Chapter 107 (Season 2) CU 1

4.8K 778 22
                                    

Ini untuk yang kesekian kalinya Raeli menggeleng seharian ini. Meski sekarang sedang berendam dalam kolam yang katanya berisi air suci, tetapi tidak bisa menjernihkan pikirannya. Malahan ia sempat merasakan sakit saat menyentuh air ini.

Apa, sih, yang terjadi sampai-sampai ia bisa berada di sini?

Pertama-tama, Raeli menghadapi gerombolan lady-lady yang dibawa oleh Vivian dan menahan banyaknya sindiran. Lalu tiba-tiba saat sadar hari sudah sore. Mengejutkannya lagi Pangeran Ein dan Rict mendatanginya sambil memberikan buruan yang tidak bisa dipastikan lebih besar yang mana.

“Ah, kepalaku sakit. Kepalaku akan pecah,” rutuk Raeli.

Kenapa ada banyak sekali orang yang membuatnya sakit kepala di dunia ini? Jika saja melepas kepala bukanlah hal yang menyeramkan, mungkin Raeli sudah melakukannya.

“Ah, menyebalkan.”

Tampaknya perburuan tahun ini sudah jadi tempat kompetisi pangeran dan Rict. Bahkan Raeli sempat mendengar bisik-bisik lady yang bilang kalau Rict juga mencoba merebut Raeli dari pangeran.

Merebut? Yang benar saja. Vivian juga melihat Raeli dengan tatapan kebencian.

Apa? Kenapa? Wanita itu merasa kalau Raeli sudah merebut perhatian para pria yang berpotensi menjadi suami idaman?

“Ah, aku benar-benar bisa gila!”

Pangeran Ein juga mengeluarkan wajah kesal. Apakah Raeli harus menghadapi pria berwajah menyebalkan yang sedang kesal itu?

Raeli rasa harinya tidak bisa lebih buruk lagi daripada ini.

Salah seorang pelayan wanita katedral yang tadi mengantar Raeli kembali masuk untuk menjemputnya dan mengantarkan ke kamar di mana ia akan disiapkan untuk pemberkatan.

Raeli pun ditinggalkan setelah persiapan sudah selesai dan pelayan itu bilang kalau sebelum upacara dimulai, ia bisa berjalan-jalan dulu. Kebetulan sekali ia tidak pernah melihat-lihat katedral di bagian sini. Jadi, Raeli memutuskan keluar dan berkeliling sebentar.

Namun, ia melihat Rosalia—pengasuh Marreya—sedang memeluk sesuatu dan berjalan menghampirinya.

“Yang Mulia,” kata Rosalia sambil menunduk pada Raeli.

Rambut pirang wanita itu benar-benar bersinar. Raeli jadi iri. “Kau datang mencariku? Di mana Mareyya?”

“Anak itu bersama ayahnya.”

Raeli mengangguk. “Lalu kenapa kau menemuiku?”

Rosalia memberikan sebuah benda besar berbungkus kain warna merah. “Duke meminta saya memberikannya pada Anda, Yang Mulia.”

“Untukku?”

Duke bilang benda itu memang milik Anda. Dia bilang Anda lupa membawanya waktu itu.”

Kening Raeli berkerut bingung. Benda miliknya yang lupa dibawa saat itu? Apa? Apakah ia pernah ke rumah Rict dan meninggalkan sesuatu?

“Saya permisi, Yang Mulia Putri.” Roselia langsung berbalik setelah memberi hormat dan meninggalkan Raeli.

Setelah wanita itu menghilang barulah Raeli ingat. Ia pernah ke rumah Rict malam itu untuk yang pertama kali, setelah itu tidak pernah lagi. Tetapi bungkusan ini isinya apa?

Dengan rasa penasaran Raeli segera kembali ke kamar sebelumnya dan membuka bungkusan itu.

“Ah!”

Betapa terkejutnya Raeli melihat apa yang ada di dalam bungkusan itu sampai menjatuhkannya ke lantai. Kemudian tubuhnya ikut jatuh terduduk di hadapan buku itu, gemetar hebat dan tubuhnya dingin.

The Crown Prince's Fiancee (TAMAT)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang