Chapter 129 (Season 2)

5.3K 917 36
                                    

Di chapter atas banyak yg ngutuk gegara Teja bunuh Thantiana yang dalam mode Raeliana. Sebenernya gk gitu gengs 😅😅 coba telisik kalimatnya, cuma panah cahaya. Panahnya bisa nembus tanpa melukai fisik korban. Jadi, yang dipanah sama Teja itu cuma jiwa Thantiana yang sebenernya emang nggak ada lagi di dunia ini. Teja pun balik ke Ibukota juga emang demi nemuin Raeliana buat memvonis dia pantas hidup, dikurung di Zelmehir atau malah dibunuh.

Jadi, dari chapter² sebelumnya kalo kalian teliti, pasti kalian ingat kalo Teja bilang ke Ein "Raeliana harus mati". Itulah tugas Teja balik ke Ibukota.

Update terakhir hari ini ya.
Oh iya, belom tamat ya. Masih 3 chapter lagi 🤣🤣 tahan. Tenangkan hati kalian.

Selamat membaca yang ada saja yaaa. Btw, tamatnya di Chapter 132.

***

"Bangunlah."

Raeli membuka mata yang sebelumnya berat karena mengantuk dan ia merasa lantai tempat dirinya berbaring sangatlah dingin. Setelah itu ia melihat seseorang tersenyum tipis padanya sambil berdiri.

Raeli bangkit untuk duduk. "Apa kita sudah mati?" tanya Raeli pada orang itu.

"Entahlah."

"Jadi ... siapa aku harus memanggilmu? Thantiana atau Raeliana?"

"Namaku Thantiana. Bukankah Raeliana itu dirimu?"

Raeli mendengkus. Apa-apaan itu? Dirinya kan dipaksa masuk ke tubuh Raeliana karena perbuatan wanita itu juga yang sekarang mengaku sebagai Thantiana.

"Aku bukan Raeliana," sangkal Raeli dengan suara pelan.

"Tapi ada orang yang ingin kau tetap hidup sebagai Raeliana yang dicintainya."

Ein.

Meski pria itu menginginkan Raeli kembali, ia sudah tidak bisa melakukannya. Yang Ein kenal adalah Raeliana bukan Sheriel. Memangnya boleh mengambil kehidupan seseorang seenak itu?

"Lagi pula aku sudah memutuskan."

Thantiana tersenyum dan berjalan mendekat, mengulurkan tangan untuk menyentuh wajah Raeli. Rasanya sangat hangat. Untuk sesaat Raeli memejamkan mata karena merasa nyaman.

"Apa keputusan yang sudah kau ambil, Raeliana?"

Raeli menunduk sesaat. Apa tidak masalah dirinya bilang?

"Aku akan mengabulkannya berdasarkan kesepakatan kita. Tenang saja, Reid ada bersama kita. Kau ingin hidup bersama pangeran atau-"

"Aku!" potong Raeli dengan teriakan sesaat. Namun, kemudian ia sadar bahwa dirinya nyaris saja egois. "Mungkin aku akan memilih tetap mati sebagai Sheriel."

Thantiana menarik tangannya dan tersenyum kecut. "Kau tidak mau kembali ke sana? Kau ingin tertidur selamanya seperti kami? Padahal ada kehidupan yang bisa kau jalani dengan bahagia."

"Sebagai orang lain?"

Thantiana menggeleng. "Tubuh dan wajah tidak bisa menutupi jiwa seseorang. Kau adalah dirimu sendiri meski wajahmu adalah orang lain. Kau bisa hidup seperti dirimu sendiri."

"Aku menolak."

"Kau tidak mencintai pangeran?"

"A-aku ...."

Raeli terdiam. Ia tidak tahu harus menjawab apa. Seumur hidupnya sebagai Sheriel, ia tidak pernah tertarik pada pria. Apalagi setelah kedatangan Yuko. Hal yang menarik perhatian Sheriel hanyalah pertumbuhan dan perkembangan Yuko. Cinta bukan prioritas dalam hidupnya.

The Crown Prince's Fiancee (TAMAT)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang