Kemarin aku udh bilang mau update 3 chapter, kan?
Sekarang aku update 1 dulu, ya.
Nanti malem nyusul 2 chapternya.Dengan syarat, tetep komen yak 🤣🤣 jangan dianggurin. Wkwkw
Selamat membaca.
***
“Yang Mulia, bisakah Anda memadamkan sihirnya?” pinta Raeli. Tubuhnya gemetar habis-habisan karena sihir yang dikeluarkan oleh Xain.
“Tubuh itu bereaksi terhadap sihirku.” Xain akhirnya menghilangkan sihir dan kembali duduk. “Kegelisahan seperti itulah yang kurasakan dari tubuhmu sejak saat itu.”
Raeli mengatur napasnya yang tersengal. Tubuhnya tidak mau menurut, masih gemetar dengan gelisah. Ein menarik tangannya untuk kembali duduk.
“Ada banyak sekali hal yang tidak kita ketahui tentang Raeliana De Servant. Benar kan, Pangeran Ein?”
Raeli melirik Ein. Pria itu hanya diam dan menatap nanar pada Xain. Apa yang sekarang dirasakan pangeran, ya? Menyaksikan tubuh gadis yang menjadi tunangannya sejak kecil dirasuki oleh jiwa orang asing, kemudian gemetar ketakutan.
“Maaf, tubuhnya bereaksi sendiri,” lirih Raeli.
“Raeli?” panggil Xain. “Mulai sekarang, bisakah kau mengatakan apa pun reaksi yang kau dapat dari tubuh ini? Reaksi asing yang bukan berasal dari keinginanmu. Aku ingin tahu semua itu.”
Raeli mengangguk. “Baiklah, Yang Mulia.”
***
Raeli melirik Ein yang berjalan di sampingnya. Pria itu tidak menatapnya sejak meninggalkan katedral. Sejak Xain berkata kalau mereka tidak mengenal Raeliana De Servant yang asli sebanyak itu.
Raeli tersenyum kecut. Ein pasti berpikir bahwa ia belum mengetahui apa pun tentang Raeliana dan gadis itu mendadak mati, digantikan oleh gadis dari dunia asing.
Rasa sesak menyerang Raeli. Reaksi seperti ini memang sudah selayaknya ia dapatkan. Hidup sebagai Raeliana tetap keputusan yang membebankan, bukan?
“Andai saja tubuhku belum mati,” kata Raeli. Ia menghentikan langkahnya.
Ein juga ikut menghentikan langkah, menatap Raeli dengan kening berkerut.
Raeli mendongak dengan senyum lebar, tetapi air matanya jatuh. “Aku berharap tubuh asliku masih hidup dan Raeliana berada di sana. Saat semua ini selesai, aku ingin kembali ke tubuhku. Aku berharap kami bisa kembali bertukar posisi.”
“Rae—”
Raeli langsung membungkuk cepat. “Aku ingin sendirian. Kuharap kau bisa mengerti.”
Raeli berbalik begitu menegakkan tubuh dan berlari meninggalkan Ein. Ia butuh waktu sendirian. Merenungi semuanya. Hal apa yang pernah Raeli lakukan di kehidupan sebelumnya sampai-sampai harus mengalami hal ini.
Meski Ein bilang untuk berada di sisinya siapa pun Raeli, tetap saja yang pria itu anggap adalah Raeliana.
Raeli menghentikan langkahnya begitu sampai taman, menutupi mulutnya dan terisak. Keraguan apa lagi ini? Perasaan apalagi ini?
“Raeliana?”
Raeli berbalik mendengar seseorang memanggil namanya. Rict berdiri di sana, menatap iba padanya. Kenapa di saat seperti ini ada orang yang benar-benar tidak ingin Raeli lihat malah muncul?
Ah, benar. Rict di istana karena memang sudah menjadi bagian dari admninistrasi keuangan negara baru-baru ini. Jadi wajar saja jika Raeli bertemu pria itu di istana.
“Apa yang terjadi?” tanya Rict sambil berjalan mendekati Raeli. Tanpa di sangka-sangka pria itu malah menarik Raeli ke pelukannya.
“Aku ingin sendirian. Tingalkan aku!” Raeli memberontak sesaat. Namun, begitu Rict mengelus kepalanya, ia luluh seutuhnya dan menangis.
Ingin sendirian? Omong kosong! Tidak ada orang yang benar-benar ingin sendirian di saat kondisi hati yang hancur. Begitu juga Raeli. Dalam hati ia mengharap seseorang datang menenangkannya.
Apa tadinya Raeli berharap Ein yang datang?
“Kau boleh menangis kapan saja. Menjadi pura-pura kuat itu butuh kesabaran dan energi yang banyak. Aku sangat mengenalmu, Raeliana. Sejak pertama kali bertemu kau berusia lima belas tahun, kau seorang gadis yang kuat.”
Raeli tersentak dalam tangisnya. Rict mengenal Raeliana sejak berusia 15 tahun. Itu berarti jauh sebelum ia merasuki tubuh ini. Pantas saja ia merasa tidak asing. Tetapi kenapa Rict tidak mengatakannya?
“Kau takkan bisa menghindari takdir. Bagaimanapun kau sudah ditakdirkan untuk menjadi permaisuri nantinya.”
Raeli meremas pakaian Rict. Benar. Bagaimanapun Raeli yang sekarang menolak, Raeliana sebelum ini sudah ditakdirkan menjadi tunangan pangeran sejak dalam kandungan—mungkin.
“Raeliana, bukankah kau merasakan sakit setiap kali membuka hati untuknya? Kenapa kau tidak benar-benar meninggalkan dia?” tanya Rict.
“Rict.”
Rict mengulurkan tangan pada Raeli. “Kenapa kau tidak datang padaku? Aku bisa menjagamu. Aku sudah pernah mengatakan itu dulu sekali. Aku tidak peduli kau bangkit dari kematian sekalipun.”
Raeli menelan ludah. “Apa yang kau—”
“Aku sangat mengenalmu, Raeliana. Justru kau yang melupakanku. Tidakkah kau ingin datang padaku? Bukankah aku sudah pernah bilang saat itu kalau sebelumnya kita pernah bertemu?”
“Kau kenal Raeliana?”
“Aku sangat mengenal Raeliana. Bagaimana aku bisa tidak menyadari perubahannya. Kalian sangat berbeda.”
Kalian?
Raeli mengangkat kepala. “Kau tahu kalau aku dan Raeliana ….”
Rict mengangguk. “Aku tahu semua hal tentang Raeliana.”
“Kalau kau tahu aku bukan Raeliana yang asli, itu artinya kau tahu apa yang terjadi pada kami? Bisakah kau beritahu kenapa aku bisa sampai ke sini?”
Rict mengulurkan tangannya pada Raeli. “Aku akan memberitahu semua yang ingin kau ketahui. Tetapi datanglah padaku Raeliana, seperti janjimu.”
“Janji? Raeliana membuat janji padamu?”
Raeli merasakan sengatan rasa sakit di kepalanya. Apa lagi ini? Janji apa yang Raeliana buat semasa hidupnya pada Rict? Siapa pria ini sebenarnya bagi Raeliana?
“Aku tahu, tidak mudah percaya padaku seperti halnya Raeliana yang asli. Aku akan menunggu.” Rict tersenyum getir dan menarik tangannya. “Kapan kau mau. Kau bisa mendatangiku dan bertanya apa saja mengenai hal yang tidak kau ketahui tentang tubuh itu. Aku akan menunggumu.”
Rict kemudian berbalik.
“Tunggu!” cegah Raeli. “Jika aku datang padamu, apakah kau akan mengatakan semua yang kau ketahui tentang Raeliana?”
“Bukan hanya Raeliana, aku bahkan tahu tentang kau yang bukan Raeliana.”
Raeli menarik napas dan menghapus jejak air matanya. Rict tahu tentang Raeliana dan jiwa asing Raeli. Apakah sejak awal Rict memang sengaja mendekatinya atau memang karena pria itu dekat dengan Raeliana?
“Aku ingin tahu.”
“Maka datanglah padaku.”
Raeliana diam sejenak. Apakah ia harus datang? Jika datang, ia tidak tahu apa yang akan terjadi. Tetapi ia harus mencari tahu ada apa dengan tembok yang dibangun Raeliana dalam dirinya.
.
.
Original Story by Viellaris Morgen
Sabtu (06 Februari 2021)
.
Ya, selamat gregetan.
Karena kita masih akan bergelut pada perasaan orang-orang bodoh yang sejak s1 nggak kelar-kelar 🤦🏻♀️🤦🏻♀️
KAMU SEDANG MEMBACA
The Crown Prince's Fiancee (TAMAT)
Fantasy(Series 1 Easter : Season 1 dan 2 sampai Ending) // SUDAH TERBIT Tersedia juga di Aplikasi ® Fizzo ® Hinovel ® GoodNovel ® Kubaca Attention please : DIHARAP UNTUK TETAP MEMBACA SETIAP CATATAN DARI AUTHOR PADA AWAL DAN AKHIR CHAPTER. FOLLOW DULU SEB...