Another life (Deven)

82 4 0
                                    

Sakit...

Badan Deven sakit semua apalagi ketika ia membuka mata nya dan cahaya matahari menusuk mata nya

Deven terpaksa harus memejamkan mata nya lagi

"Bangun, Deven bangun"

Deven tau itu suara salah satu dokter yang menjadi anggota nya, Verry

Deven ingin sekali bersuara tapi rasa nya ada sesuatu yang mencekik tenggorokan nya

"Dev, lo gak apa-apa?" tanya Imelda salah seorang dokter juga

Deven berdeham dan menggelengkan kepala nya, ragu-ragu membuka mata nya sekali lagi

"Syukurlah" kata Imelda "kita harus periksa lagi keadaan lo Dev, peluru itu hampir kena jantung lo"

Deven diam saja dan membiarkan teman-teman dokter nya memeriksa keadaan nya sementara perlahan ia membuka mata nya

"Dimas mana?" tanya Deven ketika ia berhasil mengeluarkan suara nya

Imelda dan Verry saling memandang dan saat itu Deven tau kalau Dimas sudah tiada

"Dia dimakamkan dimana?" tanya Deven

"Di belakang kemah kita ini" kata Verry "kita gak bisa nolong dia Dev, peluru itu kena otak nya dan..."

"Ya, setidaknya dia di-makamkan dengan layak" kata Deven menelan ludah nya dan merasakan perih di hati nya sama seperti luka nya ketika dipegang Imelda di dada nya

"Sorry bekas jahitan nya kurang rapi" kata Verry "supply kita udah tinggal dikit"

Deven menggelengkan kepala nya "gue gak apa" kata Deven

"Sudah... lo baik-baik aja tapi luka lo masih belum kering sepenuh nya jadi lo gak bisa banyak gerak Dev" kata Imelda

Deven mengangguk lalu pintu tenda terbuka dan terlihat Hendra, salah satu dokter yang lain yang menjadi penanggung jawab, bawahan Deven

"Gaes, Deven boleh gue ajak ngobrol khan?" tanya Hendra menatap Imelda dan Verry bergantian

Imelda dan Verry mengangguk kemudian mereka keluar dari tenda

"Lo mau nyuruh gue balik ke Indo khan Dra?" tanya Deven langsung to the point bahkan sebelum Hendra duduk

"Ya, gue tau lo bisa nebak maksud gue ngajak lo ngomong 4 mata" kata Hendra

Deven mengangguk "gue tau kenapa gue dipulangkan tapi kalau gue nolak gimana?" tanya Deven

"Ini yang dibilang Louis ke gue waktu gue telepon dia kalau lo kena tembak" kata Hendra "tapi gue tetap harus maksa lo balik Dev, sorry"

Deven menghela nafas nya

"Kita butuh lo disini, gue akuin tapi dengan keadaan lo kayak gini" kata Hendra "lo bahaya tinggal sama kita Dev"

Deven tidak mengatakan apapun karena tau apa yang dihadapi Hendra dan team dokter jika ia memaksa tinggal disini

"Hhmmm, lo pulang nya masih 1 bulan lagi gue rasa... luka lo itu butuh perawatan lebih intensif" kata Hendra "gue gak mau dituntut sama Louis dan keluarga lo"

"Gak akan ada yang nuntut lo Dra" kata Deven

"Itu khan yang lo bilang" kata Hendra "tunangan lo itu udah nuntut kbri di Afganistan, kalau dia gak boleh kesini, dia bakalan bikin ancur gedung kbri"

Deven tertawa pelan lalu pikiran nya melayang ke wajah Marcha...

Wanita itu pasti khawatir sekali apalagi Deven sudah berjanji pulang dengan selamat kepada nya

Aku Dan DiaTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang