kamar tidur nya
Deven masih mengikuti nya
Marcha sudah akan menutup pintu kamar nya tapi ditahan sama tubuh Deven
"Kamar itu privasi gue Dev, lo minggir... minggir... minggir!!!" kata Marcha berusaha mendorong pintu nya sekuat tenaga
Tapi tentu saja lebih kuat Deven apalagi Marcha sedang capek
Deven berhasil mendorong pintu Marcha
Marcha hanya melotot pada Deven "lo mau apa sih?, mami gue aja gak secerewet elo yang mastiin gue tidur atau enggak!" kata Marcha
"Mami elo ya mami elo, gue ya gue" kata Deven
"Elo siapa gue?" tanya Marcha
"Temen elo yang sayang banget sama elo" kata Deven tersenyum manis banget
"Dev, lo jangan gini please... gue gak suka di gini in" kata Marcha
"Lo gak suka diperhatiin?" tanya Deven bingung
Marcha menghela nafas nya "kita ini udah selesai Dev dan itu sudah bertahun-tahun yang lalu, lo juga udah sama temen gue" kata Marcha "kita udah gak bisa balikan kayak dulu lagi"
KAMU SEDANG MEMBACA
Aku Dan Dia
FanfictionBertahun-tahun kemudian setelah masa SMA dengan akhir yang menyakitkan untuk semua nya Deven bekerja menjadi dokter spesialis yang terkenal tapi dia juga punya bisnis kuliner Marcha menjadi pengusaha perempuan paling terkenal dan desainer yang sanga...