Chapter 59

14.9K 2.3K 42
                                    

Aku kemaren bilang lgi ada masalahkan. Bahkan sampe sekarang belum selesai. Ya, aku cuma bisa cari pelarian supaya nggak stress.
Cuma dengan lihat Wattpad, aku udh seneng. Makasih semangatnya.

Sekarang karena season 1 dikit lagi ending, jdi aku update seminggu sekali, ya. Setiap malam minggu.

***
Sudah seminggu. Raeli tidak percaya bisa kembali ke rutinitas biasa sebelum ia bertemu dengan Rose dan Pangeran Ein. Tidak, Raeli belum pernah menjalani rutinitas ini. Tetapi tubuh Raeliana pernah.

Kehidupan sekarang malah terasa sangat wajar. Raeli bekerja, pulang dan istirahat sebagaimana yang harusnya terjadi seperti rencana awal. Namun, rasanya sangat kosong.

Selama seminggu tidak ada seorang pun dari para pegawai Raeli yang membicarakan tentang Rose. Seakan-akan gadis itu tidak pernah berada di toko roti. Bahkan saat Raeli bertanya, mereka semua mengelak. Anne juga sama sekali tidak membantu.

Raeli ingin tahu ke mana gadis itu pergi? Kalau gadis itu kembali ke Faiore pastilah Klein akan bilang pada Raeli saat ia masih di markas itu. Bukan. Kalau memang Rose pulang ke Faiore, semua pegawai Raeli tidak akan melarikan diri dari segala pembicaraan tentang gadis itu.

Raeli melirik Carry yang berjalan di sampingnya. Aneh jika harus dikawal oleh kakak sendiri. Biasanya walau tidak terlalu suka bicara, Raeli akan melihat Ercher mengekorinya seperti anak anjing putih berbulu lebat.

"Aku tidak mengerti. Kenapa kau tiba-tiba ingin pulang jalan kaki?" tanya Carry. "Karena itulah kau kecelakaan."

Sepertinya hobi Raeliana dan Raeli tidak jauh berbeda. Meski anak seorang Duke, Raeliana tidak terlalu menonjol dalam sosialisasi, apalagi pembatasan tentang derajat. Raeliana suka datang ke toko-toko di dekat tokonya untuk melihat-lihat mainan baru atau aksesoris-aksesoris lucu—seperti yang dikatakan oleh Anne sesekali.

"Untuk apa aku punya kaki kalau tidak digunakan?" Raeli membalas dengan cemberut. Kakak-kakaknya dan Duke Servant selalu saja berlebihan jika mengenai kesehatan dan keselamatan Raeliana.

"Bukankah lebih aman naik kereta kuda?"

"Rumah kita tidak terlalu jauh."

Carry mengangkat bahunya. "Jadi, sebenarnya apa yang ingin kau katakan?"

Raeli memiringkan kepalanya pada Carry. Apakah terlihat jelas kalau ia sebenarnya ingin mengatakan sesuatu? Kenapa Raeli tidak bisa menyembunyikan ekpresi, ya?

"Tidak ada," jawab Raeli.

Ia belum siap untuk menanyakan Rose sekarang. Ada banyak kemungkinan yang berputar di kepalanya. Kalau Klein bisa menculik Raeli karena berstatus tunangan pangeran, mungkin juga hal yang sama bisa terjadi. Easter juga bisa melakukan penyekapan terhadap Rose yang berstatus tuan putri Faiore, hanya jika pangeran tahu kalau Rose adalah adik Pangeran Klein.

"Kau yakin?"

Kening Raeli berkerut. "Yakin."

Raeli melihat ke seberang jalan pada toko mainan. Senyum Raeli merekah. Tanpa bertanya lebih dulu ia memeluk lengan Carry dan menyeberang, menyeret kakaknya itu ke toko mainan.

"Mau ke mana?" tanya Carry sambil mengimbangi tarikan Raeli.

Raeli tidak menjawab dan terus menarik Carry masuk ke toko mainan yang nyaris mirip seperti orang mendobrak pintu. Setelah sampai di dalam, Raeli baru sadar orang-orang sedang melihatnya dengan tatapan aneh.

Tentu saja aneh. Memangnya ada seorang lady masuk ke sebuah tokoh dengan mendobrak pintu. Tetapi kemudian orang-orang itu malah sedikit membungkuk padanya setelah melihat Carry.

The Crown Prince's Fiancee (TAMAT)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang