Chapter 91 (Season 2)

6.4K 972 33
                                    

Hallo, aku update pagi.
Ya supaya sedikit bisa memulai hari dengan ketemu cogan fiktif 🤣🤣 Tapi nanti sore update lgi. Biar double.

Lalu sedikit pemberitahuan untuk kakak-kakak yang ketinggalan PO 1 buku TCPF season 1 kemarin. Jangan syedih. Nanti bakal ada PO ke-2. Bukunya tetap ber-TTD. Cuma nggak ada bonus (gift) lainnya karena buka PO ekslusif 😁😁

Bagi yang mau ikutan PO ke-2 boleh DM dari sekarang, biar dilist dan dikabarkan secara pribadi saat menjelang PO biar nggak ketinggalan lagi.

Sekian dan selamat membaca.
Jangan lupa seperti biasa vote dan komen.

***

Xain bersandar di kursinya sambil menengadah. Semasa hidupnya, ia tidak pernah dibuat sebingung ini. Bahkan saat menghadapi Zelmehir. Tetapi setelah pertemuan terakhirnya dengan pangeran dan Raeliana, ia mengurung diri di perpustakaan terlarang—tempat pertemuan dengan Raeliana dan pangeran tempo hari.

Sayangnya, meski Xain mengacak-acak semua buku yang ada di ruangan itu, sangat dikit sekali informasi yang didapat mengenai fenomena yang dialami Raeliana.
Jiwa yang tertukar dan pertukaran jiwa.

Mendadak saja Xain ingat sesuatu. Ia menegakkan tubuh. Hal ini pasti berkaitan. Tristan dan Charael bilang kalau pria yang pernah Xain hukum 35 tahun lalu di Zelmehir bisa melakukan pertukaran jiwa terhadap orang lain. Sedangkan Raeliana tertukar jiwanya dengan orang asing.

Hal itu ada kaitannya.

Pria 35 tahun lalu itu adalah orang yang terlahir sebagai pemilik sihir kuno. Hanya sihir kuno yang bisa melakukan sesuatu melebihi batas normal pemahaman manusia.

Sepertinya Xain harus memeriksa sendiri. Ia harus pergi ke Zelmehir, kemudian ke tempat itu. Tempat di mana semua catatan tentang sihir kuno berada.

“Han?” panggil Xain pelan. “Kau bisa mendengarku?”

“Saya terhubung dengan Anda, Yang Mulia Agung.”

Suara itu masuk ke kepala Xain. Ajudan pribadinya dan juga kesatria nomor 1 katedral.

“Aku akan ke Roam dan mengunjungi Zelmehir. Kau akan pergi bersamaku, 'kan?”

“Ke mana pun Anda pergi, saya akan menemani, Yang Mulia Agung.”

“Bagus,” kata Xain. “Kita akan ke Roam besok.”

***

“Apakah tidak perlu memberitahu pangeran?” tanya Han begitu menemui Xain di ruang perpustakaan terlarang.

Mereka harus membicarakan sesuatu sebelum berangkat untuk mengunjungi Roam dan Zelmehir. Terutama Zelmehir.

Mereka tidak bisa datang dan pergi begitu saja.

“Aku akan menemui pangeran secara pribadi. Beritahukan itu pada pengawalnya yang berambut pirang.”

“Tristan.”

Xain mengangguk. “Kau harus menyampaikannya pada Tristan. Jangan kepada bocah berambut biru itu.”

Xain ingat sekali dulu Han pernah menyampaikan pesannya untuk pangeran pada Ercher. Setelah bertemu pangeran kemudian, pria itu marah karena saat mencari Xain, ia tidak berada di tempat.

Ercher tidak kunjung menyampaikan pesan kalau Xain sedang melakukan peninjauan katedral. Anak itu malas sekali bicara.

“Baik, Yang Mulai Agung. Saya mengerti.”

“Lalu ada satu lagi, Han. Sampaikan langsung pada pangeran kalau aku ingin bicara berdua saja dengannya. Tanpa kesatria-kesatria itu.”

Han mengangguk paham.

The Crown Prince's Fiancee (TAMAT)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang