Chapter 44

15.2K 2.5K 197
                                    

Tuhkan. Akhirnya aku update setelah bilang nggak Mood 🤧🤧 kapanlah mood yg kek roller coaster ini bisa diperbaiiki.

Ya, tapi emang udh agak membaik sih mood gegara ngeributin nama tokoh anime bareng temen 😌😌 gegara pelafalan nama China "Bai Qi" tapi di telingaku jadi .... Ah, yaudahlah.

Aku update aja.
Tapi nih aku suka heran kenapa bisa begitu. Contoh nih, chapter sebelum ini vote sampe 39. Nah Chapter sebelum itu malah gk nembus 30 🤔🤔 kok bisa begitu, ya?
Bukannya apa. Tapikan segala sesuatu di Wattpad ini memandang jumlah angka supaya lapaknya bisa up 🤣🤣

Ya, kuharap mengertilah ya. Biar sama-sama enak.
Sekali lagi makasih yang udah mengikuti sejauh ini ❤️❤️ lop yu.

Selamat membaca.
Jangan lupa Vote dan Komen 😁😁

***

Setelah berdebat cukup lama dengan si pangeran yang menyebalkan akhirnya Raeli menemukan kesepakatan dan bisa bertemu kaisar, bersama pangeran. Setelah diumumkan kedatangan mereka ke taman, di sana kaisar dan permaisuri sedang minum teh.

Apa Duke Servant bohong? Negara sedang genting dan mereka masih santai?

Setelah dipersilakan duduk, Raeli mencoba untuk sesantai kaisar. Hanya saja ada desakan yang mengharusnya untuk menyelesaikan ini secepatnya.

“Aku sudah dengar dari Duke bahwa kau sudah kembali dari liburanmu, Raeliana,” kata Kaisar dengan senyuman setelah meletakkan gelas tehnya.

Sebenarnya itu pelarian yang bahkan tidak pantas disebut liburan. Memangnya ada orang yang kabur terus pulang karena ada orang gila yang mengirimkan ancaman tentang masa depan?

Kali ini pasti Raeli yang akan ketularan gila.

“Ya, saya pulang secepat yang saya bisa,” jawab Raeli.

“Syukurlah kau baik-baik saja,” kata permaisuri.

Ya, Raeli baik-baik saja. Kecuali hati dan otaknya yang ingin meledak karena amarah.

“Apa Duke sudah bilang padamu tentang perburuan musim dingin?”

Raeli mengangguk. “Kabarnya akan dipercepat.”

“Iya,” Permaisuri yang menjawab. “Aku dan Liliane akan pergi. Ingin datang bersama, Raeliana?”

Tidak, terima kasih.

Setelah hari ini Raeli tidak punya hak untuk segala sesuatu yang berhubungan dengan keluarga kaisar. Raeli akan hidup layaknya orang biasa dengan embel-embel bangsawan di belakang namanya.

“Saya akan memikirkannya, Yang Mulia,” jawab Raeli. Jawaban paling sopan yang bisa dikatakannya.

“Ah, kalian datang bersama. Sepertinya tentang pertunangan. Duke sudah menemuiku beberapa hari lalu.” Kaisar tersenyum lebar.

Senyum itu suka cita atau ada sebuah rencana tersembunyi? Raeli tidak bisa mengerti.

“Iya, Baginda,” jawab Pangeran Ein yang santai tersenyum culas setelah menyesap tehnya yang baru saja disajikan.

“Aku dan Rowen sudah memutuskan untuk menyerahkan segalanya pada kalian.”

Jantung Raeli rasanya berdentam-dentam memukul rongga dada. Setelah ia mengatakannya, Kaisar tidak akan syok dan terkena serangan jantung, ‘kan? Belum waktunya pangeran naik takhta. Masih butuh setidaknya 4 tahun lagi. Jika perang selesai lebih cepat.

“Apa kalian sudah memutuskannya?” tanya permaisuri.

“Ya,” dengan tegas Raeli menjawab. Jangan takut Raeli. Keputusan ini akan menyelamatkan dirimu dari kematian bodoh di masa mendatang. Jadi, kuatlah.

The Crown Prince's Fiancee (TAMAT)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang