Chapter 74 (Season 2)

9.5K 1.5K 114
                                    

Update dini hari 😅😅
Sorry, guys. Takutnya siang sabtu malah nggak sempet. Besok full di luar rumah.

Oh iya, perihal PO pra-cetak TCPF season 1 ini masih dalam tahap layout ya. Jadi yang nanti pengen ikut cetak bareng, nabungnya boleh dari sekarang. Soalnya jadwalnya agk ngaret.

Buat yang nanyain apa ada PO 2. Aku nggak bisa memastikan apakah ada atau enggak. Tapi kalo sekarang aku bisa dengan tegas bilang "ENGGAK AKAN ADA PO LAGI UNTUK SEASON 1 SETELAH PO NANTINYA."

Kenapa? Ada satu dan lain hal yang lain kali aja aku jelasin, ya. Untuk sekarang itu dulu aj.

Selamat membaca dan jangan lupa vote + komen. Bye bye 🤗🤗

***

Raeli merasa wajahnya panas sampai ke ubun-ubun. Pangeran dengan seenaknya muncul diam-diam, mengambil kesempatan untuk menciumnya. Bahkan sampai mengelus kaki Raeli. Lalu apa pria itu bilang? Kekasih?

Raeli menarik napas dalam, mencoba menenangkan diri. Kemudian turun dari jendela dan duduk di salah satu tempat tidur tingkat. Ein mengikuti duduk di atas tempat tidur itu, menatap Raeli.

“Kenapa kau datang? Apa dengan kakak?”

“Tristan akan diistirahatkan karena lukanya,” jawab Ein.

“Dia terluka. Apa itu misi yang berbahaya?”

“Lumayan. Tetapi kuharap tidak lebih berbahaya dari pada perang melawan orang gila seperti Klein.”

Ingatan tentang Roseline merasuki Raeli. Bahkan tentang pangeran gila bernama Klein yang ngotot ingin menjadikannya permaisuri dan bilang akan mengalahkan Ein. Rupanya pria itu lebih dulu mati di medan perang saat menghadapi Ein. Carry bilang Ein berhasil memenggal Klein dan melemparkan kepala itu ke kaki Kaisar Faiore sebagai tanda peperangan telah usai.

Memang sedikit mengerikan kalau membayangkan Ein yang sekarang duduk di depan Raeli berjalan sambil menenteng kepala Klein. Raeli menggeleng sambil bergidik dalam hati.

Bahkan katanya Xain juga mengirimkan kepala Roseline dan tubuhnya kembali ke Faiore. Sungguh sepasang saudara yang malang. Tetapi hal itu sudah wajar dalam peperangan. Bahkan Duke Servant dulu juga melakukan hal itu saat masih muda. Hal semacam itu tidak bisa lepas dari seorang kesatria.

“Aku akan melindungimu.”

Raeli tersenyum kecut. “Kau harus melindungi semua orang. Sudah kewajiban.”

Ya, sudah kewajiban. Bahkan Raeli juga tidak berhak egois. Seperti halnya Charlotte, berkewajiban untuk berada di sekitar pangeran karena gadis itu memang kesatria pangeran.

“Aku benar-benar minta maaf dengan yang terjadi di istana.”

Ein menggeleng. “Bukan itu masalahnya. Aku ingin tahu kenapa kau kabur dan meninggalkan Ercher?”

Haruskah Raeli bilang kalau ia malu dan cemburu?

Raeli tersentak kecil. Apa yang barusan itu? Ia cemburu pada Ein hanya karena pria itu memanggil Charlotte dengan panggilan mesra? Itu bodoh sekali. Tentu hal wajar. Charlotte sudah lama bersama Ein ketimbang Raeli. Jadi ….

Raeli membuang muka. “Kau tidak perlu harus menyusul setiap kali aku melarikan diri.”

Ein menarik tangan Raeli agar menghadap padanya. “Bagaimana mungkin aku tidak menyusulmu? Kau merajuk dan aku diam saja?”

Apakah kalau Charlotte merajuk Ein juga akan mengejarnya?

Apa yang Raeli pikirkan? Ia berpikir seperti seorang gadis yang kekasihnya lebih mementingkan gadis lain.

The Crown Prince's Fiancee (TAMAT)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang