“Jadi, bagaimana menurutmu, Tristan? Perlukah kita mengawasinya dari dekat?”
Ein meletakkan pena bulunya ke dalam guci kecil di samping tinta, melihat pada Tristan yang berdiri di sisi meja kerjanya.
“Kita lihat dulu saja, Yang Mulia. Biarkan dia di sana untuk sementara waktu,” jawab Tristan.
Kunjungan siangnya ke toko roti Servant tidak terlalu membuahkan hasil. Malah Ein kira itu adalah kunjungan yang tidak berarti sama sekali. Saat ia datang, toko sangat tenang. Malah ada yang memberitahunya bahwa Raeliana belum muncul di toko sejak beberapa hari. Tampaknya belum ada yang tahu kalau Raeliana sudah pindah ke istana kaisar.
Ein mendatangi gadis berkepala apel, Roseline. Gadis itu tidak terlihat seperti orang trauma, sama halnya Raeliana. Seakan tidak mengalami hal buruk. Jadi, Ein pikir kalaupun ia memberitahu tentang kondisi pamannya yang sudah meninggal, gadis itu pasti tidak akan syok.
Namun, Ein salah besar tentang itu. Roseline takut padanya. Saat ia memberitahu mengenai tahanan yang mati itu, Roseline menangis keras dan sampai gemetar. Bahkan berkali-kali bertanya siapa yang tega membunuh pamannya seperti itu.
Ya, bisa Ein asumsikan bahwa gadis itu tidak tahu sama sekali dengan masalah pamannya. Mungkin Tristan benar. Untuk sementara gadis itu aman tinggal di luar sana.
“Aku berencana untuk menjadikannya pelayan Raeliana.”
Tristan berdehem kecil. Sepertinya pria itu sedikit tidak setuju dengan apa yang dipikirkan Ein. Terlihat sekali siap untuk mendebatnya.
“Katakan saja, Tristan.”
“Menurut saya, tidak aman untuk gadis itu tinggal bersama Nona Raeliana, Yang Mulia. Jika dia juga diincar, Nona Raeliana bisa dalam bahaya.”
Tristan benar. Raeliana mungkin bisa dalam masalah.
“Kita harus melihat dulu situasinya, Yang Mulia.”
Pintu ruangan tiba-tiba saja diketuk dan terdengar teriakan milik Carry dari balik pintu. Tristan segera membukakan pintu dan menyuruh pria itu masuk.
Carry masuk dan memberikan hormat pada Ein. Pria itu masih mengenakan seragam kekaisaran dan juga panji kuning emasnya. Terlihat sarung tangan yang Carry pakai agak kotor.
Kening Ein sedikit berkerut menyaksikan hal itu. Ia memiliki 5 kesatria paling setia dan bisa dipercayai. Tetapi tidak satu dari mereka yang berani muncul di hadapan Ein dengan keadaan kotor kecuali saat menghadapi situasi tidak terhindarkan. Namun, jika Carry sudah datang dengan keadaan seperti ini, berarti ada sesuatu mendesak yang harus langsung disampaikan dan tidak bisa ditunda.
“Berkat Easter untuk Yang Mulia Pangeran.”
Ein mengangguk dan menelisik ke tubuh Carry. Semua laporan rinci seharusnya melalui pria itu untuk di tulis dan diserahkan pada Ein. Tetapi tidak ada barang bawaan dari Carry kecuali pedang di pinggangnya.
“Laporan mendesak, Carry?” tanya Ein.
“Maafkan saya, Yang Mulia.”
Ein mengangguk. “Aku yakin kau punya alasan. Katakanlah.”
“Masalah laporan bulan lalu yang datang dari perbatasan.”
Ein melirik Tristan, pria itu juga sama tertariknya.
“Lanjutkan.”
“Kereta pasokan makanan kekaisaran yang dalam perjalanan menuju medan perang selalu hilang dan tidak kembali.”
Ah, laporan yang ia terima bulan lalu. Sebenarnya selalu ada kejadian seperti itu setiap kali kekaisaran mengirimkan pasokan makanan untuk para tentara perang di perbatasan. Tetapi tidak lebih dari satu kereta yang berhasil dirampok.
KAMU SEDANG MEMBACA
The Crown Prince's Fiancee (TAMAT)
Fantasy(Series 1 Easter : Season 1 dan 2 sampai Ending) // SUDAH TERBIT Tersedia juga di Aplikasi ® Fizzo ® Hinovel ® GoodNovel ® Kubaca Attention please : DIHARAP UNTUK TETAP MEMBACA SETIAP CATATAN DARI AUTHOR PADA AWAL DAN AKHIR CHAPTER. FOLLOW DULU SEB...