Chapter 92 (Season 2)

5.9K 1K 29
                                    

Mau nyoba update tiap hari, ahhh 🤣🤣 tapi kok vote makin lama makin menurun 🤔🤔 apa pada nabung yak?

Vote dulu dong 🤣🤣
Setelah itu baru ... Selamat membaca.

***

“Jadi, apakah hal semacam itu benar-benar rahasia?” tanya Raeli pada Liliane saat mereka meninggalkan taman setelah minum teh. Ia sengaja memancing pembicaraan ini.

Raeli akui, sulit sekali mencari seseorang yang bisa berbagi informasi tentang para pengguna sihir di Easter. Sedangkan ia tidak mungkin langsung menodongkan pertanyaan tentang ini pada papanya atau pada Carry, jelas mereka akan curiga tentang kenapa ia mendadak tertarik.

Beruntung sekali Raeli mendapat teman bicara seperti Liliane. Gadis itu mau berbagi banyak pengetahuan di istana padanya. Seperti sekarang ini. Mungkin sudah pembicaraan ketiga dengan topik yang sama sejak beberapa kali pertemuan. Hanya saja topik ini tidak pernah sampai usai. Saat mereka membicarakan pengguna sihir dari kalangan wanita, Charlotte menghentikan pembicaraan itu tanpa sengaja.

“Hmm, aku pikir tidak terlalu,” jawab Liliane. “Salah satu dari kami, entah Ayah atau Kakak akan memeriksa daftar pengguna sihir tiap tahunnya yang bertambah seiringnya kelahiran. Aku juga pernah memeriksanya satu kali.”

Seiring kelahiran tiap tahunnya buku-buku itu diperbarui dengan data yang baru.

“Apakah bayi-bayi yang baru lahir bisa didaftarkan?”

Liliane mengangguk lagi. “Setiap bayi yang lahir dan dibaptis oleh pendeta-pendeta katedral wilayah masing-masing, mereka akan didaftarkan sebagai pengguna sihir.”

“Dari mana mereka tahu kalau bayi itu punya potensi memiliki sihir?”

“Raeliana, sihir itu bukan sesuatu yang bisa dipelajari. Tetapi memang ada di dalam diri sejak di kandungan.”

Tidak, bantah Raeli dalam hati. Sihir kuno bisa dipelajari. Ya, hanya kalau Rict berkata jujur saat itu.

“Aku penasaran,” celetuk Raeli. Pura-pura merasa penasaran. “Apakah aku boleh melihat daftar-daftar itu?”

Kening Liliane berkerut. “Ada banyak sekali. Biasanya Pendeta Agung Xain yang menyimpannya.”

“Jadi, tidak bisa dilihat? Barang sedikit pun?”

Liliane mengetuk-ngetuk dagunya dengan jari. Berpikir sejenak. “Mungkin kita bisa melihat data dari bangsawan saja, yang lebih sedikit.”

Tepat!

Raeli rasanya ingin melompat saat itu juga begitu mendengar ucapan Liliane. Tadinya ia bingung bagaimana harus memancing agar bisa melihat daftar bagian bangsawan. Ternyata tanpa susah payah, Liliane menawarkan dengan sendirinya.

Tanpa berpikir dua kali, Raeli langsung tersenyum. Ia tentu tidak akan menolak tawaran baik.

“Ayo, kita ke Katedral,” ajak Liliane.

Tetapi baru saja mereka berdua ingin melanjutkan perjalanan menuju arah katedral, Charael menghampiri.

“Selamat sore, Yang Mulia Putri dan Tuan Putri,” sapa Charael sambil membungkuk rendah.

Raeli mengalihkan pandangan dengan perasaan jengkel dan mengepalkan tangan. Kenapa orang ini pakai datang segala, sih? Padahal tadinya bisa lancar, Raeli mengutuk dalam hati.

“Sudah lama tidak bertemu, Yang Mulia Putri.” Charael tersenyum pada Raeli.

Raeli hanya bisa memberikan senyum canggung. “Ah, iya.”

The Crown Prince's Fiancee (TAMAT)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang