Chapter 132 (Season 2) TAMAT

10.8K 1K 124
                                    

Aku tamatin sekarang deh. Soalnya bakal 2 hari gak pegang HP kasian kalian digantung²in pas lagi klimaks cerita 🤣🤣

Lalu aku mau menanggapi beberapa komenan kalian.
1. Apa akan ada season 3?
=> Nggak akan ada season 3 kok untuk Ein. Karena Easter seri 1 : Ein cuma ada 2 season. Tapi ... Masih ada series lain seperti Tristan, Ercher dll.

2. Apakah Ercher nanti sama Mareyya?
=> Jawabannya ... ENGGAK. Logikanya begini, Mareyya baru 8 tahun dan Ercher udah 18 tahun. "Tapikan pernikah pada zaman kekaisaran dengan jarak umur segitu kan wajar". Oke, bener. Tapi Ercher punya cerita sendiri dan Mareyya sejak awal memang didesain pure tokoh figuran. Jadi ... Di series mana pun dy muncul, dy hanya figuran. Namun, figuran yang super duper sangat penting.

Udah terjawab, ya?
Baiklah. Selamat membaca, semuanya.
Sisanya menyusul yaaaaa

***

“Ha ha ha!”

Ein dan Xain menoleh pada Teja yang tiba-tiba saja tertawa keras setelah melihat apa yang terjadi pada Mareyya. Apa pria itu sebenarnya gila?

“Lucu sekali, ya. Padahal ayahnya orang yang dikutuk dewa,” kata Teja dengan senyum lebar sambil mengawasi kotak tempat Raeliana dan Mareyya berada. “Sepertinya Reid sudah menentukan bayaran atas apa yang sudah si penyihir itu lakukan.”

“Apa maksudmu?” tanya Xain.

Teja menunjuk pada cahaya yang bersinar di bawah tangan Mareyya. “Kekuatannya mirip dengan pendeta agung pertama.”

“Pendeta agung pertama?” ulang Ein.

Kalau pendeta agung pertama itu berarti orang yang sudah membangun kekaisaran ini bersama kaisar pertama. Orang yang katanya bisa melihat kemakmuran pada Easter jika mereka membangun sebuah negara. Dengan kata lain, pendeta agung pertama bisa melihat masa depan.

Teja tertawa lagi.

“Apa itu artinya dia ….”

Teja menggeleng. “Bukan. Jika maksudmu dia penerus kita, anak itu bukan putri Reid.”

“Aku tidak mengerti,” gumam Ein.

“Sebentar lagi Anda akan mengerti, Yang Mulia. Dia akan kembali.”

Benar saja. Setelah tidak lama Teja berkata begitu, Mareyya bergerak dan mengedipkan mata berkali-kali. Anak itu menoleh pada Ein dan membungkuk kecil sebelum akhirnya menembus dinding kotak Raeliana. Mareyya berjalan mendekati Ein.

Mareyya mendongak pada Xain dan mengulurkan telapak tangan kanannya yang terdapat sebuah sayatan dalam. “Apa Yang Mulia Agung bisa menghilangkan bekasnya?”

Xain menatap Mareyya untuk beberapa saat. “Bisa saja jika kau bilang dari mana asal luka ini.”

Dengan tangan terngadah Mareyya memiringkan kepalanya. “Ini hanya kekuatan sekali pakai, bisa dibilang seperti itu ‘kan? Saya tidak punya sihir, Yang Mulia. Saya hanya diberikan tanggung jawab oleh seseorang untuk menjemput Putri Mahkota.”

“Menjemput?” tanya Ein. “Siapa maksudmu?”

Mareyya menatap Ein. “Thantiana Millesca. Dia bilang saya harus melakukannya karena Putri Mahkota kebingungan.”

“Itu tentu saja tidak ada hubungannya denganmu yang bisa melihat masa depan, bukan?” pancing Teja dengan seringai kecil.

Mareyya mengedipkan mata. Anak itu tersenyum kemudian menunduk sesaat sampai akhirnya menatap Teja. “Masa depan itu kan rahasianya Reid. Memangnya anak kecil seperti saya bisa mengintip?”

The Crown Prince's Fiancee (TAMAT)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang