Chapter 41

15.1K 2.5K 165
                                    

Aem bek.
Aku update lagi 😭😭
Kalo kek gini update tiap hari, nggak sampe tengah bulan depan, season 1 ending 🤧🤧
Tapi yaudahlah, ya. Sukak-sukak aku aja mau update kapan dan berapa kali. Yg penting aku nggak galau. Padahal chapter sebelumnya2 pun masih belom rame 😅😅

Yaudahlah.
Thanks to kalian yang udah follow aku. Ya Allah, setelah sekian tahun aku vakum dari dunia oranye, akhirnya followers bisa nambah 😭😭 aku terharu.

Tapi ada masalah. Kenapa ya, rating nggak bisa dilihat? Gk ada samsek. Biasanya bisa. Atau ada dari kalian yg bisa lihat reting dari lapak ini? Plis, lihatin dong, Reli-Ein dah sampe reting berapa.
Kalo dah ada yg bisa, kirimin Screen Shot ke IG @viellaris_morgen atau ke FB aku yang namanya Viellaris Morgen juga.

Hadiahnya, ntar aku update 1 kali lgi deh kalo udah bisa lihat retingnya 😣😣 plis helep mi.

Selamat membaca yaaa...
Jangan lupa tolongin aku, vote dan komen.

***

Sepanjang perjalanan menemui kaisar, Ein bertanya-tanya. Apa kaisar tahu tentang alasan mengapa Ercher bilang Raeliana pergi? Atau gadis itu kabur?

Jika memang kabur, maka ini salah Ercher. Ein harus menghukum pria itu karena tidak kompeten dalam menjalankan tugas. Dengan kata lain Ercher tidak menghalangi kepergian Raeliana.

Baru saja Ein meminta Tristan mengetuk pintu, ternyata ajudan kaisar sudah membuka lebih dulu karena ingin keluar.

“Selamat malam, Tuan Saron?” sapa Ein.

Ajudan kaisar kemudian membungkuk rendah. “Yang Mulia sedang menunggu di dalam.”

Ein mengangguk dan melihat ke dalam ruangan. Kaisar duduk santai dengan teh di meja. Sepertinya dalam pembicaraan ini Ein tidak butuh Tristan.

“Pergilah, Tristan.”

“Baik, Yang Mulia.” Tristan kemudian menutup pintu. Meninggalkan Ein berdua dengan kaisar.

Ein sudah mengira kalau pembicaraan ini bukanlah antar kaisar dan putra mahkota. Tetapi ayah dan anak.

“Apa aku mengganggu pekerjaanmu?” Kaisar dengan senyum lebar menatap kedatangan Ein.

“Tidak, Ayahanda.”

“Baguslah. Kupikir kau sedang mengerjakan sesuatu yang sangat penting. Maaf selalu merepotkanmu, Ein.”

Yah, Ein tidak bisa menyangkal permintaan maaf itu. Ada banyak sekali pekerjaan yang dilimpahkan padanya. Saking banyaknya pekerjaan itu membuat Ein merasa tidak nyaman jika meninggalkannya untuk istirahat.

“Ada yang ingin kutanyakan.”

Ein bersandar di sofa, menatap kaisar dengan isi kepala bertanya-tanya. Kaisar tidak pernah memanggil Ein seperti ini hanya untuk bertanya. Lebih sering ajudan kaisar yang datang untuk melakukan hal itu.

“Maaf jika aku dan ibumu tidak memikirkan ini sebelumnya. Kami menentukan saja tanpa peduli perasaanmu.”

Ein menahan diri untuk tidak mengerutkan kening. “Apa maksud Ayahanda?”

“Menurutmu seperti apa Nona Servant?” tanya Kaisar dengan pandangan serius ke wajah Ein.

Apakah ini serangan? Kaisar tidak pernah menanyakan hal serumit itu sebelumnya. Kenapa jadi menanyakan pendapat Ein terhadap Raeliana?

“Saya tidak mengerti.”

“Aku hanya menilai Nona Servant cocok untukmu. Tetapi aku tidak tahu pendapatmu tentangnya.” Kaisar duduk tegak dan berdehem sekali. “Jika kau tidak menyukainya, kau boleh memilih calon sesuai kehendakmu sendiri.”

The Crown Prince's Fiancee (TAMAT)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang