Sesuai janji pada update-an sebelumnya, malam ini aku update lagi.
Barengan sama ini aku mau ngasih tau, berkemungkinan bagi yang mau ikutan cetak bareng TCPF season 1, jadwal PO itu bakalan dibuka beberapa hari lagi. Jdi, yang mau ikutan kita-kita cetak, bisa nabung dari sekarang 😁😁Sesuai sama klarifikasi yang dulu itu, aku nggak publikasi PO di IG, cuma di sini aja. Kebetulannya, aku cuma ambil kuota cetak 30 orang. Bagi yang pengen ikutan cetak bareng, boleh DM aku di ig atau di wp nggak masalah.
Isi dari buku cetak itu untuk cerita utama sama aja dengan yang ada di sini, TAPI di situ ada 6 EKSTRA CHAPTER yang salah satunya adalah chapter perang dan ada 1 scene bonus 😁
Kalau sebelum buka PO kuota 30 orang udah penuh, aku nggak bakal publikasi lagi di WP 😁😁
Sebelumnya terima kasih. Selamat membaca. Seperti biasa jangan lupa vote dan komen 😉😉
***
Tristan melirik ke balik bahu, pada semak-semak di depan rumah kepala desa, lalu mengekori Charael yang masuk lebih dulu bersama di kepala desa dan anaknya. Sepertinya Charael juga mengetahui apa yang Tristan rasakan.
Setelah saling tatap beberapa saat mereka berdua duduk di ruang depan rumah itu bersama si kepala desa, sedangkan gadis yang tadi masuk ke arah belakang karena bilang akan menyuguhkan minuman.
Tempat ini sama seperti desa-desa pada umumnya. Kepala desa cukup ramah menurut Tristan, hanya saja memang sebelumnya memberikan peringatan keras agar mereka segera meninggalkan Zelmehir.
Tidak ada yang mencurigakan.
"Sebelumnya, apa saya bisa bertanya sesuatu?" tanya Charael pada kepala desa.
"Saya akan menjawab apa yang ingin saya jawab saja."
Charael mengangguk. "Sebelumnya ada peristiwa apa sampai tempat ini harus menjadi, ya-"
"Tahanan abadi," potong Tristan karena ia merasa Charael ragu untuk menanyakannya. Mungkin takut kepala desa itu sedikit tersinggung.
Untuk beberapa saat kepala desa hanya menatap Charael dengan pandangan tajam, tidak menjawab apa-apa. Pria setengah baya itu sibuk mengusap-usap kedua tangannya di pangkuan. Seakan tengah gugup, jika salah mengucapkan sesuatu maka kepala desa itu akan mati.
"Ada banyak orang tidak bersalah di desa ini," kata anak kepala desa yang kembali dengan nampan di tangannya. "Khususnya anak-anak yang baru lahir saat itu."
Kening Tristan berkerut menatap gadis itu yang meletakkan minuman untuknya dan Charael. "Bukankah anak-anak yang lahir sekarang juga begitu?"
"Roma," tegur kepala desa pada anaknya.
Gadis bernama Roma itu menyentuh tangan kepala desa. "Tidak apa-apa, Ayah. Aku pikir tuan-tuan ini orang baik."
"Jadi, bisa Anda ceritakan apa yang terjadi dulu?" tanya Tristan lagi.
Roma mengangguk dan duduk di samping ayahnya. "Saat kejadian itu anak-anak yang lahir tumbuh seperti biasa, tetapi tidak melebihi usia remaja. Sejak itu pula tidak ada lagi bayi-bayi yang lahir. Anak-anak itu seharusnya tidak bersalah."
Tristan melirik Charael. Ia atau bahkan patnernya di misi kali ini jelas tahu betul soal peristiwa sebenarnya dari Xain dan kitab sejarah terlarang yang hanya beberapa orang seizin Xain yang boleh melihatnya. Tetapi Tristan tetap ingin mendengar dari versi penduduk desa ini sendiri.
"Kejadian itu sekitar tiga puluh lima tahun yang lalu. Apa Anda tahu kalau Yang Mulia Pendeta Agung lahir di Zelmehir?"
Tristan dan Charael tersentak di tempat duduk mereka. Jadi, Xain Kansafer Reid lahir di Zelmehir?
KAMU SEDANG MEMBACA
The Crown Prince's Fiancee (TAMAT)
Fantasy(Series 1 Easter : Season 1 dan 2 sampai Ending) // SUDAH TERBIT Tersedia juga di Aplikasi ® Fizzo ® Hinovel ® GoodNovel ® Kubaca Attention please : DIHARAP UNTUK TETAP MEMBACA SETIAP CATATAN DARI AUTHOR PADA AWAL DAN AKHIR CHAPTER. FOLLOW DULU SEB...