Chapter 12

27.3K 3.9K 61
                                    

Karena di chapter sebelumnya udah janji mau update 2 chapter, sekarang kutambahin 1 😁😁 aku baekkan?

Yaudah, selamat membaca....
Jangan lupa vote dan komennya, Kak. Makasih ^^

***

"Aduh!" desis Raeliana setelah punggungnya menghantam pilar beton istana. Tempat itu dekat dengan taman yang tempo hari didatanginya untuk memenuhi undangan permaisuri. "Tidakkah Anda pikir itu sedikit kasar?"

Ein menatap Raeliana dengan pandangan tajam. Menahan gadis itu tetap berdiri di sana. Gadis ini terlalu pintar untuk melarikan diri. Ein bahkan akan mengutuk dirinya sendiri jika Raeliana melarikan diri saat masih berada di tangannya.

"Apa yang kau lakukan?" tanya Ein.

"Menghadiri jamuan teh Putri Liliane."

Oh, tentu saja gadis itu akan menjawab seperti apa yang seharusnya. Raeliana tidak akan memberikan jawaban seperti apa yang Ein inginkan. Gadis ini keras kepala dan menarik karena sangat sulit ditebak.

"Tidak, Raeliana. Kau menyodorkan gadis pekerja di tokomu padaku."

Raeliana menyerigai. "Apa tampak seperti itu?"

Gadis ini melakukan banyak cara untuk menjauh dari Ein. Entah apa alasannya. Saat kecil saja Raeliana adalah anak yang selalu mencoba menempel padanya karena sangat lemah. Ketika berjalan saja bisa terjatuh.

"Kau pikir sopan menyeringai padaku seperti itu?"

"Lalu Yang Mulia Pangeran akan menghukumku di alun-alun sebagai contoh seorang gadis yang tidak sopan pada putra mahkota?"

Senyum gadis itu seolah mengatakan bahwa Ein takkan melakukan hal itu. Jelas sekali, karena Ein sepenuhnya tertarik pada Raeliana.

"Tidak," jawab Ein. "Mungkin aku akan melakukannya dengan alasan kau menghindariku."

Senyum di wajah Raeliana menghilang. "Apakah itu sebuah kesalahan?"

Ya, tidak ada gadis yang mengabaikan Ein. Bahkan di daratan tetangga.

"Semua gadis tergila-gila padamu, Yang Mulia. Kau tidak kekurangan dengan hal itu. Tetapi aku tidak."

Tentu saja Raeliana tidak termasuk dari salah satu yang tergila-gila itu. Jika gadis itu salah satunya, Ein takkan mungkin tertarik. Sedangkan gadis berambut merah itu bagian dari semua gadis yang tertarik pada Ein. Ia bisa melihat tatapan kekaguman saat pertama kali bertemu di toko roti.

Raeliana berbeda dengan mereka. Gadis itu terlihat ingin kabur saat bertemu dengan Ein. Hal itu membuatnya merasa tidak sempurna. Apa yang membuat Raeliana harus melarikan diri darinya?

Raeliana menepis pelan tangan Ein. "Aku hanya tidak ingin berurusan dengan seseorang dari kekaisaran."

Ho, hanya dari kekaisaran saja atau hanya tidak ingin berurusan dengan Ein?

"Sikapmu baik pada Marquess Tristan."

Raeliana mendongak. "Mungkin karena dia bukan pangeran?"

Gadis itu memberikan sebuah pertanyaan. Tetapi bukan itu yang Ein tangkap. Raeliana sedang menegaskan bahwa dirinya tidak ingin berurusan dengan pangeran.

"Jika itu perintah, kau tidak akan bisa menghindariku, Raeliana."

"Bahkan jika itu perintah. Aku takkan berurusan dengan pihak kekaisaran."

Ein tertawa, menyugar rambutnya. Mendapati dirinya semakin aneh hanya karena seorang gadis.

Raeliana terlihat syok mendengar tawa itu dan langsung melihat ke penjuru arah, memastikan tidak ada yang mendengar mereka.

The Crown Prince's Fiancee (TAMAT)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang