Chapter 115 (Season 2)

4.4K 823 40
                                    

“Kakak!”

Tubuh Sheriel tersentak. Ia membuka mata dengan napas panjang dan terduduk, menyadari dirinya ada di atas tempat tidur. Saat melihat ke samping, Yuko sudah cemberut dengan pakaian sekolahnya.

“Mooh! Susah sekali membangunkan, Kakak. Kalau kakak tidur sepanjang hari seperti ini, bisa telat berangkat kerja.”

Sheriel langsung menyibak selimut dan berlari ke kamar mandi, melihat cermin yang tertempel di sana. Senyum lebar merekah di wajahnya dan matanya beriak. Inilah wajah aslinya.

“Yuko!” panggil Sheriel. Ia kemudian berlari meninggalkan kamar mandi. Apakah ini mimpi? Atau ia baru mengalami mimpi panjang?

“Kenapa berisik sekali pagi-pagi begini?” Yuko mencibir sambil membereskan sisa tidur Sheriel.

“Yuko!” Sheriel langsung menghambur memeluk Yuko. “Ya, Tuhan. Aku pikir tidak akan pernah melihatmu lagi.”

Yuko mengerutkan kening dan memegang tangan Sheriel. “Ya ampun, padahal setiap hari kita selalu bersama. Kecuali kalau kakak di tempat kerja. Ada apa sih? Apa kakak mimpi buruk?”

Ya, aku benar-benar mimpi buruk. Sangat buruk sampai aku ingin cepat bangun.

“Aku tertabrak truk,” jawab Sheriel.

“Pasti rasanya sakit sekali,” balas Yuko tidak berselera. “Mimpinya aneh. Pantas saja kakak jadi begini saat bangun.”

“Aku tertabrak truk saat ulang tahunmu.”

“Ulang tahunku itu kemarin, Kak. Kita kan jalan-jalan seharian.”

Sekarang giliran Sheriel yang mengerutkan kening. Kemudian melepaskan pelukannya, menatap lekat pada wajah Yuko. Jadi ... semua yang Sheriel alami itu tidak nyata?

“Kakak kenapa, sih?”

“Tidak, Yuko. Kau ingat novel kesukaanmu? Sang Permaisuri Pilihan.”

“Sang Permaisuri Pilihan?” Yuko tertawa. “Tidak ada novel yang seperti itu, Kak.”

“Ada,” kata Sheriel dengan tegas. “Kau selalu membawa ke mana-mana buku itu dan kau juga sudah berkali-kali membacanya hingga tamat.”

“Aku tidak punya novel yang seperti itu.”

Bercanda!

“Lebih baik sekarang bersiap-siaplah. Kalau tidak aku akan terlambat ke sekolah. Sebentar lagi Bibi akan berteriak memanggil kita.”

Yuko meraih handuk di lemari dan memberikannya pada Sheriel, lalu mendorongnya ke kamar mandi.

“Tunggu dulu. Kau tidak ingat Raeliana? Pangeran Ein atau Roseline.”

“Apa kakak ingin kumandikan? Bicaranya makin mengada-ada. Cepatlah.”

“Tapi, Yuko—”

Belum sempat Sheriel ingin bicara lagi, Yuko sudah menutup pintu kamar mandi. Rasanya ada yang aneh. Sheriel berbalik ke cermin. Kenapa, ya?

Wajah ini adalah wajah Sheriel yang sesungguhnya. Rambut cokelatnya yang sengaja dicat, mata hitamnya. Lalu apa yang salah?

Apa dirinya benar-benar bermimpi? Rasanya Sheriel kehilangan 2 tahun hidupnya.

Ada yang tidak benar. Ada yang hilang dari diri Sheriel. Padahal dengan jelas sekali ia menjalani hidup sebagai Raeliana di dunia lain karena jiwanya tertukar. Namun, dalam sekejap mata menjadi bak mimpi. Sebenarnya kehidupan yang ini atau itu yang sebenarnya nyata?

“Kakak, cepatlah!”

Suara teriakan Yuko kembali terdengar, menyadarkan Sheriel dari lamunan. Dengan embusan napas ia tersenyum. Terserahlah. Entah mana yang mimpi, selama Sheriel bisa bertemu lagi dengan Yuko, maka ia akan menganggap mimpi sebelumnya tidak pernah terjadi.

The Crown Prince's Fiancee (TAMAT)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang