Xain melirik pada kaisar dan keluarga Duke Servant yang menunggu. Setelah menarik napas dan menenangkan diri, Xain duduk di tempat tidur—di sisi Raeliana. Sesuai perintah kaisar dan keingin pangeran yang tertulis di surat yang datang bersamaan, mereka ingin Raeliana di rawat di kamar pangeran. Di istana kekaisaran hanya kamar itu yang penuh dengan mana.
Banyaknya mana di dalam kamar pangeran itu bisa memfokuskan kinerja penyembuhan lebih cepat. Saat rombongan kecil yang membawa Raeliana sampai, Xain sudah merasakan hal tidak mengenakan. Ternyata setelah melihat kondisi Raeliana barulah ia tahu apa perasaan tidak enak itu.
Xain memeriksa denyut nadi Raeliana yang normal. Bahkan suhu tubuh gadis itu juga sangat normal. Rona wajahnya tetap seperti biasa meski di surat Charlotte tempo hari bilang bahwa Raeliana sepucat dan sedingin es.
Xain membuka penutup luka Raeliana. Melihat lubang bekas luka itu membiru terang dan bukan lebam seperti luka kebanyakan.
“Gawat,” gumam Xain tanpa sadar.
“Apa yang terjadi?” tanya Duchess Servant yang tiba-tiba saja mendekat ke tempat tidur.
Xain melirik Tristan yang sengaja berdiri tidak jauh darinya—supaya mudah terlihat oleh Xain. Sepertinya memang ada alasan khusus kenapa pangeran meminta perawatan Raeliana dilakukan di kamarnya.
Anak panah yang mengenai Raeliana bukanlah yang asal ditembakkan secara acak. Si pemanah itu memang menargetnya Raeliana untuk ditembak.
“Panahnya sudah dimanterai,” jawab Xain.
Suara tercengang keluar dari permaisuri dan Putri Liliane. Bagi orang yang sudah biasa menyaksikan pangeran sekarat, mereka pasti yang paling syok dan paling mengerti apa maksud Xain.
“Di-dimanterai? Apa maksudnya?” Duchess Servant berbalik pada dua anak laki-lakinya dan Duke Servant yang hanya diam. “Apa yang terjadi pada Raeliana?”
Carry yang mungkin paham dengan situasi langsung bergerak memeluk bahu sang Duchess, menenangkannya. Kemudian tanpa mengatakan apa pun membawa wanita itu meninggalkan kamar bersama saudara lainnya yang bernama Kris.
“Apa manteranya tidak bisa dipatahkan?” tanya Kaisar.
Xain mengangguk. “Manteranya bisa dipatahkan. Hanya saja ini termasuk dalam salah satu mantera kuno. Saya harus menemukan mantera yang cocok untuk mematahkannya.”
“Jadi, Anda butuh waktu untuk membangunkan Raeliana?” Duke Servant dengan tenang bertanya.
Entahlah, mungkin tidak sepenuhnya tenang. Bagaimanapun gadis itu adalah satu-satunya anak perempuan di keluarga Servant. Meski sang Duke terlihat tenang, tubuhnya jelas sekali tegang dan berkeringat. Mungkin sama khawatirnya saat mendapat berita bahwa putrinya tertabrak kuda saat diadakan pertemuan penting. Walaupun tenang, pria itu tetap berlari pulang.
Xain mengangguk. “Mungkin mereka memberikan mantera kuno dalam jenis Lullaby.”
“Itukan mantera kutukan,” kata Putri Liliane.
“Sepertinya mereka hanya ingin membuat pageran lengah jika Nona Raeliana terluka,” sambung Tristan.
“Itu masuk akal,” sambung Kaisar. “Baiklah. Lakukan yang terbaik, Yang Mulia Agung.”
Xain mengangguk.
“Kami akan menyerahkan perawatannya padamu.” Kaisar menggiring Duke Servant dan orang-orang di kamar itu untuk keluar, menyisakan Tristan dan Xain. Kemudian Carry masuk kembali sendirian.
Untuk beberapa saat mereka bertiga hanya diam mengawasi Raeliana yang tidak sadarkan diri di tempat tidur. Jika dibilang tidak sadarkan diri, gadis itu lebih tepatnya dikatakan tidur.
KAMU SEDANG MEMBACA
The Crown Prince's Fiancee (TAMAT)
Fantasy(Series 1 Easter : Season 1 dan 2 sampai Ending) // SUDAH TERBIT Tersedia juga di Aplikasi ® Fizzo ® Hinovel ® GoodNovel ® Kubaca Attention please : DIHARAP UNTUK TETAP MEMBACA SETIAP CATATAN DARI AUTHOR PADA AWAL DAN AKHIR CHAPTER. FOLLOW DULU SEB...