Chapter 121 (Season 2)

4.6K 810 31
                                    

Kita flashback dikit ya. Ke hal-hal yang bikin Rict itu jadi salah satu tokoh fav Ris 😊😊 dan salah satu tokoh jahat, tapi nggak bisa Ris benci karena terlalu malang.

Selamat membaca dan jangan lupa vote + komen. Tetap pantau note author yaaa 🤗🤗

***

55 tahun yang lalu. Zelmehir, desa kecil dekat Parao di kaki Easter.

Ctarrr!

Suara gemuruh petir bersahutan di tengah malam. Langit gelap sesekali menjadi terang karena kilat. Teja yang baru saja sampai ke Katedral pusat—datang diam-diam, menemui Xain yang terdiam menatap keluar jendela pada sisa guratan anak-anak petir.

“Sudah lama sekali, ya, Teja.” Xain berbalik dengan wajah murah.

“Aku pikir baru tiga puluh tahun,” jawab Teja sambil sedikit membungkuk. “Sepertinya kau sangat resah.”

Xain tersenyum kecut. “Apakah kau merasakan yang aku rasakan? Guru bilang kita bisa berbagi batin.”

Teja diam sesaat. Mereka memang dilahirkan di hari yang sama dan oleh orang yang sama, bahkan berbagi rahim bukanlah alasan untuk mereka saling merasakan perasaan masing-masing.

“Yah, aku tidak bisa membaca isi hatimu dan kita juga tidak bisa berbagi perasaan. Tapi aku tahu yang kau pikirkan.”

“Sudah tiga ratus tahun. Membosankan sekali, ya.”

Xain kembali membelakangi Teja dan kilat menerangi langit. Teja yang awalanya tidak memiliki kekekalan, jadi memilikinya karena ia adalah sebagian dari diri Xain. Hanya saja pria itu benar.

“Apa kau senang berkeliling?” tanya Xain.

Teja menyeringai kecil. “Kenapa? Kau ingin mencari tempat untuk mati?”

Xain terkekeh pelan. “Aku rasa belum pernah ada pendeta agung yang hidup lebih lama dari kita.”

“Kita adalah generasi ketiga.”

Xain mengangguk. “Kapan Reid akan menurunkan anaknya yang baru? Aku ingin tidur seperti guru.”

Teja terdiam. Jadi, Dewa Reid tidak menyampaikan wahyu yang sama pada Xain? Hanya padanya saja. Begitu?

Apa maksud dewa melakukan itu? Jika Teja memberitahu Xain, apakah tidak masalah? Karena tidak banyak orang di dunia ini yang tujuan hidupnya adalah mencari tempat untuk mati.

“Entahlah,” jawab Teja seadanya. Pada akhirnya ia tidak memberitahukan apa pun ada Xain bahwa dewa menurunkan wahyu tentang anak Reid yang baru.

Anak istimewa yang lahir di bawah badai. Bahkan dari daerah yang sama dengan mereka berdua. Teja merahasiakan tujuan kedatangannya yang hari itu ingin memberitahukan bahwa pewaris mereka telah lahir.

***

Rict Horton, nyaris semasa hidupnya dihabiskan untuk mendapatkan belas kasih dari orang lain. Tetapi ia sendiri bingung, sebagai anak usia 8 tahun, entah kenapa rasa ingin tahunya begitu tinggi.

Rict yang tidak punya orang tua hidup berpindah-pindah, tidak ada yang benar-benar ingin mengasuhnya. Namun, hidup di Zelmehir saja tidak cukup. Orang-orang Zelmehir selalu pas-pasan. Dari itu Rict suka keluar desa saat matahari terbit dan pergi ke Parao yang memang berdekatan, ia hanya perlu berjalan melewati padang rumput luas.

The Crown Prince's Fiancee (TAMAT)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang