***
Raeli pikir dengan tidur sebentar rasa sakit kepalanya bisa hilang. Setelah kunjungan tidak terduga Pangeran Ein, Raeli memilih beristirahat di kamar atas. Sayang sekali, tidur juga tidak membantu sama sekali. Malah pusingnya makin menjadi-jadi.
Kalau memeng Kris benar tentang pertunangan itu, jelas pangeran tidak akan setenang itu untuk mendatangi Raeli. Pangeran Ein juga pasti merasa perlu untuk menolak.
Ya, Kris hanya bercanda.
Namun, ada sesuatu yang mengganggu Raeli sejak kemarin. Pengaran kepala batu itu tidak henti menyebutkan utangnya. Jadi di sinilah Raeli berdiri. Di depan ruangan Carry. Karena kakak tertuanya itu lebih sering berada diistana, Raeli jadi canggung ingin bicara dengannya. Tetapi tetap saja Raeli harus mencobanya. Ia harus melakukannya.
Raeli mengetuk pintu sampai terdengan teriakan Carry yang memperbolehkannya masuk. Pria itu langsung berdiri begitu melihatnya. Memberikan senyum lebar yang bahkan Raeli sendiri tidak tahu harus memberikan senyum seperti apa.
“Bagaimana keadaanmu?”
Raeli berdeham pelan untuk menurunkan sesuatu yang terasa mengganjal tenggorokannya. “Sudah lebih baik.”
“Jangan terlalu keras pada dirimu, Raeli.” Carry menuntun Raeli duduk di sofa dekat meja.
Mungkin karena Raeli satu-satunya anak perempuan di rumah ini, jadi Carry atau Kris sangat menyayanginya.
Raeli mengangguk dan ikut duduk di samping Carry. “Apa kau sedang sibuk, Kak?”
“Tidak terlalu. Aku hanya menyelesaikan sisa rincian pada ekpedisi terakhir untuk Yang Mulia Ein.”
Ya, pria itu.
Tampaknya ke mana saja Raeli pergi, ia akan selalu dibayang-bayangi dengan nama pria itu. Entah karena ia sudah berurusan dengan Pangeran Ein atau karena memang lingkungan yang mengharuskan.
“Kakak akan ke istana besok?”
“Tidak. Aku rasa malam ini. Karena Yang Mulia ingin laporan ini sesegera mungkin.”
Pria itu memang monster!
Carry baru saja kembali dan dia sudah memaksanya menulis laporan. Bahkan harus segera sampai begitu laporan itu selesai ditulis.
“Kenapa tidak besok, Kak?” tanya Raeli. “Yang Mulia pangeran bisa menunggu.”
Ya, biarkan pria menyebalkan itu menunggu.
“Yang Mulia selalu bekerja keras dan sangat sibuk. Menunda pekerjaan akan membuang waktunya.”
Pria itu sering membuang waktunya dengan mendatangi Raeli dan membuatnya kesal. Jadi, apa masalahnya dengan menunda pekerjaan?
Oh, baiklah. Raeli tidak ingin mendebat itu dengan Carry.
“Kalau begitu bisa kutitip ini?” Raeli memberikan sebuah kotak yang tadi dibawanya pada Carry. “Untuk Pangeran.”
Carry memberikan seringai. Pria ini coba menggodanya. Kenapa?
“Untuk calon tunanganmu, ya?”
“Ya?” Raeli melotot mendengar itu.
“Tidak perlu malu.” Carry mengusap kepala Raeli. “Seluruh kekaisaran sudah membicarakan hal itu. Tentu saja mereka menginginkan pertunangan.”
Jadi, Kris tidak bercanda?
Aaahhhh!
Carry mengehela napas. “Jadi Papa belum memberitamu, ya? Kupikir yang Mulia Kaisar akan mengumumkannya pada perayaan usai perburuan nanti.”
KAMU SEDANG MEMBACA
The Crown Prince's Fiancee (TAMAT)
Fantasy(Series 1 Easter : Season 1 dan 2 sampai Ending) // SUDAH TERBIT Tersedia juga di Aplikasi ® Fizzo ® Hinovel ® GoodNovel ® Kubaca Attention please : DIHARAP UNTUK TETAP MEMBACA SETIAP CATATAN DARI AUTHOR PADA AWAL DAN AKHIR CHAPTER. FOLLOW DULU SEB...