Chapter 105 (Season 2) CU 1

4.4K 749 10
                                    

Nero menjerit di udara dan Ein mendongak. Elang itu cepat sekali besarnya.

"Anda tidak apa-apa, Yang Mulia?" tanya Carry.

"Aku baik-baik saja," jawab Ein.

Ein tahu persis apa yang Carry tanyakan. Mengenai adiknya dan Duke Sharakiel yang datang tanpa tahu malu, meminta untaian pada putri mahkota. Sepertinya pria itu terang-terangan bilang pada Ein kalau dia masih memiliki kesempatan untuk merebut Raeliana.

"Memangnya apa yang terjadi tadi?"

Ein melirik pada Charael yang penasaran. Tentu saja pria itu tidak tahu apa-apa. Kalau Charael juga ada di sana saat Rict mendatangi Raeliana, mungkin saja pembicaraan takkan sesingkat itu.

"Tidak ada," balas Ein dengan tegas. "Berburulah dengan baik."

***

Raeli mengangkat gelas tehnya dan minum. Entah bagaimana ia bisa terjebak di meja jamuan teh ini. Sembari menunggu para kesatria yang berburu, lady-lady menghabiskan waktu mereka untuk berkumpul dan minum teh.

Raeli tidak masalah dengan hal itu. Hanya saja kenapa ia sampai berada satu meja dengan Vivian Rossent dan dua temannya yang Raeli saja tidak kenal siapa?

"Siapa yang bisa menebaknya," kata Vivian. "Dulu saja Anda setengah mati menyangkal. Tetapi tidak disangka ternyata Anda menjadi putri mahkota ya, Nona Raeliana."

"Uhuk!" Raeli terbatuk di dalam cangkir tehnya. Tetapi berusaha menjaga ekspresi dan tenang. Ia menurunkan cangkir.

"Kami saja terkejut melihat Anda datang ke pesta perayaan didampingi pangeran."

Raeli tertawa kecil. "Ya, siapa yang tahu. Tadinya aku ingin Anda yang menjadi tunangan pangeran. Tetapi dia tetap mau memilihku meski aku menolak. Tidak ada yang bisa kulakukan. Benarkan, Tuan Putri Liliane?"

Liliane tersenyum lebar. "Ya, aku dengar para faksi bangsawan ingin mengadakan pemilihan putri mahkota. Karena kakak menyukai Raeliana, jadi dia menentang acara itu."

Raeli melebarkan senyumnya pada Vivian. Sementara Vivian sendiri menatapnya dengan pandangan tajam.

Harus Raeli akui. Meski para petinggi faksi bangsawan tetap keras kepala ingin mengadakan acara pemilih putri mahkota itu, Vivian bukanlah orang yang bisa dipilih pangeran. Sesuai yang pria itu katakan. Meski acara ini diadakan sekali pun, Raeli tetap salah satu bagian dari gadis-gadis yang akan dijadikan pilihan-karena putri yang bukan dari faksi bangsawan juga akan ikut serta sebagai putri bangsawan Easter.

Untuk apa melakukan hal yang membuang waktu seperti itu kalau pilihannya sudah jelas?

"Aku juga berpikiran sama," lanjut Liliane. "Raeliana juga akan menjadi salah satu dari gadis-gadis pilihan di Easter. Dengan ada atau tidaknya acara itu, kakak tetap akan memilih Raeliana."

Vivian mengubah ekspresinya dan tersenyum.

"Tetapi tidak sedikit juga rumor tentang Anda yang dekat dengan salah satu aristokrat muda Easter," kata salah satu teman Vivian yang berbaju hijau.

Siapa ya tadi namanya? Kenapa Raeli cenderung tidak bisa mengingat nama orang tak penting seperti ini?

"Ah, saya juga dengar," sahut yang satu lagi. "Saat peperangan sedang berlangsung, Anda dekat dengan Duke Sharakiel. Bukankah dia seorang duda yang tampan?"

Ah, sialan!

Raeli memaki dalam hati. Ingin sekali rasanya berdiri dan membalikkan meja ini pada mereka semua. Lihat. Lagi-lagi Vivian Rossent sengaja membawa pasukan untuk menyerang Raeli.

The Crown Prince's Fiancee (TAMAT)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang