Chapter 34 (Crazy update)

15.4K 2.2K 39
                                    

“Kita lengah lagi,” kata Tristan saat mereka semua sudah kembali ke ruang kerja Ein.

Sesampainya di sel tahanan di mana kelima perampok yang Ein tangkap berada, keadaan orang-orang itu sama mengenaskannya dengan paman Roseline. Mereka mati dengan leher tersayat dan semuanya belum sempat diintrogasi.

Pria berjubah itu sengaja datang untuk membunuh mereka sebelum membocorkan informasi.

Ein duduk di kursinya. Menahan diri untuk tidak menghancurkan sesuatu. Tetapi sedikit ada kemajuan. Dengan adanya Ercher mereka bisa tahu yang mengincar sel istana adalah seorang pria. Namun, tetap saja tidak ada lagi hal berarti lainnya.

Sepertinya Ein akan mencari waktu untuk mendiskusikan ini dengan kaisar.

“Ercher?” panggil Ein.

“Ya, Yang Mulia?” Ercher membungkuk pada Ein.

“Apa yang kau lakukan sehingga bisa sampai di sana?” tanya Ein.

Tentu saja ia tahu jawabannya. Ercher berada di sana karena insting tajamnya bisa tahu kalau ada seseorang yang sangat berbahaya di dekatnya.

“Kau meninggalkan Raeliana.” Ein menatap tajam pada Ercher.

“Maafkan saya, Yang Mulia.”

“Kembalilah ke sa—”

Tiba-tiba saja Ercher sudah menghilang bersama sinar keunguan—warna sihir milik pria itu. Apakah dia lupa kalau menggunakan sihir seperti itu di depan pangeran sangatlah tidak sopan?

“Ppftt!” Xain menutup mulutnya, menahan tawa yang akan meledak.

Ein menutup matanya dengan geram. Apa orang-orang ini tidak bisa membaca situasi? Mereka sedang genting. Ada tahanan yang mati sebelum Tristan introgasi.

“Selanjutnya apa, Tristan?” tanya Ein. Ia sepenuhnya mengabaikan kebaradaan Xain di ruangan itu.

“Menunggu kabar dari Charael.”

Benar. Menunggu kabar dari kesatriannya yang satu itu.

Entah kenapa tiba-tiba saja jadi aneh. Peperangan dihentikan secara sepihak tanpa adanya isyarat menyerah atau perdamaian. Mendadak menjadi medan tempur yang hening.

“Aku akan bicara dengan kaisar mengenai hal ini.”

“Hahahaha!”

Ein dan Tristan menoleh pada Xain yang tertawa di sofa. Pria itu menertawakan Ein. Sialan.

“Kau benar-benar diabaikan oleh anak itu, Yang Mulia!” kata Xain dengan gembiranya.

Ternyata hanya itu? Tentang Ercher yang langsung pergi tanpa mendengar ucapan Ein?

“Apa kita perlu mengganti pasukan dan mengirimkan pendeta kurang ajar ini ke Cain?” tanya Ein dengan jengkelnya pada Tristan.

“Mungkin itu pilihan yang bagus.”

Xain sejenak menghentikan tawanya, merasa mendengar sesuatu. “Ha?”

Namun, hanya sebentar. Detik berikutnya Xain tertawa lebih keras lagi.

Ein yang jengkel langsung meraih dokumen yang sebelumnya dibawa oleh Xain. “Pergi sekarang atau kurobek benda ini?”

Xain langsung tersadar dan berbegas berdiri, merebut kertas-kertas dari tangan Ein. “Baiklah, selamat malam, Yang Mulia. Jangan tidur terlalu larut. Kau bisa kehilangan ketampanan.”

Sesaat kemudian Xain sudah menghilang bersama cahaya putih sihirnya.

“D-dia melakukan teleportasi,” kata Tristan.

The Crown Prince's Fiancee (TAMAT)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang