Chapter 39

15.1K 2.3K 32
                                    

Tuh kan jadi update pagi 😌😌
Sebenernya mau update jam 00 tadi malem. Tapi ketiduran, gengs.
Sorry ya.
Ya, aku juga sebetulnya mau udpdare tanggal 8 kemarin, cuma ya kepikiran aja. Kalo update terus habis Crazy Up, ntar keburu tamat doang sisen 1 🤣🤣
Akhirnya aku nunggu beberapa hari dulu.
Supaya intensif, yodah. Aku upadate seminggu sekali aja deh.

Selamat membaca 🙏🙏
Tetap vote dan komen, ya.
Oh, follow juga sekalian kalo berkenan. Soalnya aku kadang gak tahan pengen spoiler. Wkwk
Spoiler sendirian di WA gk ada yg nanggepi 🤣🤣

***

“Raeli, aku tanya sekali lagi. Apa kau yakin?” tanya Kris begitu mereka sampai di perbatasan kota. “Belakangan kau sering sekali melakukan hal tidak masuk akal. Seperti bukan dirimu.”

Raeli tersenyum kecut. Kalau boleh jujur, Raeli memang bukanlah Raeliana. Adik manis Kris. Raeli hanya seorang gadis modern yang mengalami lintas dimensi karena meninggal di hari yang sama dengan Raeliana. Raeli mati ditabrak truk dan Raeliana mati tertabrak kuda.

“Aku butuh waktu, Kak.” Raeli meraih tangan Kris dan tersenyum. Itu satu-satunya senjata andalan yang bisa ia andalkan untuk melawan keluarga ini. “Tolong mengertilah.”

Raeli harus membuat ini seperti ia benar-benar depresi dan butuh waktu menyendiri. Jadi, mari buat ini sedramatis mungkin.

“Apa yang harus kukatakan pada Papa?”

Ya, kau harus memberikan alasan yang masuk akal, bukan? Kau kan sudah membantu sampai sini. Masa mau mengelak, Raeli mengutuk dalam hati.

“Katakan saja apa yang kau tahu tentang aku. Jika Papa tidak puas, dia bisa mendatangiku ke Dominion.”

Dominion adalah kastel yang terletak di daerah kekuasaan masing-masing bangsawan bergelar. Dominion berbeda dengan rumah-rumah yang didiami keluarga bangsawan di Ibukota.

“Papa akan membunuhku.”

Hm, apakah seburuk itu? Meski Duke Rowan Servant adalah prajurit berbakat di masanya, tidak mungkin juga akan membunuh anak hanya karena hal ini. Duke tidak akan menghunuskan pedang pada Kris dengan tuduhan membantu Raeli melarikan diri dari pangeran.

“Papa akan berpihak padaku jika kau menjelaskan semua yang kukatakan padamu di surat itu.”

“Dia tidak akan percaya aku.”

Raeli memutar bola matanya dengan jengkel. “Berikan suratku itu padanya, Kak.”

“Sepertinya aku tidak bisa menghalangimu, ya?”

Raeli mengangguk tegas. Tentu saja. Bahkan kaisar saja tidak bisa menghalangi Raeli yang ingin pergi, apalagi Kris. Pria yang sangat menyayangi adiknya.

“Aku akan baik-baik saja. Ada Anne bersamaku.”

Raeli melirik ke belakang. Tatapan tajam Anne menghunjam punggungnya. Pelayan itu seperti menunggu penjelasan Raeli, sedetail mungkin. Alasan sesungguhnya dari pelarian yang terlihat memaksa ini.

“Baiklah. Jaga dirimu di sana. Mungkin saat kau sampai, tempat itu belum sepenuhnya sempurna disiapkan karena kau meminta ini mendadak. Tetapi utusanku sudah lebih dulu pergi.”

Itu tidak masalah. Raeli masih bisa menahan debu-debu tipis.

“Tetapi, Kak. Apa aku bisa meminta tolong lagi untuk yang satu ini?” tanya Raeli. Sebenarnya ia tidak terlalu yakin Kris bisa melakukan. Setidaknya Duke dan Duchess Servant bisa.

“Katakan saja. Aku akan mengurusnya dari sini.”

“Jangan sampai Carry tahu tentang ini.”

Kening Kris langsung berkerut. “Kenapa?”

Tentu saja karena kakak tertua adalah kesatrianya pangeran. Jika Carry tahu maka tidak lama kemudian Raeli akan diseret kembali ke Ibukota oleh pangeran menyebalkan. Karena biar bagaimana Carry berpihak pada keluarga, sebagai kesatria yang sudah disumpah, Carry akan memberitahu semua pada pangeran. Bahkan dengan paksaan sekali pun.

“Apa pun yang terjadi, Carry tidak boleh tahu.”

***

Dengan perasaan tidak rela akhirnya Kris melepaskan Raeli pergi ke dominion dengan alasan pergi berlibur dari penatnya masalah beruntun. Tentu saja Raeliana yang asli sekalipun akan tertekan jika menghadapi hal semacam ini.

Raeli sudah memutuskan untuk hidup normal, lalu tanpa diduga berurusan dengan putra mahkota. Belum lagi rencana pertunangan dan pangeran yang sangat menginginkannya. Dan setelah memutuskan untuk berdamai dan menjalankannya, pangeran tiba-tiba tertarik dengan gadis yang ditakdirkan untuknya sejak awal, Roseline.

Benar, bukan? Pangeran itu gila.

Raeli mendesah lelah, menyenderkan kepalanya ke kaca kereta. Menatap jalanan yang dilalui. Kenapa bisa jadi seperti ini? Kalau Raeliana dan Sheriel mati di hari yang sama, bagaimana bisa jiwa mereka tertukar dan hanya Sheriel yang hidup di tubuh Raeliana?

Jika begitu, berarti Raeliana benar-benar mati di tubuh Sheriel? Tidak masuk akal.

Di kehidupan Raeli yang dulu ia selalu berpikir logis. Memangnya ada lintas dimensi? Setiap novel yang ia baca tentang kisah seorang tokoh yang terbangun ditubuh orang lain, Raeli selalu memaki. Hal semacam itu benar-benar karangan yang layak dibaca bagi pemimpi. Setidaknya itu adalah pemikiran sebelum Raeli mengalaminya sendiri.

“Nona?”

Raeli mengembuskan napas sedikit lebih kecang, mengabaikan panggilan Anne. “Kalau kau juga ingin bertanya kenapa, maafkan aku, Anne. Aku tidak bisa memberitahumu sekarang.”

“Iya, saya mengerti. Hanya saja apa tidak masalah meninggalkan pangeran begitu saja?” tanya Anne.

Raeli menoleh pada pelayannya itu. Apakah pelariannya ini akan jadi masalah? Tentu saja tidak. Memangnya apa yang akan dipermasalahkan oleh putra mahkota Ein La Alger Easter?

Raeli pergi bukankah memang hal wajar? Perjanjiannya Raeli yang akan mencari pengganti pangeran. Tetapi sekarang malah kebalikannya. Apa yang salah dengan itu?

“Tidak apa-apa, Anne. Tenang saja.”

“Bagaiamana dengan Tuan Ercher?”

“Ercher?” Raeli tersenyum lebar dengan canggung.

Benar. Bagaimana dengan pria itu, ya?

Raeli meninggalkannya begitu saja tanpa mengucapkan apa pun. Tetapi, apa yang ingin Raeli katakan padanya? Tidak ada. Lagipula pria itu memang jarang bicara, ‘kan? Bukan salah Raeli. Memang Ercher tidak bertanya apa-apa.

“Mungkin dia akan kembali bertugas di sisi pangeran,” jawab Raeli. “Jangan cemaskan hal yang sudah pasti, Anne.”

Anne kemudian hanya mengangguk.

“Oh, iya. Berapa lama kita akan sampai di dominion?”

“Sebenarnya kita bisa sampai besok. Hanya saja Tuan Kris bilang untuk tidak di perjalanan saat malam. Mungkin kita baru akan sampai besok sore.”

“Baiklah. Apa Kris juga sudah bilang malam ini kita akan tidur di mana?”

“Iya, kita akan sampai penginapan sebentar lagi.”

Raeli kemudian kembali melihat keluar jendela. Pada lapangan rumput luas. Melihat matahari berubah warna jadi oranye terang. Sebentar lagi matahari terbenam. Kira-kira Kris sudah bertemu Duke Servant belum, ya?

Jika sudah, bagaimana reaksinya?

Satu lagi. Apakah pangeran akan menyadari kalau Raeli melarikan diri atau Ercher yang akan memberitahukannya kalau ia pergi?

Saat Raeli di perjalanan seperti ini. Kira-kira apa yang akan terjadi di Ibukota, ya?
.
.
Original Story by Viellaris Morgen
Minggu (12 Juli 2020)

The Crown Prince's Fiancee (TAMAT)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang