Raeli turun dari kereta kuda, disambut oleh Ercher dan Anne menyusul di belakangnya. Selama perjalanan pulang, Anne terus mengomelinya dengan kalimat tentang tunangan pangeran dan belajar menjaga diri dari pria lain.
Gadis yang bertunangan tidak boleh terlalu dekat dengan pria lain.
Raeli hanya mengangguk setiap kali Anne mendesaknya. Mereka masuk ke istana, tidak sengaja melihat Xain dan asistennya bergegas ke arah ruang pribadi pangeran.
Ada apa? Raeli pikir Xain hanya bisa berkeliaran dengan wujud anak kecilnya saja.
“Tuan Putri sebaiknya kembali ke ruangan,” kata Ercher.
Raeli melirik pria itu. Tatapannya terlihat waspada bercampur cemas. Pasti terjadi sesuatu. Reaksi Ercher mengatakan demikian.
“Ercher?”
Raeli melihat ke lorong di mana Xain menghilang. Seorang gadis berambut panjang dengan pakaian kesatria yang sama seperti yang dipakai oleh Tristan dan juga Carry dan Ercher. Panji kekaisaran tertempel di bahu kiri gadis itu.
“Terjadi sesuatu?” hanya itu yang pertama kali ditanyai oleh Ercher. Sungguh pria yang tidak suka bicara.
Wajah gadis yang baru datang itu berubah muram. “Situasinya buruk. Yang Mulai terluka.”
Yang dimaksud oleh gadis itu adalah pangeran, ‘kan? Jantung Raeli rasanya jadi panas dan berdegup tidak karuan dengan rasa cemas dan takut. Tanpa mengatakan sesuatu ia langsung mengangkat gaunnya untuk bisa berlari menuju lorong yang sama dari kedatangan gadis tadi.
“Nona!” panggil Anne saat berusaha menyusulnya.
Raeli tidak melihat ke belakang, yang jelas ia mendengar ada beberapa yang mengejarnya. Mungkin Ercher. Setibanya di ujung lorong Raeli melihat banyak kesatria yang berbaris menjaga ruangan itu.
Apa yang terjadi pada pengeran?
Meski berhari-hari Raeli meyakinkan dirinya kalau pangeran akan pulang hidup atau mati, tetap saja ia takut pada kondisi yang terakhir.
Jujur, setelah semuanya—sikap memusuhi Raeli—tetap saja ia takut jika terjadi sesuatu dengan pangeran.
Raeli pikir setelah ini ia akan dibunuh oleh siapa pun yang sedang berdiri di dalam sana. Lebih penting sekarang adalah melihat bagaimana kondisi pangeran.
Raeli mendorong pintu ruangan itu kuat-kuat tanpa memedulikan prajurit yang berusaha menghentikannya. Orang-orang di ruangan itu menatap padanya. Bahkan kaisar juga berdiri di sisi tempat tidur, melihat padanya.
“Raeliana?” Liliane tersenyum kecut pada Raeli sambil mengulurkan tangannya. “Kemarilah.”
Raeli mencengkeram sisi rok gaunnya, tidak mengatakan apa pun selagi menghampiri Liliane. Pandangannya tidak lepas dari tempat tidur, pada Xain yang sama sekali tidak terganggu dengan kehadiran Raeliana.
Raeli tidak tahu apa yang sedang dilakukan Xain, yang jelas ia yakin pria itu sedang berusaha melakukan apa pun yang dia bisa untuk pangeran.
“Dia tidak apa-apa,” kata permaisuri begitu Raeli berhasil mencapai Liliane.
Liliane memegang tangannya dan tersenyum. “Ini biasa terjadi. Tidak akan lama.”
Raeli mengangguk. Suaranya tidak bisa keluar. Mendadak saja hatinya sakit.
Hal seperti ini biasa terjadi pada pangeran. Itu membuat hati Raeli jadi panas, membayangkan pangeran selalu terluka seperti ini. Tanpa sadar mata kiri Raeli mengalirkan air mata.
KAMU SEDANG MEMBACA
The Crown Prince's Fiancee (TAMAT)
Fantasy(Series 1 Easter : Season 1 dan 2 sampai Ending) // SUDAH TERBIT Tersedia juga di Aplikasi ® Fizzo ® Hinovel ® GoodNovel ® Kubaca Attention please : DIHARAP UNTUK TETAP MEMBACA SETIAP CATATAN DARI AUTHOR PADA AWAL DAN AKHIR CHAPTER. FOLLOW DULU SEB...