Chapter 43

15.2K 2.4K 210
                                    

Nah, ini update terakhir 🤣🤣
Becanda.
Maksudnya update terakhir minggu ini. Ntar agak aku jarangin dulu updatenya. Kasian yang merathon baca 🤧🤧 aku lihat ada yg baca sampe jam 1 malem.

Yaudah, kita pause dulu update tiap harinya. Biarkan yg lain mengejar baca dulu, ya. Biar sama-sama bacanya nanti. Biarin vote ngumpul dulu kek bayi kecebong kalo habis banjir 🤣🤣

Nah, yang semalem kulihat baca sampe dini hari bener2 dari Prolog, aku ucapkan "SELAMAT DATANG DI EASTER DAN SEMOGA BETAH DENGAN KETOLOLAN EIN-RAELI" 😁😁 serta selamat bergabung juga di paguyuban orang-orang suka ngegas. Wkwkwk

Selamat menikmati 😊😊

***

Sudah tengah malam dan Raeli tidak bisa tidur. Ia baru sampai beberapa hari dan Duke Servant menjemputnya. Tidak. Duke sebenarnya datang untuk menemani Raeli. Kapan Raeli siap, mereka akan kembali ke Ibukota kekaisaran.

Itu artinya Raeliana sekali lagi harus menghadapi takdir yang sama. Kebahagiaan pangeran dan Rose, tanpa bisa memperbaiki takdirnya yang kacau seberapa kuatnya Raeli berusaha mengubah nasib.

Sejauh ini, tidak banyak yang berubah. Nasibnya tetap saja mengarah pada takdir yang itu. Hanya saja pangeran terlihat sedikit lebih peduli dari cerita aslinya.

Ah, kenapa Raeli tidak terlahir sebagai kuda saja?

Raeli melirik surat di atas meja samping tempat tidurnya. Memang itu surat dengan lambang keluarga Servant. Tetapi entah kenapa Raeli tidak mau membukanya. Ada secercah rasa takut. Memangnya surat bisa menggigit, ya?

Apa surat itu akan rusak kalau air minum di sampingnya itu tumpah?

Tidak-tidak. Rasanya surat itu seperti dilindungi dengan sesuatu. Bahkan jika Raeli membakarnya, benda itu akan tetap utuh dan sulit jadi abu.

Saat memberi surat itu Duke bilang dari siapa, ya? Raeli tidak ingat. Dari Carry atau Kris? Apa dari orang lain?

Raeli mengembuskan napas dan bergerak ke pinggiran tempat tidur. Kemudian mengangkat tinggi rambutnya dengan satu kunciran. Ia meraih surat itu dan berjalan menuju jendela kamarnya yang besar. Kamar ini saja besarnya melebihi setengah aula olahraga sekolah di kehidupan Raeli yang dulu.

Raeli melepas lilin berbentuk lambang keluarga yang menyegel surat itu. Firasatnya bilang tidak enak. Seperti tidak lama lagi ia akan kembali berperang.

‘Hei, tukang kabur. Kuberi waktu seminggu untuk kembali ke istana. Kalau tidak aku akan mengumumkan pertunangan.’

Raeli mencengkeram surat itu dengan perasaan geram. Firasatnya tidak pernah salah. Kenapa ia tidak bisa sekali saja lepas dari bayang-bayang pangeran yang menyebalkan itu, ya? Padahalkan sudah ada Rose, jadi untuk apa pertunangan dengan Raeliana?

Duke Servant pasti juga tidak tahu kalau surat ini ditulis oleh pangeran. Maunya pria itu apa, sih?

Satu minggu.

Omong-omong hitungan satu minggu itu dari surat ini dibuat, kan? Kalau begitu kapan surat ini ada? Apa dibuat sebelum Duke berangkat?

Ha! Berarti sudah 3 hari?

Raeli menggeleng kuat. Tidak. Pangeran hanya menggertak saja. Pangeran Ein sudah gila jika melakukan hal itu hanya untuk membuat Raeli kembali.

Oh, sayangnya pria itu memang gila.

“Aduh, bagaimana ini?” Raeli berjongkok sambil mencengkeram kepalanya. “Masa sih aku harus kembali sekarang. Ya, bukan kabur namanya. Tetapi liburan!”

The Crown Prince's Fiancee (TAMAT)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang