Chapter 64 (End Season 1)

21.7K 2.4K 268
                                    

Butuh waktu lama untuk menjatuhkan eksekusi mati pada tahanan perang Easter yang juga menjadi tahanan resmi itu. Xain sudah menjatuhkan pasal berlapis sesuai yang dikatakan oleh pangeran. Pada akhirnya persiapan eksekusi berlangsung selama 2 minggu.

Roseline akhirnya akan dieksekusi dengan nama katedral.

Awalnya, menteri-menteri dari pihak kekaisaran ada yang setuju dan ada pula yang tidak. Duke Servant masuk pada golongan yang tidak ingin berkomentar banyak. Karena Xain sendiri tahu apa yang dipikirkan oleh pria itu. Baik kaisar dan Xain yang mempertahankan keputusan, tidak ada yang salah.

Berita eksekusi pun sudah disebar ke seluruh Easter sejak seminggu yang lalu. Bertempat di alun-alun katedral yang juga menjadi salah satu pusat kekaisaran Easter.

Sejak seminggu setelah diumumkan, banyak sekali spekulasi pribadi publik yang terdengar. Sebagian sama seperti kaisar yang bilang kalau tahanan perang tidak boleh dieksekusi sebelum perang berakhir. Lalu sebagian lagi dengan eksistensi pendeta agung, lebih memilih membenarkan keputusan Xain.

Suara gaduh memenuhi alun-alun itu. Dari atas mimbar, kaisar dan permaisuri duduk berdampingan bersama pendeta agung. Mengawasi kerumunan massa.

"Tahanan eksekusi menaiki mimbar hukuman!" teriak salah seorang pendeta katedral.

Dikarenakan Xain menggunakan nama katedral untuk menjatuhi eksekusi, ia juga mengganti semua kesatria kekaisaran dengan pasukan katedral. Hukum pancung sesungguhnya bukanlah gaya katedral-walau Xain lebih menyukai cara praktis itu. Hanya saja Roseline juga bagian tahanan perang.

Xain berdiri dari kursinya dan menuruni mimbar setelah Roseline dipaksa berlutut di depan tiang gantung. Xain bahkan tidak tahu perasaan yang menggelegak di dalam dadanya itu dinamakan apa. Ia tidak marah, tidak pula membenci. Yang Xain tahu, gadis ini harus mati.

"Biadab!" sembur Roseline saat menengadah pada Xain yang berdiri di depannya.

Xain dengan dagu terangkat menatap Roseline dengan jijik. Bukan karena Raeliana. Ia punya beberapa tujuan kenapa melakukan ini. Salah satunya untuk memancing keluar orang yang berusaha menyeret katedral pada rencana mengacaukan silsilah kekuasaan Easter. Orang yang mungkin sudah mengambil keuntungan dari Raeliana.

Xain kemudian membungkuk. "Kau mungkin bisa hidup lebih lama sampai peperangan berakhir, jika saja kau mengatakan siapa yang membujukmu untuk datang ke Easter."

"Aku tidak akan mengatakannya," balas Roseline dengan geraman dari balik giginya yang tertutup rapat.

"Sayang sekali." Xain kemudian berdiri lagi. "Tempatkan dia di tiang pancung."

Roseline diseret menuju tiang gantung dan dipasung di sana sambil Xain kembali ke mimbar. Beruntung sekali Raeliana masih belum terbangun sejak malam itu. Jika gadis itu melihat adegan ini, besar kemungkinan Xain akan menerima tentangan. Mungkin juga Raeliana akan menjerit histeris.

Berdasarkan interogasi pribadi yang Xain lakukan pada Roseline kurang lebih 2 minggu ini, secara paksa gadis itu membuka mulut dan bilang kalau ada seseorang yang menemuinya, kemudian mengatakan tentang rumor Pangeran Easter yang tampan.

Hal itu memicu rasa penasaran Roseline hingga memutuskan untuk datang ke Easter. Sayangnya, sesampai di Easter gadis itu juga mendengar rumor bahwa keluarga kaisar Easter sangat dekat dengan keluarga Servant. Besar kemungkinan perjodohan akan dilakukan. Maka dari itu Roseline berusaha masuk dalam hidup Raeliana. Mencari kesempatan untuk membunuh anak gadis Servant.

Namun, ketika Roseline seharusnya mendapatkan kesempatan itu, kakaknya Klein malah menculik Raeliana.

"Roseline Shera La Faiore putri Kekaisaran Faiore, tahanan resmi Easter akan dieksekusi pancung dengan pasal berlapis. Pemalsuan identitas, percobaan penyerangan dan percobaan pembunuhan terhadap Lady Raeliana De Servant, serta mata-mata perang!" Xain berteriak lantang.

The Crown Prince's Fiancee (TAMAT)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang