“Aku ingin bertemu dengan putri itu.”
“Ha!” Xain yang baru saja ingin merebahkan tubuhnya di sofa itu mendadak kembali duduk dengan ekspresi tercengang dan nyaris menganga.Apa yang baru saja di dengarnya?
Belum genap 2 jam Teja kembali ke katedral dan menemui Xain, pria itu sudah mengatakan hal macam-macam. Tentang sesuatu yang mungkin tidak Xain dengar di Zelmehir tempo waktu itu, bahkan kemungkinan terburuk. Sekarang Teja bicara ingin bertemu dengan putri yang jiwanya tertukar itu?
Apa telinga Xain kemasukan serangga?
“Aku ingin memastikannya sendiri.” Teja berdiri dan bergerak memasang kembali tudung kepalanya.
Xain berdiri dengan panik.
Tidak ada orang di kekaisaran ini yang mengingat Teja atau mengenali Teja. Bagaimana jika pangeran bertemu Teja dan menyerangnya karena dianggap mengancam Raeliana?
“Tunggu, tunggu!” cegah Xain sambil merentangkan tangan.
“Ada apa? Bukankah cara paling efektif untuk mengetahui semua itu dengan melihatnya?” Teja menarik kalung dari dalam jubah, memperlihatkannya pada Xain.
Xain mengembuskan napas. Meski bukan pendeta agung, Teja tetaplah bagian dari katedral dan tidak ada posisi lebih tinggi darinya selain Xain. Bahkan Xain juga tidak bisa mencegahnya.
“Baiklah,” kata Xain kemudian. “Kita akan menemui putri mahkota.”
“Tidak,” balas Teja. “Aku yang akan menemuinya.”
“Apa kau gila!” sembur Xain. “Kau mau ke istana Easter sendirian? Kau bisa dikira penyusup.”
Teja menatap tajam. “Apa itu ada hubungannya dengan orang berjubah hijau yang kudengar sepanjang koridor katedral?”
Ya, Xain menjawab dalam hati. Sekarang ini adalah situasi genting. Siapa saja yang mencurigakan akan ditangkap dan diinterogasi, jika mereka tidak bersalah maka akan dilepaskan. Siapa saja bisa dicurigai, apalagi Teja yang wajahnya sangat asing.
“Sampai kapan kau akan berlaga bodoh seperti ini? Bukankah kau sudah tahu siapa dia?”
Xain tidak bisa menyangkal. Ia sudah tahu siapa orang berjubah hijau itu dan mungkin saja dalang di balik kekacauan ini. Namun, meski begitu Xain belum mengatakannya pada siapa pun. Pangeran Ein sedang mengumpulkan bukti. Sesuai hukum dan pemerintahan yang berlaku, mereka harus memiliki bukti jika ingin menuduh dan melakukan penangkapan.
Tetapi yang lebih Xain tunggu adalah orang itu. Ia ingin orang itu bergerak sendiri karena merasa terdesak.
“Tenang saja, aku tidak akan menyakiti wanita itu.” Teja melangkah ke pintu. “Aku hanya ingin tahu apakah dia berbahaya atau tidak. Jika memang dia terbukti berbahaya, kita harus membunuhnya.”
***
Raeli membolak-balikkan peti yang berisi miniatur busur dan anak panah yang ia ambil dari penyimpanan rahasia Raeliana. Kenapa Raeliana itu menyimpan benda tidak berguna ini? Jarum dan busur panah mainan.
Raeli membuka peti itu dan mengambil sebilah jarum dari sana, mengangkatnya tinggi-tinggi. Jika diamati lebih lama, jarum itu berbentuk seperti anak panah halus. Mencurigakan sekali. Bahkan Raeliana yang dikatakan bisa memanah jauh lebih mencurigakan.
Seharusnya putri bangsawan tidak dibenarkan memegang senjata. Kenapa Raeliana belajar hal seperti ini? Dia kan mendapat pengawalan yang bagus dari keluarganya. Raeliana tidak butuh senjata karena banyak yang akan melindunginya. Kenapa justru belajar menggunakan senjata?“Anda harus mengucapkan mantra agar benda itu kembali ke bentuk semula.”
Raeli terkejut dan menjatuhkan peti ke tanah. Padahal ia sudah memastikan di taman ini sepi. Bahkan ia juga sudah bisa menggelabui Ercher. Ia langsung berdiri melihat orang berjubah putih itu. Jubahnya mirip dengan milik Xain.
KAMU SEDANG MEMBACA
The Crown Prince's Fiancee (TAMAT)
Fantasy(Series 1 Easter : Season 1 dan 2 sampai Ending) // SUDAH TERBIT Tersedia juga di Aplikasi ® Fizzo ® Hinovel ® GoodNovel ® Kubaca Attention please : DIHARAP UNTUK TETAP MEMBACA SETIAP CATATAN DARI AUTHOR PADA AWAL DAN AKHIR CHAPTER. FOLLOW DULU SEB...