Chapter 102 (Season 2)

6K 896 31
                                    

Rict menutup buku bacaannya dan berdiri membelakangi pintu. Ia melihat pada pohon-pohon yang perlahan mulai gundul karena gugur. Sebentar lagi perburuan akan diadakan. Kali ini perburuan itu harus dilaksanakan.

Lagi-lagi ia melirik buku yang ada di atas meja. Jadi, begitu. Alasan Raeliana merayunya dan belajar sihir adalah untuk melarikan diri. Gadis itu nekad juga. Ternyata ada hal semacam itu.

Walau tumbuh sebagai gadis baik-baik, ternyata Raeliana De Servant sangat pintar. Gadis itu mencari sendiri solusi untuk melarikan diri dari kisah yang sudah Rict buat untuknya. Tetapi sama sekali tidak berjalan mulus. Ein tetap saja jatuh cinta pada Raeliana yang jiwanya tertukar.

“Bodoh,” gumam Rict.

Betapa tidak inginnya Raeliana memilih Rict sampai rela melakukan ritual dan mencari sendiri jiwa untuk menggantikannya. Apakah sebelum melakukan hal itu Raeliana tahu konsekuensi yang akan ditanggung saat ketahuan melakukan praktik terlarang?

Tetapi bukan itu yang menjadi pikiran Rict. Ia sulit menemui Raeliana untuk memberikan buku rancangan kehidupan yang Rict buat. Gadis itu selalu terlihat bersama Ein yang justru membuat Rict makin marah.

Belum lagi Kroma yang tidak juga memberikan kabar tentang kunjungan Xain Kansafer Reid di Zelmehir setelah sebulan lamanya.

Rict hanya merasa tidak lama lagi, pria berambut putih itu akan mengetahui segalanya yang terjadi Pada Raeliana. Kalau tidak ada Kroma, itu berarti Rict harus bertindak sendiri.

Ia harus lebih dulu memengaruhi Raeliana sebelum gadis itu seutuhnya percaya pada Xain Kansafer Reid dan melupakan fakta terciptanya Raeliana De Servant.

***

Pintu ruangan itu kembali diketuk untuk ketiga kalinya setelah hari berganti malam. Tristan datang bersama Anne untuk menjemput Raeli. Tetapi Raeli lagi-lagi mengabaikan kedatangan orang-orang itu.

“Nona, mari kita kembali,” kata Anne.

Raeli sama sekali tidak memedulikan pelayannya itu dan terus mencari lembar demi lembar isi dari buku yang menumpuk di meja. Jika tidak sekarang, maka ia takkan menemukan apa pun selamanya. Itulah yang Raeli rasakan seandainya ia berhenti sekarang.

“Nona, Anda harus kembali. Sudah sejak siang Anda membantu.”

Raeli hanya melirik saja, tidak menggubris sama sekali.

“Anne benar. Sebaiknya kau istirahat. Serahkan saja sisanya padaku,” kata pangeran seraya berjalan mendekati Raeli.

Ia tahu orang-orang itu mencemaskannya. Tetapi Raeli lebih cemas jika hari ini tetap tidak membuahkan hasil. Ia ingin segera tahu siapa Rict sebenarnya dan apakah cerita pria itu tentang Raeliana adalah benar atau hanya karangan semata.

“Aku akan di sini sebentar lagi.” Raeli mengambil buku lain dan membaliknya cepat-cepat secara acak. “Aku akan kembali saat mengantuk.”

“Tetapi Anda sudah melewatkan makan malam,” bantah Anne.

Jika ia melewatkan makan malam, itu bukanlah kesalahan. Raeli dan pangeran sangat sibuk sampai lupa bahwa jam makan malam sudah berlalu. Sedangkan orang-orang di luar sana—Tristan—sama sekali tidak mengingatkan.

Raeli meraih buku lain dan pangeran menangkap tangannya. “Kau harus istirahat.”

Raeli menepis pangeran dan mencoba mengambil buku lain. Lagi-lagi pangeran menghalangi dan buku bersampul abu-abu yang Raeli ingin ambil itu terjatuh ke lantai dengan posisi tertelungkup, di sebuah halaman.

Pangeran membungkuk untuk memungut buku itu. Pada saat pangeran mengangkatnya Raeli melihat gambar seseorang yang ia kenal.

“Kembalilah bersama Anne,” kata pangeran sambil menumpuk kembali buku yang terjatuh itu.”

The Crown Prince's Fiancee (TAMAT)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang