Met malming semua.
Aku gk mau banyak bacot. Nggk tau mau ngomong apa.
Pokoknya, Selamat membaca aja deh.Jangan lupa vote + komen.
***
Raeli menopang dagunya di meja, melihat pangeran masih asyik melatih Nero. Sebenarnya tujuan pria itu memelihara Nero untuk apa? Pertunjukan sirkus? Memangnya di sini ada pertunjukan semacam itu?
Raeli menegakkan kepalanya ketika Nero mendarat di meja untuk yang entah keberapa kali. Ia sampai lupa menghitung. Elang itu menjatuhkan bola yang di lempar pangeran pada tangan Raeli.
Elang ini juga sebenarnya kenapa? Yang melempar bola dan memberikan latihan itu pangeran, kenapa memberikan hasil tangkapannya pada Raeli?
Ternyata seekor elang saja bisa sepintar ini.
"Elang pintar," puji Raeli sambil tersenyum pada Nero. Seakan mengerti, Nero menelengkan kepalanya dengan mata tertutup. Nero sedang tersenyum, 'kan?
"Kau tidak pernah memujiku," komentar Ein.
"Kau mau dipuji pintar juga?" tanya Raeli tanpa menoleh. "Memangnya kau elang jenis apa?"
Ein tertawa. "Kau menyamaiku dengan Nero."
Dengan kening berkerut Raeli menoleh pada Ein. "Jika aku bilang benar, apa aku akan dipenjara?"
"Hmm, mungkin."
Raeli mendelik sambil mendengkus.
"Kuur." Nero bersuara pada Ein. "Kurr!"
"Iya, aku akan mengembalikanmu ke dalam sebentar lagi," jawab Ein.
Sebelah alis Raeli terangkat. Oh, apa sekarang pangeran bisa bahasa elang?
"Aku tahu apa yang kau pikirkan, Raeli."
"Aku tidak bilang apa-apa." Raeli membuang muka.
Tiba-tiba saja Raeli teringat sesuatu. Sudah berapa hari ia tidak datang ke toko roti? Ia mendadak merindukan aroma roti dan dapurnya. Apalagi hari ini Anne tidak ke sana. Siapa yang mengurus toko?
"Yang Mulia?" panggil Raeli saat Ein sibuk mengelus-elus Nero.
"Hmm?" Ein hanya merespons seadanya tanpa melihat pada Raeli.
"Mau pergi berkencan?"
Ein langsung menoleh dan tubuhnya membeku menatap Raeli dengan pandangan aneh.
A-apa? Apakah Raeli mengatakan sesuatu yang salah? Apakah istilah berkencan tidak dipakai pada dunia ini? Terdengar aneh, ya? Bukankah jika mendengar kosakata aneh dari Raeli seharusnya pangeran tidak perlu kanget, pria itu tahu rahasianya.
Lalu kenapa berekspresi seperti itu?
"A-apa?"
"Bisa kau ulangi yang tadi kau katakan?" pinta Ein.
Pipi Raeli rasanya panas. Pria ini gila, ya? Mengucapkan kata kencan saja sudah membuat Raeli mengerahkan semua harga diri dan energinya. Dan pangeran memintanya mengulang?
Tidak mau!
"Ya sudah kalau kau tidak mau." Raeli tersungut.
Ein tertawa lagi. "Memangnya kau tahu artinya berkencan?"
Raeli melotot. Kali ini pipinya terasa benar-benar panas. Bahkan mungkin sekarang wajahnya juga jadi merah saking panasnya. "Ya, kalau tidak mau ya sudah. Aku kan tidak memaksa. Memangnya kau harus menanyakan hal semacam itu!"
KAMU SEDANG MEMBACA
The Crown Prince's Fiancee (TAMAT)
Fantasy(Series 1 Easter : Season 1 dan 2 sampai Ending) // SUDAH TERBIT Tersedia juga di Aplikasi ® Fizzo ® Hinovel ® GoodNovel ® Kubaca Attention please : DIHARAP UNTUK TETAP MEMBACA SETIAP CATATAN DARI AUTHOR PADA AWAL DAN AKHIR CHAPTER. FOLLOW DULU SEB...