Chapter 62

15.6K 2.3K 52
                                    

Kalo ingat 17 Agustus tuh rasanya pengen nyanyi terus 🤣🤣 nah, karena sekarang sedang HUT RI, biar ada rasa spesial pakek telor dan udang, aku update aja, yaa.
Sekalian nungguin chapter kemaren nembus 80-an 🤣🤣

Senengkan kalian? 🤣🤣
Kalau begitu, selamat membaca dan jangan lupa vote+komen.

Selamat hari kemerdekaan juga 🤗🤗
NKRI harga mati!!

***

Raeli tidak bisa menghilangkan pembicaraannya dengan Rict tadi siang. Bahkan setelah sampai ke istana untuk makan malam, ia masih merasa berjalan di atas awan. Kapan saja ia bisa jatuh jika salah injak. Perasaannya bergemuruh dengan rasa tidak percaya.

Apa yang pangeran lakukan pada Roseline? Apakah itu alasan kenapa ada cacatan di surat pertama pangeran tentang ia harus bertanya pada Carry atau Xain jika ingin tahu?

“Raeliana?”

Raeliana tersentak hingga menjatuhkan garpunya ke lantai karena panggilan itu. ia melihat pada kaisar dan orang-orang di meja makan itu. Termasuk orang tuanya.

Ah, iya. Raeli sedang makan malam keluarga di istana. Tanpa pangeran.

“Raeliana, apa kau tidak sehat?” tanya Putri Liliane sembari menyentuh tangan Raeli.

Raeli berdehem pelan. “Maafkan saya, Baginda.”

“Apa kau sedang tidak enak badan?” Permaisuri menatap khawatir. “Wajahmu sedikit pucat.”

Raeli menggeleng. Ia melihat pada orang tuanya yang juga cemas. “Tidak, Yang Mulia. Saya hanya memikirkan sesuatu.”

“Ada sesuatu yang mengganggumu, Raeliana?” tanya Kaisar dengan tatapan selidik. “Kau bisa bertanya kapan saja.”

Raeli jelas tidak mungkin bertanya tentang seorang gadis berambut merah yang bernama Roseline. Apalagi gadis yang akan ia tanyakan itu bukan hanya seorang pegawai biasa. Gadis itu adalah putri kekaisaran Faiore.

“Saya baik-baik saja, Baginda. Terima kasih sudah mencemaskan saya.”

“Apa kau ingin keluar, Raeliana?” Putri Liliane yang terlihat sangat cemas. “Aku bisa menemanimu.”

Iya, Raeli butuh udara segar sekarang. Ia harus memastikan sesuatu.

“Tidak, Liliane. Aku bisa pergi sendiri.” Raeli kemudian berdiri dan membungkuk hormat pada kaisar dan permaisuri. “Maaf. Saya izin meninggalkan ruang makan.”

Tanpa menunggu jawaban, Raeli langsung berjalan ke pintu dan meninggalkan ruangan. Sambil berjalan ia mengingat lagi pembicaraanya dengan Rict.

“Mereka membawa gadis itu secara paksa.”

“Dia sempat memberontak tidak mau ikut. Tetapi kesatria pangeran menyeretnya.”

“Dia juga menangis meminta untuk dilepaskan.”

“Aku pikir kau sedang tidak di tempat. Gadis itu memanggil-manggilmu beberapa kali.”

Rasa sakit mendadak menyerang kepala Raeli. Pangeran menyeret Rose dari tokonya. Gadis itu juga menangis memberontak dan sempat meminta pertolongan Raeli yang tidak ada si sana saat itu. lalu yang paling parah, salah satu dari kesatria yang Rict maksud adalah kakak Raeli.

Apa yang terjadi?

Tidak cukupkan kisah ini melenceng dari novel asli?

Roseline itu adalah tokoh protagonis utama di novel asli yang akan menjadi permaisuri dari Pangeran Ein. gadis yang seharusnya pria itu cintai. Tetapi kenapa pakai ada adegan seret-seret segala, sih?

The Crown Prince's Fiancee (TAMAT)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang