Chapter 13

26.6K 3.8K 120
                                    

Update-nya aku percepat 😬😬 buat menemani ngabuburit kakak-kakak.
Selamat membaca ^^
Jangan lupa tinggalin jejak 😁😁

(***)

Ah, Raeli sekali lagi syok berat. Benar-benar syok sampai sulit untuk tidur dan kantung hitam memenuhi matanya. Bahkan hari ini ia sengaja memakai gaun berwarna merah gelap agar terlihat sedikit cerah. Tetapi sayang itu tidak membantu sama sekali. Ia tetap saja dibayang-bayangi oleh ucapan Kris.

Apa-apaan itu? Kris pasti berbohong untuk mempermainkan Raeli. Lagipula Duke Servant, ayahnya tidak mengatakan apa pun tentang hal itu.

Ya, Kris pasti dengan sengaja mengucapkan lelucon padanya semalam. Namun, lelucon itu tidak lucu sama sekali.

Raeli memegang kepalanya dengan kedua tangan, tertunduk ke meja. Karena tidak tidur ia jadi sakit kepala. Bahkan beberapa pekerjanya yang berkeliaran berkali-kali menanyakan keadaannya. Sayangnya, seberisik apa pun kesibukan di daput itu sama sekali tidak memengaruhi Raeli.

Anne lagi-lagi tidak ikut dengan Raeli karena harus mengerjakan sesuatu dengan Duchess Servant. Hal itu menimbulkan kecurigaan Raeli tentang sesuatu apa yang dikerjakan oleh ibunya.

“Ah, kepalaku sakit sekali,” kata Raeli pada dirinya sendiri. Ia ingin mengutuk Pangeran Ein atas rasa sakitnya ini.

“Anda ingin diambilkan obat?”

Reali sedikit mendongak, melihat Rose tersenyum padanya sambil meletakkan secangkit teh hangat. Astaga ia lupa meminta maaf pada gadis itu atas kejadian kemarin di istana. Bagiamanapun Raeli harus meminta maaf atas kesalahannya yang mencoba menyodorkan Rose pada si singa hitam gila itu.

“Ah, terima kasih, Rose.”

Gadis itu pergi untuk naik ke lantai atas, mengambil obat. Semua persedian obat untuk para pekerja yang menginap ada di atas. Untuk berjaga-jaga jika ada yang sakit saat tengah malam.

Raeli mengantuk. Mungkin sakit kepal ini disebabkan karena itu tidak tidur dengan benar. Dan dirinya tidak bisa bergadang, bahkan di kehidupan sebelum ini. Ditambah lagi tubuh Raeliana ini sangat rentan dan lemah.

Raeli memejamkan mata, membiarkan hawa kantuk menyelimutinya. Ia tidak akan melawan untuk tidur.

***

“Nona Raeliana berada di dapur. Apa Yang Mulia ingin dipanggilkan Nona?”

Ein mengangkat tangannya sebagai isyarat tidak perlu. Lagipula ia sudah pernah melihat dapur itu. Jadi, biar Ein masuk sendiri. Pekerja yang menyambutnya hanya mengangguk dan membiarkan Ein menuju dapur bersama Tristan yang masih mengikuti. Mendapati seisi dapur terkejut melihatnya.

Ein langsung memberikan isyarat untuk diam dan meminta semuanya untuk keluar dari dapur. Dengan diam, para pekerja Raeliana patuh untuk keluar. Setelah mereka keluar Tristan tetap berdiri di depan pintu dan Ein menghampiri satu-satunya meja di tengah dapur itu. Tempat Raeli yang duduk memegang kepalanya.

Ein menunduk untuk melihat wajah Raeli yang tertutup rambutnya. Gadis itu tertidur dengan posisi yang tidak nyaman. Dengan pelan Ein menarik kursi di sisi kanan Raeliana dan duduk tegap sebelum tangan gadis itu terlepas dari kepalanya dan jatuh ke meja, pada lengan kanan Ein.

Untung saja. Terlambat sedikit Raeliana akan bangun dengan memar di keningnya.

“Nona, ini—”

Ein melihat Tristan memberikan isyarat pada seseorang di belakangnya. Ia sedikit menoleh.

Oh, si gadis berkepala apel.

Dengan tangan kirinya Ein meminta benda yang coba gadis itu berikan pada Raeliana. Setelah meletakkan obat di tangan Ein, gadis itu langsung keluar dari dapur.

The Crown Prince's Fiancee (TAMAT)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang