Parents (Deven)

85 3 2
                                    

Deven berusaha menenangkan pikiran nya sendiri ketika mendorong kursi roda papi Marcha

Yaaa... Deven tau pembicaraan ini akan ada

Deven akan menikahi anak dari seseorang yang menurut Deven sebetulnya tidak menakutkan

Tapi tetap saja yang nama nya mertua lelaki...

Deven menghela nafas nya pelan ketika mereka keluar ke halaman belakang

"Ke situ aja Dev" kata papi Marcha menunjuk ke arah bangku yang biasa mereka duduk i ketika ada acara di kolam renang

"Iya pi" kata Deven

Tak lama kemudian Deven dan papi Marcha tiba di bangku yang dituju

"Duduk Dev" perintah papi menunjuk ke salah satu bangku

Dada Deven berdebar keras tapi ia berusaha tampak tenang duduk di depan papi Marcha

"Kamu takut ya sama papi?" tanya papi menatap Deven

Deven hanya tersenyum masam "papi khan papi Deven juga" kata Deven

Kedua alis papi terangkat menatap Deven, Deven hanya berusaha mengatur nafas nya supaya tidak terlihat terlalu gugup

Papi kemudian menoleh ke arah belakang, ke arah Marcha yang sedang berdiri memandang ke arah mereka

Sedetik kemudian papi kembali menoleh menatap Deven

"Kamu jangan takut gitu, papi sengaja milih duduk disini supaya Marcha bisa lihat kalau papi gak bersikap kejam atau jahat sama calon suami nya" kata papi

Deven sontak tertawa "papi bisa aja, gak usah sampai kayak gitu pi" kata Deven "Marcha gak akan berpikiran seperti itu"

"Papi gak nyalahin kalau Marcha berpikiran seperti itu" kata papi "selama ini sikap papi ke kamu memang gak baik khan?!, papi berusaha misahin kamu sama Marcha"

Deven tersenyum sambil menggelengkan kepala nya "papi cuman mau yang terbaik buat Marcha, wajar kalau menurut papi... Deven kurang baik" kata Deven

"Ya, bahkan sampai sekarang menurut papi kamu bukan yang terbaik buat putri kesayangan papi" kata papi tajam "papi yakin Marcha bisa dapat lelaki yang lebih baik dari kamu"

Deven menelan ludah nya, ia gak pernah disemprot seperti ini

"Tapi papi gak bisa apa-apa waktu papi tau kalau anak papi kelihatan kacau balau seperti mayat hidup waktu dia tau mungkin dia bakalan hidup tanpa kamu" kata papi "waktu itu papi sadar ternyata cinta Marcha ke kamu tulus dan sangat dalam bahkan mungkin dia lebih cinta sama kamu daripada sama papi"

"Pi, gak gitu juga.. Marcha juga sayang sama papi" kata Deven

"Ya, papi tau tapi Marcha jelas sekali lebih sayang sama kamu... papi tau anak papi, Deven" kata papi

"Waktu papi sakit, Marcha juga stress pi... Deven bisa lihat dari gerak gerik nya, dia keliatan kuat diluar tapi rapuh di dalam" kata Deven

"Tapi waktu tau kamu gak ada kabar nya, dia gak bisa lagi pura-pura kuat" kata papi "setiap malam, papi denger Marcha nangis, seumur-umur papi gak pernah denger anak perempuan papi nangis seperti itu"

Deven diam saja, ia tidak tau harus berkata apa

"Sejak melihat dan mendengar sendiri bagaimana Marcha menangis, papi tau kalau papi salah..." kata papi menatap Deven "untuk semua hal yang papi lakuin ke kalian berdua apalagi buat kamu Deven, papi pernah salah menilai kamu, papi minta maaf"

Papi menundukan kepala nya dan Deven kaget sekali

"Ya ampun papi, papi buat apa minta maaf?, papi gak salah apa-apa pi" kata Deven bingung sendiri

Aku Dan DiaTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang